Anemia is a condition where the hemoglobin (Hb) level is lower than 12 g/dL. Teenagers are the most susceptible group experiencing a decrease in hemoglobin, especially teenage girls because they get menstruate so that they lose a lot of iron every month. It causes them become easily tired, drowsiness, dizziness, rapid concentration loss, then clearly inhibits the learning process and achievement. Natural ingredients as an alternative to increase Hb which is easily obtained and cultivated are Moringa oleifera L. leaves since they contain protein, vitamin C, and iron. This study aims to evaluate an increase of hemoglobin levels and the knowledge of anemia after giving education and capsules of moringa leaves powder. This is true experimental study with pre and posttest design. The respondents were female students with anemia which were divided to the intervention groups (getting education and kelor) and control groups (getting education and placebo). It was carried out for 30 days. The results showed that education and Moringa leaf powder capsules significantly increased hemoglobin levels by 1.76 ±0.80 g/dL, while the increase in the education group was 0.72 ± 0.97 g/dL. It can be concluded that the education and Moringa leaf powder capsules can significantly increase the knowledge of anemia and Hb levels.
Latar Belakang: Diabetes Mellitus (DM) didefinisikan sebagai suatu kumpulan gejala metabolik yang timbul pada seseorang yang disebabkan adanya peningkatan kadar glukosa darah di atas nilai normal. Penderita DM tetap harus mengonsumsi pangan yang cukup agar kebutuhan zat gizi nya terpenuhi. Dalam rangka memenuhi kecukupan akan zat gizi didalam tubuh maka konsumsi pangan dibagi atas makanan utama dan selingan, namun penderita DM biasanya sulit untuk mendapatkan makanan selingan yang bergizi namun tetap dapat mengontrol kadar glukosa darahnya. Ubi ungu adalah jenis ubi jalar yang saat ini sudah banyak dibudidayakan di Indonesia. Ubi ungu memiliki warna keunguan yang disebabkan oleh adanya pigmen antosianin yang dikandung didalamnya. Antosianin memiliki aktivitas antioksidan yang mampu menghambat kerja radikal bebas serta meningkatkan sekresi insulin sehingga bermanfaat dalam pengendalian kadar glukosa darah. Ubi ungu merupakan sumber karbohidrat kompleks namun rendah akan protein, sehingga dibutuhkan bahan pangan sumber protein lainnya seperti kacang merah. Kacang merah merupakan jenis kacang-kacangan yang mengandung karbohidrat tinggi, kadar lemak yang lebih rendah, dan kandungan serat yang cukup baik. Selain mengandung serat yang baik dan nilai IG yang rendah, kacang merah juga mengandung protein yang cukup tinggi. Kemajuan teknologi pangan telah menghasilkan berbagai produk pangan yang praktis dikonsumsi seperti snack. Produksi snack sebagai makanan selingan semakin beragam, namun snack yang dibuat biasanya tinggi akan kalori, lemak, dan karbohidrat sederhana. Kombinasi ubi ungu dan kacang merah sebagai bahan baku pangan fungsional seperti snack bar dibuat dengan harapan dapat menghasilkan produk makanan selingan yang tidak hanya disukai namun memiliki manfaat lebih untuk kesehatan yaitu tinggi protein, kaya serat, dan rendah glukosa sehingga makanan selingan tersebut baik untuk dikonsumsi oleh masyarakat terutama penderita DM. Pengembangan produk pangan fungsional berbahan baku lokal seperti tepung kacang merah dan tepung ubi ungu juga sebagai upaya dalam mengurangi penggunaaan bahan impor seperti gandum di Indonesia.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan formula snack bar yang memenuhi persyaratan mutu, memiliki kandungan zat gizi (KH, protein, lemak), aktivitas antioksidan, gula pereduksi. serta senyawa aktif (antosianin dan serat) yang baik dikonsumsi oleh penderita DM.Metode: Penelitian ini dilakukan dengan desain eskperimen secara random acak lengkap. Formula snack bar dibuat menjadi 4 dengan rasio antara tepung ubi ungu dan kacang merah yang berbeda yaitu F1 (100:0), F2 (90:10), F3 (80:20), dan F4 (70:30). Parameter yang diteliti pada studi ini adalah daya terima (kesukaan) panelis, proksimat (kadar air, kadar abu, KH, protein, dan lemak), aktivitas antioksidan, gula pereduksi, kadar antosianin, dan kadar serat pangan dari snack bar yang paling disukai.Hasil: Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa snack bar F3 adalah formula yang paling disukai oleh panelis. Fomula terpilih (F3) memenuhi persyaratan mutu fisik dan kandungan zat gizi yang baik yaitu protein (7,823%), lemak (4,38%) dan KH (81,857%). Snack bar ini juga mengandung aktivitas antioksidan yang sangat kuat yaitu (34,079 ppm), kadar gula pereduksi (3,56%), kadar antosianin (11,45 mg/kg), dan kadar serat (16,32%).Kesimpulan: Snack bar pada penelitian ini memiliki mutu fisik dan kimia yang sesuai dengan persyaratan mutu serta mengandung protein yang tinggi, lemak yang rendah, serta kandungan serat yang tinggi. Snack bar ini juga memiliki aktivitas antioksidan yang sangat kuat karena kandungan antosianinnya yang tinggi serta mengandung gula reduksi yang rendah sehingga snack bar ini layak untuk dikonsumsi oleh penderita diabetes mellitus.
