Kebutuhan akan informasi bisa didapatkan melalui berbagai media promosi yang tersedia, agar kebutuhan informasi kesehatan terpenuhi. Penggunaan media poster pada lansia membutuhkan upaya berkelanjutan yaitu dengan memberikan informasi yang mudah dipahami lansia, sehingga tujuan pencegahan penyakit melalui pemahaman tentang gizi dapat tercapai. Tujuan penelitian menganalisis penggunaan media poster tentang gizi terhadap pengetahuan dan niat bertindak pada lansia. Penelitian kuantitatif dengan pendekatan one group pre dan post test dengan jumlah populasi 40 responden. Uji bivariat menggunakan wilcoxon test. Terdapat perbedaan pre test dan post test pengetahuan dan niat bertindak pada lansia setelah diberikan media poster dengan p = 0,004 (p < 0,05). Diharapkan memberikan alternatif pilihan media dalam menyebarkan informasi kesehatan dengan memperhatikan pesan pada media tersebut.
Angka kejadian henti jantung di luar rumah sakit (out of hospital cardiac arrest) cenderung tinggi dan kurang dari 40% dari jumlah korban tersebut diberikan tindakan resusitasi jantung paru (RJP) oleh masyarakat awam. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa keterampilan bantuan hidup dasar sangat penting dimiliki oleh masyarakat termasuk juga para relawan. Kesiapsiagaan relawan yang didukung dengan kompetensi yang mumpuni menjadi faktor penting bagi relawan dalam memberikan pertolongan pertama. Pentingnya pengetahuan dan keterampilan bantuan hidup dasar di masyarakat, maka masyarakat termasuk para relawan perlu diberikan pelatihan bantuan hidup dasar. Kegiatan ini diikuti oleh 15 peserta yang merupakan relawan PMI. Kegiatan ini meliputi 2 tahap, diantaranya penyampaian teori/konsep BHD dengan metode ceramah, serta praktik melakukan resusitasi jantung paru (RJP) dan manajemen pembebasan jalan napas pada korban tersedak/chocking. Secara kuantitatif terdapat perbedaan nilai pre dan post test pengetahuan peserta tentang BHD. Untuk aspek keterampilan, rerata nilai peserta setelah pelatihan BHD juga baik. Pelatihan BHD mampu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peserta.
One of the negative effects of the hospitalization process is low sleep quality. Low sleep quality in patients with ACS may increase stress, anxiety, and depression that potentially worsening patients’ chest pain. This study aimed to determine the effect of listening Surat Ar Rahman recital holy Qur’an on sleep quality in patients with ACS in the cardiac intensive unit. This study was quasi experiment with nonequivalent control group design. Thirty-six respondents were recruited purposively and divided into intervention (18 respondents) and control group (18 respondents) with matching in anxiety level. The intervention group received therapy listening Surat Ar Rahman recital holy Qur’an for 15 minutes before nocturnal sleep. Sleep quality measured using Richard Campbell Sleep Questionnaire (RCSQ) instrument. Collected data were analyzed using dependent and independent sample t test. The level of significance was set at p <0.05. Results showed significant different of sleep quality mean score, either before (61.38) and after intervention (66.06) (in the intervention group, p = 0.001) and the mean score of increasing sleep quality between intervention (5.76) and control group (0.68) (p = 0.001). Listening Surat Ar Rahman recital holy Qur’an can cause relaxing effect that can improve sleep quality. Intervention with listening of Surat Ar Rahman recital holy Qur’an significantly improves patients with ACS’s sleep quality. Therefore, it can be considered as one of the nursing interventions in improving sleep quality of patients with ACS. Keywords: sleep quality; Surat Ar Rahman recital holy Qur’an; ACS ABSTRAK Salah satu dampak negatif dari proses hospitalisasi pada pasien adalah kualitas tidur yang rendah. Kualitas tidur yang rendah pada pasien SKA dapat meningkatkan stress, kecemasan, dan depresi yang lebih lanjut bisa memperberat gejala nyeri dada yang dirasakan pasien. Melihat kondisi tersebut, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk menemukan upaya pemenuhan kebutuhan tidur pada pasien SKA yang lebih efektif. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan kualitas tidur pada pasien SKA di ruang rawat intensif jantung setelah mendengarkan murattal Al-Qur’an Surat Ar Rahman. Penelitian ini merupakan penelitian quasi experiment dengan nonequivalent control group design. Sebanyak 36 responden diambil dengan purposive sampling yang kemudian dibagi menjadi kelompok intervensi dan kontrol masing-masing 18 responden. Kelompok intervensi diberikan intervensi mendengarkan murattal Al-Qur’an Surat Ar Rahman selama 15 menit menjelang tidur malam. Kualitas tidur diukur menggunakan instrumen Richard Campbell Sleep Questionnaire (RCSQ). Data dianalisis menggunakan independent dan dependent sample t test. Tingkat signifikansi yang digunakan p < 0.05. Hasil menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna rerata skor kualitas tidur pada kelompok intervensi antara sebelum (61,38) dan setelah pemberian intervensi (66,06) (p = 0,001), maupun pada rerata peningkatan kualitas tidur antara kelompok intervensi (5,76) dan kontrol (0,68) (p = 0,001). Intervensi mendengarkan murattal Al Qur’an Surat Ar Rahman dapat menimbulkan efek relaksasi sehingga dapat meningkatkan kualitas tidur. Intervensi mendengarkan murattal Al-Qur’an Surat Ar Rahman berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan kualitas tidur pasien dengan SKA, sehingga dapat dipertimbangkan sebagai salah satu intervensi keperawatan dalam usaha meningkatkan kualitas tidur pada pasien SKA. Kata kunci: kualitas tidur; murattal Surat Ar Rahman; SKA
Background: Post craniotomy management mainly emphasizes monitoring complications that occur. Close supervision and monitoring are needed in post craniotomy patients, especially in the first 48 hours so that the patient is placed in the intensive care unit (ICU). Various studies have identified various complications that arise from mild complications to severe complications, namely the death of patients after craniotomy, so that hemodynamic monitoring tool are needed. Electrocardiography is one of the hemodynamic monitoring tools in the intensive care room which is very useful in monitoring heart rhythm abnormalities in post-craniotomy patients.Methods: This descriptive study was conducted on 30 respondents post craniotomy and were treated in the Intensive Care Unit (ICU) for 1-3 days of treatment. An electrocardiographic monitoring analysis was performed on 30 respondents, then confirmed by examination of blood electrolytes and blood gas analysis.Results: In this study 90% of respondents experienced electrocardiographic rhythm abnormalities, 50% sinus arrhythmia, 33.3% sinus tachycardia, 6.7% sinus bardycardia. The results of electrolyte examination 18 respondents experienced electrolyte balance disorders where 4 respondents experienced hyponatremia, 7 respondents experienced hypernatremia+hyperchloremia, 1 respondent experienced hyponatremia+hypochloremia, 5 respondents experienced hyperchloremia and 1 respondent experienced hypokalemia. There are 7 respondents experiencing acid-base balance disorders.Conclusions: in this study showed that most of the patients after craniotomy had heart rhythm abnormalities. The most common arrhythmia is sinus arrhythmia. The pathological conditions that accompany these rhythm disturbances are mostly caused by electrolyte balance disorders, acid-base balance disorders or a combination of the two disorders.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.