Merit order adalah metode paling sederhana dalam economic dispatch yang dilakukan dengan mengurutkan pembangkit dari yang paling rendah sampai yang paling tinggi biaya operasinya. Pembangkit yang paling rendah biaya operasinya (Rp/MWh) dianggap sebagai pembangkit yang paling ekonomis. Penelitian ini membahas tentang perhitungan daya pada pembangkit dengan menggunakan metode merit order. Ada tiga pembangkit yang digunakan untu menyuplai beban sebesar 975 MW. Simulasi digunakan dengan memperhitungkan losses. Hasil menunjukkan bahwa merit order membantu dispatcher untuk mengambil keputusan lebih cepat. SOP merit order dibuat berdasarkan biaya operasi pembangkit sehingga harus selalu disesuaikan dengan harga bahan bakar terkini.
Merit order merupakan suatu metode yang digunakan dalam tahap economic dispatch. Metode ini merupakan metode yang paling sederhana, apabila dibandingkan dengan metode lain. Metode ini dilakukan dengan cara mengurutkan pembangkit dari yang paling murah hingga yang paling mahal berdasarkan biaya operasinya. Semakin rendah nilai biaya operasi (Rp/MWh) suatu pembangkit, maka dapat dikatakan pembangkit tersebut semakin ekonomis. Penelitian ini membahas mengenai penggunaan metode merit order untuk menghitung daya yang dibangkitkan pada masing-masing pembangkit. Terdapat tiga pembangkit yang digunakan untuk mencatu beban sebesar 975 MW. Simulasi digunakan dalam kondisi tanpa losses. Hasil menunjukkan bahwa merit order merupakan metode yang sederhana dan membantu dispatcher untuk mengambil keputusan lebih cepat. Kemudian SOP dari metode merit order dibuat berdasarkan biaya operasi pembangkit sehingga harus selalu di update sesuai perubahan harga bahan bakar.
Metode mengenai perpindahan panas terus mengalami perkembangan, untuk meningkatkan perpindahan banyak cara untuk mempercepat laju perpindahan panas, salah satunya dengan menggunakan media berpori dengan berbagai material, sehingga peneliti tertarik untuk mendalami bagaimana proses distribusi temperature yang terjadi pada silinder berpori dengan variasi porositas dengan disimulasikan menggunakan program computer. Kemudian Tujuan dari penelitian ini ialah untuk memperoleh distribusi koefisien temperature yang sedang terjadi pada silinder berpori dengan variasi porositas 0,1; 0,2; 0,3. Dari percobahaan dan pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan ialah porositas pada silinder menunjukkan semakin besar porositas mengakibatkan K efektif menjadi kecil, dan nilai h (koefisien perpindahan panas) juga kecil.
<p>Untuk mengatasi permasalahan kelangkaan bahan bakar fosil di sektor rumah tangga salah satunya adalah memanfaatkan bahan bakar yang bersumber dari biomassa. Keberadaan sumber daya alam Indonesia yang cukup melimpah memliki potensi untuk pengembangan bahan bakar biomassa. Pengembangan bahan bakar biomassa sebagai bahan bakar alternatif salah satunya adalah berupa briket bioarang. Penelitian ini bertujuan untuk mengkarakterisasi bahan bakar briket bioarang dari limbah potongan kayu, enceng gondok dan daun kering. Karakterisasi bahan bakar briket bioarang dilakukan melalui pengujian nilai kalor. Parameter pengujian<em> performance</em> <em>water boling </em> yang diukur antara lain adalah <em>time to boil. </em>Hasil Penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan nilai kalor tertinggi pada sampel C dengan nilai kalor sebesar 5911,2 kal/g, sedangkan <em>time to boil</em> dengan waktu tercepat adalah pada sampel C dengan catatan waktu 21 menit 20 detik.</p><strong>Kata Kunci</strong> : <em><em>Bahan Bakar Alternatif, Briket Bioarang, Karakteristik Briket Bioarang, </em></em><em>Performance Water Boiling</em>
Studi backward-facing step yang menggunakan turbulent model k- ε (RNG, Realizable) dengan standard wall functions. Sebuah bump ditempatkan di dekat posisi saluran masuk dalam bentuk setengah lingkaran. Studi dimulai dengan melakukan uji grid independency test tanpa menggunakan bump. Metode simulasi yang digunakan dalam studi ini adalah: jarak ketinggian (h): 14; variasi jarak bump (I / h): 2, 4; diameter melingkar (D): 14. Studi ini menggunakan bilangan Reynolds pada 38000 (v = 40.9 m/s). Hasil dari studi ini adalah membandingkan variasi model yang memiliki perbedaan jarak posisi bump dan beberapa model K-epsilon. Dengan tambahan bump setengah lingkaran maka reattachment length menjadi lebih pendek yang memiliki selisih sekitar 6 - 11% pada jarak bump I/h = 2 dan 34 - 42% untuk jarak bump I/h = 4 jika dibandingkan dengan reattachment length tanpa bump