Bekatul beras merah (Oriza glaberrima) dan ubi jalar ungu (Ipomoea batatas) memiliki aktivitas antioksidan yang berasal dari senyawa fenolik dan antosianin yang terkadung didalamnya. Penggunaan ubi jalar ungu dikombinasikan dengan bekatul beras merah pada formulasi biskuit diharapkan dapat meningkatkan kualitas gizi dan kandungan serat biskuit tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan formula biskuit dari campuran bekatul beras merah dan ubi jalar ungu yang memiliki aktivitas antioksidan paling tinggi dan rasa disukai panelis. Parameter yang digunakan dalam penelitian ini adalah daya terima panelis, aktivitas antioksidan, kandungan serat pangan, dan kandungan proksimat. Hasil analisis menunjukkan tidak ada pengaruh perbedaan formula terhadap parameter warna, rasa dan aroma. Hasil uji aktivitas antioksidan diperoleh bahwa Formula 1 dengan perbandingan bekatul beras merah : ubi jalar ungu (20:40) memiliki aktivitas antioksidan yang paling tinggi dengan nilai IC50 pada 106,349 ppm, kadar serat sebesar 6,38%, kadar protein sebesar 6,92%, kadar air sebesar 2,52 %, kadar abu sebesar 1,45%, kadar lemak sebesar 16,178%, dan kandungan karbohidrat sebesar 72,562%.
Functional food is a processed food that contains more than one component which based on scientific studies has benefits for the health of the body. Functional foods can be classified into several types based on the food source and the processing method. This study aims to determine the proximate composition, fiber and flavonoid contents, and the effect of the varying concentrations of the bay leaf extract on the cookies. Three formulas of bay leaf extract were made with different concentrations. The formula I use 3.0%, formula II uses 2.5%, and formula III uses 2%. The results of the hedonic test analysis showed that the best formula was formula III with a concentration of 2% bay leaf extract. These results indicate that the concentration of the bay leaf extract affects the taste and aroma of the cookies, even though it does not affect the color and texture. By using formula III, proximate tests were also carried out on these cookies to determine water content, ash content, protein content, fat content, and carbohydrate content. The proximate test results showed that the cookies met the quality requirements of cookies set by SNI 2973-2011. In formula III cookies, the content of flavonoids was 1.4278%, and food fiber was 6.04%.
Anemia adalah adalah suatu kondisi yang ditandai dengan penurunan jumlah hemoglobin. Sampai saat ini kejadian anemia pada remaja masih cukup tinggi. Dampak anemia pada remaja antara lain terganggunya pertumbuhan dan perkembangan, kelelahan, tubuh lebih rentan terhadap infeksi, mengurangi kemampuan fisik dan kemampuan akademik Penanganan anemia dapat dilakukan dengan edukasi dan suplementasi tablet tambah darah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh edukasi tentang anemia dan pemberian suplementasi TTD terhadap kadar Hb pada remaja putri. Faktor-faktor lain yang berkaitan dengan kejadian anemia juga dianalisis seperti pola konsumsi, aktivitas fisik, dan tingkat stress. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat kenaikan skor pengetahuan responden setelah diberikan edukasi gizi. Kadar Hb responden juga mengalami peningkatan setelah diberikan edukasi gizi dan suplementasi TTD.
