DBD merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang terjadi di Indonesia, khususnya Kota Semarang. Angka kejadian DBD di Kota Semarang menduduki urutan pertama di Jawa Tengah pada Tahun 2014 sejumlah 11.081 kasus. Munculnya angka tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti curah hujan, suhu dan kelembaban. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara curah hujan, suhu dan kelembaban dengan jumlah kasus DBD di Kota Semarang. Penelitian deskriptif analitik secara retrospektif dengan rancangan cross sectional ini diambil dari data jumlah kasus DBD di Kota Semarang periode Januari 2006 – Desember 2015 dengan variabel terikat adalah jumlah kasus DBD dan variabel bebas adalah curah hujan, suhu dan kelembaban. Data dianalisis menggunakan uji korelasi Rho Spearman dan uji regresi binary logistic. Hasil penelitian didapatkan data rata-rata curah hujan 195,400 ±165,800 mm, suhu 27,800 ±0,8000C, kelembaban 76,700 ±7,600%, jumlah kasus DBD 231,200 ±197,500 kasus. Hasil korelasi Rho Spearman antara jumlah kasus DBD dengan curah hujan r=0,438 (p=0,000); suhu udara r=-0,249 (p=0,006), dan kelembaban udara r=0,548 (p=0,000). Secara multivariat hanya kelembaban udara yang terbukti berpengaruh signifikan terhadap jumlah kasus DBD di Kota Semarang.
Keberhasilan mahasiswa dalam proses pembelajaran tampak dari prestasi belajarnya. Prestasi belajar secara tidak langsung dipengaruhi oleh gangguan perasaan seperti kecemasan yang dirasakan oleh individu. Prestasi belajar mencakup tiga aspek kemampuan yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Salah satu bentuk prestasi belajar yang lengkap menilai ketiga aspek tersebut adalah Objective Structural Clinical Examination (OSCE). Pada pendidikan kedokteran, OSCE dapat dilakukan secara rutin sesuai dengan tema proses pembelajaran melalui kegiatan OSCE Blok. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan tingkat kecemasan dalam menghadapi OSCE dengan nilai OSCE Blok mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang. Penelitian ini merupakan jenis penelitian analitik assosiatif dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang tahap sarjana tahun ajaran 2018/2019 yang melaksanakan OSCE Blok. Pengambilan sampel menggunakan metode total sampling. Test Anxiety Questionnaire dari Nist dan Diehl digunakan untuk mengukur tingkat kecemasan dan nilai OSCE sebagai hasil prestasi belajar mahasiswa. Hasil analisis korelasi person diperoleh hasil sign. (2- tailed) 0.645 >0.05, yang berarti tidak terdapat hubungan yang signifikan antara variabel tingkat kecemasan dan nilai OSCE mahasiswa.
Pulmonary tuberculosis is a disease that until now has a high morbidity rate, including in Indonesia. Indonesia ranks second with the highest TB burden in the world. From 2013 to 2016, the percentage of the success rate of treatment in Semarang City was 83%, where the lift was still below the target of 90% and in the health profile of the Bangetayu Primary Health Care Semarang, the cure rate was 55% and complete treatment was 34%. One of the controls in TB disease is treatment with the Directly Observed Treatment Short-Course (DOTS) system by monitoring medication. The existence of these efforts still cannot increase the success rate of TB treatment. The purpose of this study was to analyze the scope of achievement of the success of pulmonary TB treatment in Bangetayu Primary Health Care in terms of service quality aspects. This study included descriptive observational research with a qualitative approach. Data collection in this study used interviews and observations by determining the source with the snowball sampling method, namely the head of the health care, the person in charge of the P2P program, the holder of the pulmonary TB program and laboratory officer. This research was conducted at Bangetayu Primary Health Care in November 2018 to December 2018. Assessment of service quality is seen from the aspects of input, process and 5 dimensions of service quality. The results of the study found that the quality of management services from input, process and 5 dimensions of service quality at the Bangetayu Primary Health Care were good. The conclusion of this study is that the Bangetayu Primary Health Care has implemented TB service management well, even though the achievements of TB treatment have not met the target, so that the failure to achieve success in TB treatment in Bangetayu Primary Health Care, Semarang is not caused by health service factors.Keywords : Pulmonary tuberculosis, Bangetayu Primary Health Care, service