Low back pain adalah suatu sindroma nyeri pada ekstremitas atas yang terjadi pada region punggung bagian bawah yang merupakan akibat dari berbagai sebab. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan keluhan nyeri punggung bawah ( low back pain) pada pekerja di PT. Maruki International Indonesia Makassar Tahun 2020.Jenis penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan rancangan cross sectional study, dengan sampel 50 pekerja bagian Factory 1 dan 2 di PT. Maruki International Indonesia Makassar. Teknik pengambilan data dilakukan dengan mengunakan kuesioner, dan alat untuk mengukur status gizi dengan IMT (Indeks Massa Tubuh) untuk mengukur tinggi badan dan berat badan yaitu menggunakan timbangan dan pengukur tinggi badan. Selanjutnya data dianalisis menggunakan uji chi-square pada tingkat kepercayaan 95% (α=0,05). Hasil penelitian yang diperoleh adalah nilai p value yang melebihi dari α=0,05 terdapat sikap kerja yang tidak ada hubungan dengan kejadian low back pain yaitu lama kerja, sikap kerja badan,sikap kerja kaki, sikap kerja lengan bawah, sikap kerja pergelangan tangan,dan status gizi, sedangkan nilai p value yang tidak mencapai dari α=0,05 terdapat sikap kerja yang ada hubungan dengan kejadian low back pain yaitu sikap kerja badan dan sikap kerja lengan atas. Diharapkan kepada pihak PT. Maruki International Indonesia perlu melakukan pelatihan khususnya tentang cara kerja yang benar secara ergonomis kepada seluruh pekerja bagian produksi untuk meningkatkan wawasan para pekerja untuk mengurangi resiko keluhan low back pain dalam bekerja terutama pada bagian produksi.
Salah satu yang di hadapi oleh masyarakat dalam mengakses pelayanan kesehatan adalah keengganan untuk berkunjung ke tempat-tempat keramaian salah satunya adalah fasilitas pelayanan Kesehatan. Masyarakat merasa cemas jika harus berkontak langsung dengan orang banyak serta dengan petugas kesehatan, hal ini dikarenakan banyaknya berita mengenai Covid, penyebaran Covid, serta banyaknya korban Covid yang di rawat maupun yang meninggal dunia. Tujuan penelitian untuk mendapatkan informasi secara mendalam mengenai pola pencarian pengobatan masyarakat di masapandemi Covid-19 di Kelurahan Minasa Upa Kecamatan Rappocini Kota Makassar. Metode penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang mengeksplorasi secara mendalam dengan pendekatan studi naratif yang berfokus pada narasi dan cerita tentang pola pencarian pengobatan masyarakat di masa pandemi Covid-19, melalui wawancara mendalam (Indepth Interview), dan dokumentasi secara terus menerus selama penelitian berlangsung.Jumlah informan biasa sebanyak 10 orang, namun yang peneliti dalami 4 orang. Kesimpulannya pemilihan pengobatan masyarakat Kelurahan Minasa Upa berpola, sebagian besar masyarakat cenderung memilih melakukan pengobatan sendiri. Hal ini disebabkan karena masyarakat takut untuk ke pelayanan kesehatan karena jika memeriksakan ke rumah sakit lebih beresiko di masa pandemi, sehingga masyarakat memilih pengobatan yang bisa masyarakat tangani sendiri dengan membeli obat yang banyak orang konsumsi yaitu paracetamol. Adapun yang memilih pelayanan kesehatan, serta ada yang memanggil tenaga kesehatan ke rumahnya. Motivasi masyarakat ingin sembuh dan keyakinan bahwa meminum obat dari apotek dapat mengobati penyakit yang di derita. Begitupun dengan informan yang melakukan pengobatan ke pelayanan kesehatan serta informan yang memanggil tenaga kesehatan ke rumahnya yang ingin kesembuhan lebih maksimal. Sikap masyarakat Kelurahan Minasa Upa sudah merasa bahwa pengobatan yang dilakukan aman dan efektif dan mereka memilih pengobatan yang menurut mereka baik untuk dilakukan. Hal ini dapat dilihat dari kebiasaan masyarakat ketika sakit langsung mengobati dirinya sendiri dengan membeli obat di apotek selain itu dipengaruhi juga oleh pengalaman sakit sebelumnya sehingga sudah mengerti apa yang seharusnya dilakukan untuk mengobati sakit yang dialami.
