Manajemen Alpha Zones' Games Berbasis Kecerdasan Majemuk dalam Membentuk Empati Siswa Sekolah Dasar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan alpha zones' games berbasis kecerdasan majemuk dalam membentuk perilaku empati. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan desain penelitian studi kasus yang difokuskan pada perilaku empati siswa.Subjek penelitian meliputi kepala sekolah, guru kelas, siswa kelas IV-A dan IV-B di MIM PK Kartasura. Pengumpulan data utama dilakukan melalui observasi dan ditunjang melalui wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Manajemen alpha zones' games berbasis kecerdasan majemuk dalam membentuk perilaku empati siswa sangat efektif; (2) Faktor-faktor pendukung, seperti motivasi, wawasan, dan kreativitas guru, pemilihan alpha zones' games, motivasi siswa, serta sarana dan prasarana; dan (3) Usaha pelestarian permainan, seperti melaksanakan zona alfa di setiap pagi, memilih permainan tradisional, merefleksi permainan, dan memotivasi siswa. Dengan demikian, riset ini memberikan implikasi keilmuan dan praktis terkait implementasi alpha zones' games di tingkat pendidikan dasar.

Model Resolusi Konflik Berbantuan Wayang Sukuraga Untuk Meningkatkan Empati Siswa Pada Pembelajaran Ips

“…Empati memiliki beberapa indikator yang digunakan sebagai acuan pembentukan empati dengan memperhatikan beberapa aspek yang dikemukakan oleh Candriash et al (dalam Mubarokah et al, 2020) seperti (a) aspek pengambilan perspektif, meliputi kemampuan dalam mengedepankan sikap perspektif dibanding egosentris, kemampuan mencapai kesadaran orang lain, kemampuan melibatkan diri pada proses pemecahan masalah orang lain. (b) fantasi, meliputi kemampuan mengimajinasikan diri pada suatu hal yang dipikirkan dan dirasakan orang lain, kemampuan memberikan reaksi terhadap tindakan orang lain, kemampuan menunjukkan perilaku menolong.…”

“…Anggraini & Cucuani (dalam Mubarokah et al, 2020) Empati merupakan proses psikologis yang memungkinkan individu memahami maksud orang lain, memprediksi perilaku mereka dan mengalami emosi yang dipicu oleh mereka, serta merasakan seolah-olah menjadi diri orang lain sehingga memahami situasi dan kondisi emosional dari sudut pandangnya. Melati et al, 2021) menyatakan bahwa empatilah yang mendasari diri seseorang untuk mempertimbangkan semua tindakannya sebelum beraksi dan dampak setelahnya.…”