qualityCorrespondence to : lahdjiaa@yahoo.com ABSTRAKTuberculosis Paru (TB Paru) adalah penyakit yang sampai saat ini memiliki angka kesakitan yang tinggi termasuk di Indonesia. Indonesia menduduki peringkat kedua dengan nilai beban TB tertinggi di dunia. Dari tahun 2013 hingga tahun 2016, presentase angka keberhasilan pengobatan di Kota Semarang sebesar 83%, dimana angkat tersebut masih berada dibawah target sebesar 90% . Pada profil kesehatan Puskesmas Bangetayu Semarang, didapatkan angka kesembuhan sebesar 55% dan pengobatan lengkap sebesar 34%. Salah satu pengendalian pada penyakit TB adalah pengobatan dengan system Directly Observed Treatment Short-Course (DOTS) dengan pemantauan minum obat. Adanya upaya tersebut masih belum bisa meningkatkan angka keberhasilan pengobatan TB secara optimal. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis capaian keberhasilan pengobatan TB paru di Puskesmas Bangetayu yang ditinjau dari aspek mutu pelayanan. Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif observatif dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan wawancara dan observasi dengan penentuan narasumber dengan metode snowball sampling, yaitu kepala puskesmas, penanggungjawab program P2P dan pemegang program TB paru, petugas Laboratorium. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Bangetayu Semarang pada bulan November 2018 hingga Desember 2018. Penilaian mutu pelayanan dilihat dari aspek input, proses dan 5 dimensi mutu pelayanan. Hasil penelitian didapatkan bahwa mutu pelayanan manajemen dari input, proses dan 5 dimensi mutu pelayanan di Puskesmas Bangetayu Semarang sudah baik. Kesimpulan pada penelitian ini adalah Puskesmas Bangetayu sudah menerapkan manajemen pelayanan TB dengan baik, meskipun capaian keberhasilan pengobatan TB belum memenuhi target, sehingga ketidakberhasilan capaian keberhasilan pengobatan TB di Puskesmas Bangetayu, Semarang tidak disebabkan oleh faktor pelayanan kesehatan.Kata Kunci : TB Paru, puskesmas bangetayu, mutu pelayananKorespondensi : lahdjiaa@yahoo.com
Ergonomics is one of the factors that can provide comfort and safety for workers who are then able to increase company productivity. Neglecting ergonomic factors can cause the risk of Musculoskeletal Disorders (MsDs) that can damage tissues such as muscles, nerves, tendons, joints and cartilage. Based on the prevalence of musculoskeletal disease in Indonesia, obtained data show as much as 11.9% are fishermen, farmers while 31.2% are labourers, including laundry workers. This study aimed to investigate the effect of age, work period and duration of work on Musculoskeletal Disorders (MsDs) in laundry workers. This study is observational analytic with a cross-sectional approach. This work was conducted in February to March 2019 in sub-District of Tembalang, Semarang City, Indonesia, with a total sample of 43 respondents. Data was collected using a questionnaire about the characteristics of respondents and Nordic Body Map. Data were analyzed using the Kruskal-Wallis test. There was no influence of age, work period and duration of work on Musculoskeletal Disorders (MsDs) with values of 0.531, 0.385 and 0.660 respectively; and 4) Conclusion: There is no effect of age, work period and duration of work on musculoskeletal disorders (MsDs) in laundry workers.
Rejosari was one of the residences indicated with unhealthy family index in 2018. The result of Program Indonesia Sehat (Indonesian Health Program) survey with family approach showed that the lowest indicator found at RW XIV of Rejosari was smoking with 44%. It makes smoking as the biggest trouble which should be handled. This research was aimed to find out the causing factors of smoking at RW XIV of Rejosari. This research was a descriptive study with health problem survey using questionnaire about the affecting factors based on health behavior theory by Lawrence Green which included predisposing factor, enabling factor, and reinforcing factor. The survey was conducted in February 2019 on 258 nuclear families as the sample. The finding showed that 78% residents knew about the danger of smoking, 59% fought against smoking habit, 78% found that cigarette was accessible and affordable in their area, 82% family involved with smoking habit, 61% were about health practitioners role, and 36% were environmental role to the effort to quit smoking.The most dominant factor of smoking behavior in RW XIV Rejosari of Semarang was the accessibility to cigarette around their neighborhood, and the lack of environment role in solving smoking behavior.
