AbstrakDo Not Resuscitate (DNR) menjadi keputusan yang tidak mudah diambil oleh dokter dan membutuhkan pertimbangan dan rekomendasi dari perawat. Keterbatasan pengalaman, pengetahuan dan informasi DNR, kriteria IGD yang lebih berfokus pada perawatan gawat darurat menyebabkan tidak dapat maksimalnya peran perawat dalam perawatan menjelang ajal.
Penduduk yang berdomisili di daerah pesisir mayoritas bepekerjaan sebagai nelayan yang memiliki resiko tenggelam. Selain itu pantai menjadi tujuan wisata lokal yang cukup sering dikunjungi. Melihat dari situasi resiko tinggi kegawatdaruratan terjadinya tenggelam dan henti jantung. Keterlambatan penanganan dalam 10 menit menyebabkan kondisi iskemia pada jaringan otak menyebabkan kegagalan sirkulasi jantung yang dapat menyebabkan kematian. Masalah yang dihadapi adalah kurangnya pengetahuan dan keterampilan dalam penanganan pertama pada korban henti jantung maupun tenggelam. Pemberdayaan masyarakat melalui pembinaan kader kesehatan dalam penanganan henti jantung dan korban tenggelam dalam lingkungan wilayah persisir Kota Tarakan menjadi sangat penting. Emergency First Aid Course merupakan kegiatan pelatihan dalam penanganan bantuan hidup dasar. Tujuan dilakukan kegiatan ini meningkatkan pengetahuan dan keterampilan terkait dengan penanganan pertama pada penangganan tenggelam maupun korban henti jantung. Kegiatan ini meliputi pemberian materi dan pelatihan penangan bantuan hidup pada pasien henti jantung maupun tenggelam dan dalam kegiatan ini akan disusun sebuah modul yang dapat menjadi sumber informasi bagi kader dan masyarakat sekitar persisir Kota Tarakan.
ABSTRAKPerawat IGD memiliki beban kerja yang lebih tinggi dibandingkan dengan perawat yang berkerja diruang lain. Kepadatan pasien di IGD selain mengupayakan keselamatan pasien, juga mengancam privasi pasien, dan membuat frustasi staf di IGD. Dilema etik sering dialami oleh perawat IGD dalam merawat pasien terlantar yang berada dalam fase menjelang ajal, namun tidak memiliki identitas. Fokus perawatan yang diberikan pada fase menjelang ajal dikenal dengan istilah End Of Life Care. Ketidakhadiran keluarga untuk mendampingi pasien dan tingginya beban kerja perawat yang tidak seimbang seringkali menyebabkan perawat tidak dapat fokus memberikan pendampingan menyebabkan timbulnya dilema etik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi makna dilema etik perawat dalam merawat pasien terlantar yang menjelang ajal di IGD. Desain penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi interpretif, yang melibatkan 7 orang perawat IGD. Data dikumpulkan melalui indepth interview dan dianalisis secara tematik Braun dan Clark. Hasil penelitian didapatkan bahwa tiga tema yaitu: 1) Menyadari pasien terlantar menjelang ajal bukan prioritas pertama di IGD; 2) Bersikap profesional dan bertanggung Jawab; dan 3) Penerapan kebijakan yang menunjukan respect dan mendukung perawatan pasien terlantar. Kesimpulan: Kehadiran pasien terlantar menimbulkan dilema etik, perawat memaknai walaupun pasien tersebut bukanlah pasien prioritas tetapi harus bersikap professional dan bertanggung jawab. Dengan adanya dukungan dan kebijakan dalam penanganan pasien terlantar penerapan caring dapat tetap diberikan walaupun perawatan End of life care yang diberikan di IGD belum optimal.Kata kunci: Dilema Etik, Pasien terlantar, Perawat IGD (Braun and Clark, 2006 ABSTRACT Nurses who work in the emergency department have more workload compared to nurses who come from other departments. In the emergency department, the nurses not only have to struggle for the patients' safety but they also need to deal with the patients' privacy which is frustrating. Therefore, the nurses are often faced with many ethical dilemmas especially when they need to take care of homeless patients whose identity are not yet verified. The focus of the treatment is known as the End Of Life Care. The absence of the patients' family members makes it harder for the nurses to focus on giving an assistance. As a result, ethical dilemmas may arise. The objective of this study, thus, was to explore the meaning of ethical dilemmas faced by the nurses when taking care of the homeless in the emergency department of RSSA Malang. Research design: this research employed a qualitative method using the interpretive phenomenology approach which involved 7 emergency department nurses. Data was collected through in-depth interview and analyzed thematically
Ketidakseimbangan glukosa dalam darah menimbulkan dampak gangguan pada neuropati yang berpotensi terjadinya luka diabetes. Salah Satu komplikasi diabetes melitus adanya luka ulkus yang menyebabkan 50% hingga 75% harus amputasi. Perawatan luka dewasa ini di ruang perawatan rumah sakit masih cenderung menggunakan metode balutan kasa ”Wet-Dry”(Basah-kering), perawatan luka telah mengalami perkembangan yang sangat pesat terutama dalam dua dekade terakhir ini. Teknik perawatan luka terkini “Moist Wound Healing”. Tujuan penelitian ini untuk melihat efektivitas penyembuhan luka dengan membandingkan penggunaan balutan dengan teknik Wet-Dry dan dengan teknik balutan Moist Wound Healing. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan menggunakan desain Quasi eksperimental. Populasi adalah seluruh pasien diabetes yang mengalami ulkus. Teknik pengambilan sampel menggunakan Purposive Sampling sehingga diperoleh 18 responden yang menggunakan perawatan luka dengan teknik wet-dry dan 15 responden ulkus diabetic yang dilakukan perawatan luka dengan teknik Moist Wound Healing. Hasil : Data variabel berdistribusi normal setelah diuji dengan Saphiro-Wilk. Uji t-berpasangan menunjukan nilai signifikan p =0,004 yang mana nilai p Value 0,05 sehingga ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang antara kelompok penyembuhan luka dengan perawatan luka dengan teknik Wet dry dengan kelompok perawatan luka Moist Wound Healing. Kesimpulan dari penelitian ini perawatan luka pada ulkus diabetik dengan teknik moist healing lebih cepat proses penyembuhannya sehingga pasien mendapatkan perawatan lebih efektif dan efisien baik dari segi waktu dan biaya.Kata Kunci : Ulkus, Diabetic, Wet-dry, Moist Wound Healing.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.