Solar cell is a converter of light energy into electrical energy. This study aims to examine the characteristics of the solar cell to load variations. The research was conducted at the Semarang State Polytechnic Energy Conversion Lab. The solar cell used in the research of the monocrystalline solar cell type KTENG CP-520S. The research method is carried out by measuring the value of solar intensity, voltage and electric current from the solar cell, then calculating the value of the power and efficiency of the solar cell. The greater the intensity of sunlight, the better the characteristics of the solar cell with a note that the solar cell surface temperature must be stable at 250C. The results showed that the highest input power of the solar cell was 5293.69 watts at a lamp load of 115 watts at 833.6 W/m2 of radiation during sunny weather. The highest value of the output power of the solar cell is 191.52 watts when the lamp is loaded with 190 watts of radiation at 739.4 W/m2 during sunny weather. While the highest value of the load output power is 212.43 watts when the lamp is loaded with 200 watts of radiation at 724.4 W/m2 when the weather is sunny. The highest efficiency of the solar cell is 4.13% when the lamp is loaded with 200 watts of radiation at 724.4 W/m2 when the weather is sunny. And the highest value of Solar Power Plant efficiency is 4.61% at a 200 watt lamp loading at 724.4 W/m2 radiation when the weather is sunny.
<p>Masalah yang sering dijumpai di masyarakat dalam pemanfaatan sumber energi air pada saluran miring adalah masih sedikitnya jumlah ketersediaan kincir air yang bersekala mikro, karena untuk mendesain dan membuat kincir air ini perlu suatu kemampuan dan keahlian khusus. Pemanfaatan dan pengunaan kincir air pada saluran miring masih belum begitu optimal penggunaan dan pemakaiannya di Indonesia, hal tersebut dikarenakan masih minimnya informasi tentang pemanfaatan dan pengaplikasian kincir air pada saluran miring dalam pemanfaatannya di lapangan. Penelitian ini memiliki suatu tujuan untuk mengetahui putaran kincir, daya listrik dan efisiensi sistem pada pembangkit listrik mikrohidro. Untuk mengetahui karakteristik kincir air pada saluran miring sebagai pembangkit listrik skala mikrohidro. Metode penelitian diawali dengan perancangan/ desain kincir air, kemudian dilanjutkan tahap pembuatan, tahap <em>assembling </em>dan <em>installing</em>, pengujian alat dan analisis, pengujian yang dilakukan meliputi uji karakteristik kincir air. Parameter penelitian yang diukur meliputi putaran generator, arus yang mengalir pada rangkaian, tegangan yang mengalir pada rangkaian, beban lampu yang diberikan, debit air yang mengenai sudu. Hasil Penelitian kincir air putaran kincir tertinggi pada ketinggian poros kincir 21 cm diatas bibir saluran adalah 40,3 rpm dengan beban lampu 20 Watt, sedangkan putaran kincir terendah pada ketinggian poros 29 cm diatas bibir saluran adalah 35,9 rpm dengan beban lampu 40 Watt. Daya listrik tertinggi pada ketinggian poros kincir 21 cm diatas bibir saluran adalah 4,68 Watt dengan beban lampu 20 Watt. Efisiensi sistem tertinggi pada ketinggian poros kincir 21 cm diatas bibir saluran adalah 0,284% dengan beban lampu 20 Watt.</p>
<pre><strong><em>The use of solar power plants is now developing, for example aerator drives with the Internet of Things. The purpose of designing aerators with the Internet of Things is to utilize programming instructions that each command can generate interaction with fellow devices and connect automatically without user intervention, even remotely. This research method begins with the study of literature, manufacture, installation of components, as an analysis carried out testing and data collection. The results of the tests conducted on day 5 include, the best solar radiation intensity power of 886.786 W/m<sup>2</sup>, the power produced by solar cells of 473.099 W and aerator power of 75.843 W, solar panel efficiency of 14.749%. and PLTS system efficiency of 4.275%.</em></strong> <strong><em>In this test, it was found that the addition of aeration can increase oxygen concentration and pH value of water. </em></strong><strong><em></em></strong></pre><p><strong><em>Keywords- Aerator, PLTS, Performance </em></strong><strong><em></em></strong></p>
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.