ABSTRAK Pendahuluan: Program GERMAS yang digalakkan pemerintah meliputi kegiatan melakukan aktifitas fisik, mengonsumsi sayur dan buah, tidak merokok, tidak mengonsumsi alkohol, memeriksa kesehatan secara rutin, membersihkan lingkungan, dan menggunakan jamban. Permasalahan yang terjadi di wilayah kerja Puskesmas Margoyoso II adalah tingginya jumlah lansia dan belum ada laporan tentang pelaksanaan program GERMAS pada lansia dengan baik. Meningkatnya jumlah lanjut usia akan menimbulkan masalah kesehatan jika tidak dilakukan upaya pelayanan kesehatan yang baik. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan gambaran implementasi program GERMAS pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Margoyoso II.Metode: Penelitian ini dilakukan di Desa Sidomukti wilayah kerja Puskesmas Margoyoso II pada bulan Januari-Februari tahun 2021 menggunakan desain penelitian observasional yang dianalisis secara deskriptif. Populasi adalah lansia di Desa Sidomukti di wilayah kerja Puskesmas Margoyoso II dengan besar sampel 43 orang. Pengambilan sampel dengan teknik consecutive sampling. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah lansia berumur ≥ 60 tahun yang sehat dan kooperatif, serta bersedia menjadi responden. Kriteria eksklusinya adalah lansia yang mengisi kuesioner tidak lengkap. Hasil: Mayoritas responden sebesar 51,2% sudah cukup baik dalam melakukan aktifitas fisik, 79,1% sudah baik dalam mengonsumsi sayur dan buah, 55,8 % sudah cukup baik dalam kegiatan memeriksakan kesehatan rutin. 86% tidak merokok, 95,3% tidak mengonsumsi alkohol, 100% telah rutin membersihkan lingkungan, dan 97,7% sudah menggunakan jamban,Kesimpulan: Implementasi Program GERMAS pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Margoyoso II sudah berjalan dengan baik.
Lingkungan bisnis yang terus berubah menuntut Rumah Sakit (RS) untuk menyesuaikan diri. Penyusunan rencana strategi diperlukan sebagai upaya RS untuk menjawab tantangan perubahan. Oleh sebab itu, kajian yang disoroti dalam penelitian ini berkaitan dengan pengembangan strategi bisnis pada Rumah Sakit Umum (RSU) PKU Muhammadiyah Blora. Penelitian ini merupakan sebuah penelitian operasional riset yang dilakukan dengan pendekatan deskriptif, mengenai Perencanaan Strategis Untuk Pelayanan di Rumah Sakit Umum (RSU) PKU Muhammadiyah Blora Tahun 2016 2020. Hasil penelitian ini mengarahkan bahwa RSU PKU Muhammadiyah Blora perlu mengembangkan sebuah Rencana Strategi Pelayanan. Rencana Strategi Pelayanan yang dikembangkan mengacu pada hasil Focus Group Discusion (FGD) yang telah dilakukan dalam penelitian ini yang telah memetakan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh RSU PKU Muhammadiyah Blora serta peluang dan ancaman yang dihadapi oleh RSU PKU Muhammadiyah Blora. Adapun Rencana Strategi Pelayanan yang dirumuskan dengan memperkuat SDM yang ada melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan bagi tenaga kesehatan dan non kesehatan, memperluas jejaring kemitraan dengan dokter spesialis untuk meningkatkan kualitas pelayanan medis, secara berkala menambah kapasitas tempat tidur, meningkatkan kualitas pelayanan pendukung seperti laboratorium, rekam medis, rehabilitasi medis, dan sarana pengelolaan limbah. Rencana Strategi Pelayanan yang telah disusun tersebut memerlukan komitmen yang kuat dari semua lini RSU PKU Muhammadiyah Blora agar tujuan yang telah direncanakan dalam strategi pelayanan dapat tercapai.Kata Kunci : Perencanaan strategis, strategi terpilih, rencana strategi pelayanan
Latar Belakang : Penurunan pasien rawat inap di Rumah Sakit Banyumanik Semarang pada tahun 2016 sebesar 12,83% dari tahun sebelumnya sering dikaitkan dengan turunnya kepuasan terhadap pelayanan. Perawat menjadi petugas pertama yang melayani pasien rawat inap. Kinerja perawat yang optimal cenderung meningkatkan kepuasan pasien, karena focus utama perawat adalah pelayanan pasien. Faktor yang mempengaruhi kinerja perawat meliputi faktor internal dan eksternal. Kecerdasan merupakan faktor internal yang mempengaruhi tingkah laku individu, salah satunya kecerdasan emosional. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor internal antara lain kecerdasan emosional terhadap kinerja Perawat di Rumah Sakit Banyumanik Semarang.Metode : Penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2020. Sampel penelitian adalah 35 perawat di Rumah Sakit Banyumanik Semarang. Pengambilan data masing-masing variabel menggunakan kuesioner yang sudah tervalidasi. Analisis bivariat antar variabel diuji menggunakan uji Korelasi Pearson, dan dilanjutkan analisis multivariat menggunakan regresi linier berganda. Hasil : Terdapat hubungan antara kecerdasan intelektual (p-value 0,000), emosional (p-value 0,000), spiritual (p-value 0,000), dan adversitas (p-value 0,000) terhadap kinerja perawat. Kecerdasan emosional merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap kinerja perawat.Kesimpulan : Kecerdasan emosional menjadi faktor yang paling berpengaruh terhadap kinerja perawat di Rumah Sakit Banyumanik Semarang.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.