Menstruation is a characteristic of puberty in adolescent girls. Adolescent girls often have complaints of premenstrual syndrome (PMS) that is characterized by a collection of physical and psychological symptoms which occur in 7 to 10 days before menstruation. Studies have shown that there are several ways to relieve PMS. Therefore, the main objective of this study was to analyze isoflavone, nutrients intake, and stress level to Premenstrual Syndromes in adolescent girls in Bogor, West Java. The study was conducted on 100 girls aged 15-16 years at two high schools in Bogor. This present study showed that the majority of adolescent girls had PMS which most of them suffered severe symptoms. Results showed that the isoflavone and nutrients intake were not significantly associated with premenstrual syndromes. Stress level had a positive correlation to the PMS but did not seem to be a risk factor to PMS. Howefer, this implies that controling stress is important so that young women can avoid severe premenstrual syndromes. Keywords: Adolescent Girls, Isoflavone, Nutrients, Stress, Premenstrual Syndromes
Fermented milk is milk that is fermented by lactic acid bacteria (LAB). LAB can improve the immune system in the human body. The amount of LAB can be increased by the addition of prebiotics. Prebiotics can be found in various natural food sources, including beetroot and yellow sweet potato. This study aimed to determine the effect of adding beetroot and yellow sweet potato prebiotics to the amount of LAB in fermented milk. The research design was experimental using Completely Randomized Design (CRD). There were 6 Formulas which was F1 (0% beetroot: 0% yellow sweet potato); F2(10% beetroot:0% yellow sweet potato); F3(0% beetroot:10% yellow sweet potato); F4(5% beetroot: 5% yellow sweet potato); F5 (6% beetroot:4% yellow sweet potato); F6 (4% beetroot:6% yellow sweet potato). Analysis of the amount of LAB of fermented milk using the TPC method. Proximate analysis using SNI and AOAC methods. The analysis of fermented milk selected from the results of the number of LAB and the hedonic test was F6. The results of the study showed that number of LAB 8 x 108 CFU/mL; pH 3,984; water content 81,46%; 0,61% ash content; protein content 2,36%; fat content 3,48%; carbohydrate content 12,09%; Pb contamination 0,01 mg/kg; Hg contamination <0,005 mg/kg; negative Coliform and Salmonella bacteria contamination; and organoleptically preferred by the panelists. In conclusion, fermented milk F6 with the addition of 4% beetroot and 6% yellow sweet potato can increase the amount of LAB.Keywords: fermented milk; lactic acid bacteria; prebiotics; beetroot; yellow sweet potato ABSTRAKFormulasi Susu Fermentasi dengan Prebiotik dari umbi Bit (Beta vulgaris L.) dan Ubi Jalar Kuning (Ipomoea batatas L.) untuk Peningkatan Viabilitas Bakteri Asam Laktat Susu fermentasi merupakan susu yang difermentasikan oleh bakteri asam laktat (BAL). Dalam jumlah yang cukup BAL dapat meningkatkan sistem kekebalan imun pada tubuh manusia. Jumlah BAL dapat meningkat dengan penambahan prebiotik. Prebiotik dapat ditemukan dalam berbagai sumber pangan di alam, salah satunya yaitu umbi bit dan ubi jalar kuning. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan prebiotik umbi bit dan ubi jalar kuning terhadap jumlah BAL pada susu fermentasi. Desain penelitian, yaitu eksperimen dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Terdapat 6 Formula yaitu F1 (0% umbi bit: 0% ubi jalar kuning); F2(10% umbi bit:0% ubi jalar kuning); F3(0% umbi bit:10% ubi jalar kuning); F4(5% umbi bit: 5% ubi jalar kuning); F5 (6% umbi bit:4% ubi jalar kuning); F6 (4% umbi bit:6% ubi jalar kuning). Analisis jumlah BAL susu fermentasi menggunakan metode TPC. Analisis proksimat menggunakan metode SNI dan AOAC. Analisis susu fermentasi terpilih dari hasil jumlah BAL dan hasil uji hedonik adalah F6 (umbi bit 4% dan ubi jalar kuning 6%). Hasil penelitian yaitu jumlah BAL 8 x 108 CFU/mL; nilai pH 3,984; kadar air 81,46%; kadar abu 0,61%; kadar protein 2,36%; kadar lemak 3,48%; kadar karbohidrat 12,09%; kadar cemaran Pb 0,01 mg/kg; kadar cemaran Hg <0,005 mg/kg; negatif cemaran bakteri Coliform dan Salmonella; dan secara organoleptik disukai oleh panelis. Kesimpulan, susu fermentasi dengan penambahan umbi bit 4% dan ubi jalar kuning 6% dapat meningkatkan jumlah BAL.Kata kunci: susu fermentasi, bakteri asam laktat, prebiotik, umbi bit, ubi jalar kuning
The heart is an important organ in humans as an identification of early examinations in pregnant women carried out by doctors to determine normal and abnormal pregnancies in the fetus. Heart rate or BPM (beats per minute) is a parameter that indicates the condition of a person's heart. The normal human heart rate ranges from 60-100 beats per minute. In pumping blood throughout the body, the heart then holds it back after being cleaned by the lungs and this is closely related to the level of oxygen flowing in the bloodstream. Humans need sufficient oxygen levels in the body to survive. One of the vital monitoring tools for oxygen levels in the human body is pulse oximetry. Pulse oximetry is usually in units or rooms with high and rapid action cases such as the ICU. From these problems, it is necessary to make a research on a diagnostic instrument model for early detection of normal and abnormal blood flow using non-invasive pulse oximetry, a case study of the heart rate of pregnant women which can be identified early through the max 30100 sensor reading in the form of detecting the heart rate and oximeter, then processed by Arduino uno R3 where arduino uno processes data in the form of heart rate and oxymeter readings so that it can be displayed via a 16x2 LCD, the output is the identification of the value of the heart rate and oximeter input so that the normal and abnormal heart rate conditions are known. The purpose of this study is to detect early pregnant women and fetuses with normal or abnormal blood flow using non-invasive pulse oximetry in which case studies are implemented on the heartbeat of pregnant women. The method used in this study uses the hardware programming method by starting with project planning, research, part testing, mechanical design, electrical design, software design, functional test, integration, overall testing and optimization. The measurement results from the MAX30100 sensor are processed on Arduino UNO R3 and displayed on the LCD screen. The system as a whole can work with energy supply from the power supply. After measuring with a comparator that has been calibrated, the average error value of the measurement is 3.32 %.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
334 Leonard St
Brooklyn, NY 11211
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.