Global warming which leads to climate change has potential affect to Indonesia agriculture activities and production. Analyzing rainfall pattern and distribution is important to investigate the impact of global climate change to local climate. This study using rainfall data from 1976-2010 from both lowland and upland area of Lampung Province. The results show that rainfall tends to decrease since the 1990s which related to the years with El Nino event. Monsoonal pattern-having rain and dry season-still excist in Lampung; however, since most rain fell below the average, it could not meet crops water need. Farmers conclude that dry seasons were longer and seasonal pattern has been changed. Global climate change might affect Lampung rainfall distribution through changes on sea surface temperature which could intensify the El Nino effect. Therefore, watching the El Nino phenomena and how global warming affects it, is important in predicting local climate especially the rainfall distribution in order to prevent significant loss in agriculture productivities. ABSTRAKPemanasan global yang menyebabkan perubahan iklim memiliki potensi untuk mempengaruhi kegiatan dan produksi pertanian Indonesia. Kajian pola curah hujan dan distribusi sangat penting untuk mengetahui dampak perubahan iklim global terhadap iklim setempat. Penelitian ini menggunakan data curah hujan dari 1976-2010 dari kedua dataran rendah dan dataran tinggi wilayah Provinsi Lampung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa curah hujan cenderung menurun sejak tahun 1990-an yang berhubungan dengan El Nino. Pola hujan musiman, musim hujan dan musing kering masih terjadi di Lampung; Namun, karena sebagian besar hujan jatuh di bawah rata-rata menyebabkan tidak bisa memenuhi kebutuhan air untuk pertanian. Petani menyimpulkan bahwa musim kemarau lebih panjang dan pola musiman telah berubah. Perubahan iklim global dapat mempengaruhi distribusi curah hujan Lampung melalui perubahan suhu permukaan laut yang dapat meningkatkan efek El Nino. Oleh karena itu, memperhatikan fenomena El Nino dan bagaimana pemanasan global mempengaruhi itu, penting dalam memprediksi iklim setempat terutama distribusi curah hujan untuk mencegah kerugian yang signifikan dalam produktivitas pertanian.Kata kunci: pemanasan global, perubahan iklim, distribusi curah hujan, El Nino
Land is the main factor in developing agriculture. The increase of population’s number and economy activity, give impact to land’s needs. This should trigger land conversion happen. Land conversion would be a problem if that happens on productive agricultural land. According to BPS Pesawaran, that every years the harvested area of rice crops decreased in Pesawaran regency. Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) is the government’s effort in protecting and overcome land conversion of food agricultural land.The purpose of this research was to analyze the potential of Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) and Lahan Cadangan Pangan Berkelanjutan (LCP2B) in Pesawaran regency. The decree of LP2B and LCP2B refers to Constitution number 41 in 2009 about Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (UU PLPPB).The potency of LP2B in Pesawaran regency is as large as the total potency’s wide of Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) in Pesawaran regency that is 10.236,49 Ha, which is consisted as potency of Lahan Cadangan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LCP2B) of 1.294,06 Ha. Keywords : Land conversion, LP2B, LCP2B, and Pesawaran Regency.
Pineapple is one of the potential plantation industries in Lampung ABSTRAKNanas merupakan salah satu industri tanaman potensial di Provinsi Lampung. Namun kendala yang sering dihadapi dalam pemberian air irigasi adalah bagaimana cara atau metode pemberian air irigasi yang baik dalam usaha memenuhi kebutuhan air tanaman agar produksi tanaman nanas yang dihasilkan tinggi dan berkualitas baik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa dan evaluasi tingkat ketelitian perhitungan jumlah kebutuhan air tanaman nanas dengan menggunakan Model CROPWAT. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2006 sampai dengan Januari 2007 bertempat di Perkebunan Nanas, Terbanggi Besar, Lampung Tengah. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan tiga metode pemberian air irigasi dan enam ulangan, yaitu: pemberian air irigasi berdasarkan Model CROPWAT, pemberian air irigasi berdasarkan metode perkebunan nanas (Kontrol), dan pemberian air irigasi dengan Metode Panci Evaporasi. Data yang diperoleh dianalisis sidik ragamnya dengan menggunakan uji F dan dilanjutan dengan uji beda nyata terkecil (BNT) pada taraf 5% dan 1%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebutuhan air harian (ETc) tanaman nanas pada bulan Oktober sampai dengan Desember, frekeunsi pemberian air 10 hari sekali untuk Model CROPWAT sebesar 1,25, 1,16, dan 1,07 mm/hari secara berurutan. Sedangkan kebutuhan air dengan Metode PT. GGP sebesar 1,20 mm/hari, dan Metode Panci Evaporasi sebesar 1,13, 1,02, dan 0,9 mm/hari. Kebutuhan air bagi tanaman tercukupi dan tidak dalam kondisi tercekam. Perbandian kebutuhan air irigasi dari ketiga metode menunjukkan bahwa perhitungan kebutuhan air irigasi dengan Model CROPWAT lebih rendah 4,3% dan Metode Panci 16,4% dari kontrol. Trend rata-rata selisih pertumbuhan tanaman pada masing parameter pertumbuhan nanas untuk metode dengan Model CROPWAT cenderung lebih baik. Kata Kunci: model CROPWAT, nanas, irigasi, kebutuhan air tanaman.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.