Kemandirian belajar merupakan pondasi dasar bagi siswa untuk mencapai cita-cita. Kemandirian belajar sangat penting dan perlu dikembangkan di sekolah dasar. Tujuan penelitian dalam artikel ini adalah untuk mendeskripsikan kemandirian siswa pada pembelajaran daring dalam memahami konsep dan mengerjakan soal matematika menggunakan flipped classroom. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah 33 siswa kelas VI semester 1 tahun pelajaran 2020/2021 yang terdiri dari 21 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan. Teknik pengumpulan data melalui wawancara untuk menggali kemandirian belajar siswa sesuai dengan indikator kemandirian belajar. Keabsahan data dengan triangulasi sumber yaitu siswa dan orang tua untuk crosschek jawaban siswa. Triangulasi yang dilakukan pada metode yaitu mencocokkan data yang diperoleh dari wawancara dan observasi. Analisis data menggunakan teknik interaktif mulai dari reduksi data, display data, dan menyimpulkan data. Analisis data menggunakan teknik induktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemandirian siswa pada pembelajaran daring dalam memahami konsep matematika dan mengerjakan soal Matematika melalui model pembelajaran flipped classroom adalah baik
Pembentukan karakter anak diawali sejak dini ataupun sejak dalam kandungan. Adanya beberapa faktor yang bisa menciptakan karakter anak, misalnya yaitu orang tua yang seringkali menghabiskan waktunya dengan anak. Penelitian bertujuan memahami peranan orang tua tua sebagai pembimbing, motivator, dan fasilitator dalam mengembangkan karakter kemandirian. Metode yang dipergunakan penulis merupakan kualitatif memakai pendekatan field research. Teknik yang dipergunakan pada penelitian merupakan wawancara, dokumentasi, observasi. Teknis analisis data yang digunakan ialah triangulasi model interaktif meliputi reduksi, menyajikan data, menarik kesimpulan. Penelitian dilaksanakan di TK Aba Thoyibah Surakarta. Hasil penelitian membuktikan dalam mengembangkan kemandirian peranan orang tua selaku pembimbing yaitu menjalin komunikasi yang positif dengan anak salah satunya dengan cara memberikan nasehat. Peran orang tua sebagai motivator yaitu dengan memberikan penghargaan, atas hasil pencapaian anak. Peranan orang tua menjadi fasilitator yakni orang tua memfasilitasi anak dalam melatih kemandirian dan menyediakan sarana alat belajar yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran.
Reward includes the process carried out by giving reinforcement (reinforcement) in the form of rewards, so that with the award it is expected that it will naturally arise positive behavior and continue to do it better in the future. So that with the award of children will be considered to play a role or useful and feel valued for their efforts that can raise their status. In other words, reward can be said as one of the steps taken by children to give an award to children who have done their job properly. By giving rewards children are expected to maintain and even improve the quality of their achievement in the future. Punishment also has an equally important role in shaping or improving children's attitudes. Punishment is performed by children to provide improvements to unsatisfactory behavior or achievement. With the punishment it is expected that the child is aware of the mistakes he made so that he can consider something that will be done next. Punishment is done to avoid unpleasant conditions by correcting or minimizing unfavorable behavior. Therefore, with the behavior accompanied by punishment, the behavior (negative) will be reduced and will not even repeat. Punishment is done to avoid unpleasant conditions by correcting or minimizing unfavorable behavior. Therefore, with the behavior accompanied by punishment, the behavior (negative) will be reduced and will not even repeat. Punishment is done to avoid unpleasant conditions by correcting or minimizing unfavorable behavior. Therefore, with the behavior accompanied by punishment, the behavior (negative) will be reduced and will not even repeat. In overcoming this discipline required the existence of school rules, consistency and implementing school discipline and partnerships with parents. Sanctions must not be given emotionally and according to taste, but must refer to existing standards and rules and aim at educating. With these things discipline in the school can be upheld and restored. Children who have problems with bad behavior can be helped and restored. It is hoped that such steps and attitudes will have a major impact on conducive conditions so as to create good learning outcomes and more positive changes in children's behavior.
The background of this study is that there are still many students who carry out disruptive activities during the learning process. Disruptive behaviour in the classroom can adversely affect the learning process and affect the performance of students, teachers, and the class as a whole. This study is aim to analyse teacher's strategies and student preferences regarding disruptive behaviour in elementary school students. This method uses a qualitative approach with a case study design. The subjects included students and teachers of grade 4 at elementary school. The data collection techniques are using observation and interviews. The data analysis techniques include data reduction, data display, and data verification. The results of this study show that the teacher's strategy in overcoming disruptive behaviour uses three approaches, namely behavioristic, cognitive, and humanistic. Student preference in dealing with disruptive behaviour lies in the problem of learning styles that must be adapted to the way teachers teach their students. This has implications going forward so that in the learning process, teachers can use a variety of learning approaches in order to minimize disruptive behaviour by students in the classroom. If disruptive behaviour is ignored, it will be difficult to overcome it later.