Latar belakang: Masalah prostitusi adalah masalah yang rumit, banyak hal yang berhubungan disana oleh karena itu masalah ini sangat perlu perhatian khusus oleh masyarakat. Beriringan dengan kemajuan teknologi saat ini, muncullah pergeseran fenomena prostitusi yang umumnya terjadi di masyarakat. Prosristusi yang bermula dari sebuah tempat lokalisasi saja, kini berubah menjadi prostitusi online yang dianggap mudah di jangkau oleh berbagai kalangan masyarakat melaui akses internet berupa sosial media. Prostitusi online dalam praktik pada umumnya, menggunakan modus yang sama dengan kejahatan prostitusi lainnya, yakni dengan memanfaatkan media sosial di internet baik dengan menggunakan website maupun jejaring sosial seperti Facebook, Twitter, mechat, dan lain sebagainya. Mahasiswi sendiri menjadi salah satu pengguna media sosial untuk menawarkan jasa prostitusi dan mahasisiwi dalam hal ini menjadi pilihan favorit oleh kebanyakan pelanggan karena dinilai masih muda dan cantik dengan tarif kencan yang beragam pula. Tujuan penelitian ini dilakukan untuk menganalisa kejadian prostitusi online pada kalangan mahasiswi di Kota Makassar. Metode: Jenis penelitian adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomologi, untuk mengeksplorasi mengenai fenomena prostitusi pada kelompok mahasiswi dengan menggunakan layanan media online di Kota Makassar melalui observasi indepeth dan interview selama penelitian berlangsung. Hasil: Hasil penelitian ini bahwa banyak faktor yang mempengaruhi seseorang menjadi pekerja seks komersial tetapi faktor yang paling memicu dan berpengaruh adalah faktor desakan perekonomian dan dampak dari prostitusi yakni mahasiswi mengalami kurang konsentrasi dalam belajar sehingga nilai akademik menurun. Kesimpulan: Faktor pemicu seorang mahasiswi menjadi pekerja seks komersial online di Kota Makassar adalah faktor ekonomi yang sangat berpengaruh, karena himpitan ekonomi keluarga dan desakan kebutuhan hidup yang tinggi.
Every day more than 830 mothers die from diseases related to pregnancy and childbirth, 99% of maternal mortality rate (MMR) occurs in developing countries and in poor communities. Risk factors for 75% of maternal deaths are caused by severe postpartum bleeding, postpartum infections, high blood pressure during pregnancy (eclampsia), prolonged / obstructed labor which caused by narrow pelvic, or the baby breech location. Maternal mortality rate in Indonesia is 305 which is the highest in ASEAN countries (SUPAS 2015). The aim of this research was to obtain indepth information about knowledge and perceptions of Bajo women towards high risk pregnancies, since one factor that often causes late delivery of labor in risky pregnancies is mother's lack of knowledge in recognizing risky pregnancies. This was a qualitative study with phenomenological approach, 13 Bajo women were interviewed during this research. Results shows that Bajo women did not consider that some characteristics of risky pregnancies as a problem which could be a danger sign of pregnancy and childbirth. They assumed that high blood pressure (eclampsia), mothers with small and short pelvic is a normal condition for pregnancy and labor and so that they could still give birth normally. Their perception is formed based on empirical experience that they see from their daily lives, where in their society there are some women who have risky pregnancy signs but still able to give birth normally without any troubles or experiencing significant health problems until now. Due to this society perception and lack of knowledge related to pregnancy risk factors, most of Bajo women still entrust "shaman" as their helper during pregnancy and childbirth compared to midwives or health workers. The active role of midwives in providing counseling and education to Bajo society is necessary to overcome this problem so that pregnant women could recognize and identify risky pregnancies better.
The problem of infertility is still a health problem that has not been fully resolved due to various factors that cause this infertility. Infertility also affects the psychology of a married couple where they do not have offspring, which is one of the goals of marriage. So this study aims to study and analyze infertility in infertile couples in the city of Makassar. This research was conducted in the city of Makassar and the time of the study will be held from February to April 2018, during which time primary data collection will be carried out. This study uses qualitative research methods with a phenomenological approach. The informants of this study were four pairs of ordinary informants and / or supporters and one key informant. Data collection techniques using in-depth interviews, observation and documentation. Data analysis using component analysis (content). The results of the study showed that sexual activity, sexual arousal, or interest in sexual intercourse by a married couple during the infertility period did not experience interference and anxiety in infertile couples seems to know at the outset that they have infertility. The conclusion of this study was that the impact of infertility on sexuality experienced was not felt, sexual relations between married couples did not experience problems. As well as the impact of infertility on anxiety in infertile couples appear at the beginning to know that they are infertile, those feelings arise because of the desire to have offspring.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.