Peran keluarga dalam proses pembentuk karakter anak terkesan merupakan perkara sederhana, akan tetapi jika ditelusuri lebih dalam karakter memiliki pengaruh yang besar dalam pembentuk karakter anak dimasa depan. Pendidikan karakter pada era disrupsi teknologi cenderung melupakan karakter yang baik. Penelitian bertujuan untuk mengetahui bagaimana pola asuh orang tua dalam upaya pembentukan karakter anak ketika berada di rumah. Pendekatan kualitatif fiterapkan dalam penelitian dengan tahapan analisis terdiri dari open coding, selective coding, dan theoretical coding. Subjek penelitian merupakan orang tua dari siswa yang sekolah di Sekolah Dasar Negeri Soco 2 Kecamatan Jogorogo, kabupaten Ngawi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola asuh orang tua yang dominan termasuk dalam tiga kategori diantaranya otoriter, Permisif, dan Autoritative. Idealnya dalam mengasuh anak menggunakan pola asuh yang bervariatif, agar pembentukan karakter anak dapat maksimal terbentuk dengan baik
The experimental method is one of the learning methods that can help encourage individual abilities by observing objects around them and creating a high sense of curiosity in individuals. With individual experimental methods will add knowledge, gain experience and be able to develop creative abilities. This article aims to review literature reviews, and articles from research related to experimental methods and early childhood creative abilities. Sample: The sample used in this study is a research journal with the topic of experimental methods or creativity according to the criteria of the selected journal, namely: 1) experimental methods, 2) children's creativity, 3) early childhood respondents. Method: The method used in this research is the search for scientific articles from several databases totaling 20 journals consisting of 15 national journals in the last 5 years and 5 international journals over the last 7 years and using certain keywords. The results of the discussion: literature review shows that the experimental method can provide a process for something happening and a solution, which can produce abilities in children, such as children's creativity abilities that can be stimulated by activities using experimental methods. Experimental methods can be provided through the introduction of science, science skills, or science learning. Science activities for early childhood include identifying colors, mixing colors, recognizing plants, recognizing animals, causes of natural events, and so on. This activity is related to the experimental method which also affects the creativity of early childhood. Conclusion: the experimental method is one of the experimental methods that is able to make children find and solve their own problems, this is able to foster creativity in early childhood.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan alpha zones' games berbasis kecerdasan majemuk dalam membentuk perilaku empati. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan desain penelitian studi kasus yang difokuskan pada perilaku empati siswa.Subjek penelitian meliputi kepala sekolah, guru kelas, siswa kelas IV-A dan IV-B di MIM PK Kartasura. Pengumpulan data utama dilakukan melalui observasi dan ditunjang melalui wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Manajemen alpha zones' games berbasis kecerdasan majemuk dalam membentuk perilaku empati siswa sangat efektif; (2) Faktor-faktor pendukung, seperti motivasi, wawasan, dan kreativitas guru, pemilihan alpha zones' games, motivasi siswa, serta sarana dan prasarana; dan (3) Usaha pelestarian permainan, seperti melaksanakan zona alfa di setiap pagi, memilih permainan tradisional, merefleksi permainan, dan memotivasi siswa. Dengan demikian, riset ini memberikan implikasi keilmuan dan praktis terkait implementasi alpha zones' games di tingkat pendidikan dasar.
Perkembangan fisik motorik menjadi faktor penting dalam perkembangan individu secara keselurahan, untuk itu guru mampu meningkatkan kemampuan motorik kasar anak dengan melakukan berbagai aktivitas yang bisa menstimulus dan mengembangkan kemampuan motorik kasar. Studi ini bertujuan guna mengungkap bagaimana peran permainan tradisional untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar anak. Penelitian dilakukan dengan metode studi kasus secara kualitatif. Teknik pengumpulan datanya meliputi wawancara, observasi, dan dokumentasi. Proses analisis data meliputi beberapa tahapan yakni reduksi dan penyajian data, serta pengambilan kesimpulan. Hasil studi ini menyimpulkan ketarampilan motorik kasar anak usia dini bisa dikembangkan melalui permainan tradisional Engklek dengan terpenuhinya beberapa indikator yaitu anak mampu menjaga keseimbangan tubuh, dapat menjaga kekuatan tubuh saat bermain, dan dapat bermain dengan lincah.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.