Kesehatan adalah salah satu berkah yang sangat berharga dalam kehidupan. Kondisi pandemi Covid-19 telah melahirkan budaya 3M dalam kehidupan sehari-hari, yaitu memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan. Mencuci tangan menggunakan handsanitizer merupakan cara yang praktis untuk membunuh mikroorganisme. Namun, handsanitizer yang tersedia di pasaran memiliki variasi bahan baku yang mengandung Alkohol 96% dan peroksida. Pemakaian yang sering dan dalam jangka waktu yang lama dapat memberikan efek samping iritasi pada kulit tangan. Selain itu, upaya lain untuk menjaga kebersihan lingkungan dapat dilakukan dengan menggunakan larutan desinfektan. Larutan ini dapat membebaskan lantai, dinding rumah, peralatan rumah tangga, dan udara sekitar dari mikroorganisme. Namun, desinfektan umumnya mengandung komponen kimia yang sangat korosif. Oleh karena itu, kondisi ini mendorong pencarian sumber bahan ramah lingkungan. Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat Teluk Batang secara mandiri melalui pembuatan handsanitizer dan desinfektan berbasis eco-enzyme dari limbah sayuran dan buah. Eco-enzyme dibuat dari 5kg sampah campuran sayur dan buah yang difermentasi selama 3 bulan, dihasilkan cairan enzim sebanyak 9 kg dan ampas fermentasi sebanyak 6 kg. Kemudian, handsanitizer diproduksi menggunakan rasio 10% : 40% dengan mencampur 100 mL eco-enzyme dan 400 mL air bersih. Sedangkan larutan desinfektan dibuat menggunakan rasio 50% : 50% dengan mencampur 250 mL eco-enzyme dan 250 mL air bersih. Produk yang dihasilkan kemudian diberi label dan dapat digunakan langsung oleh peserta pelatihan.
Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit plasmodium dengan perantara nyamuk anopheles dan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) disebabkan oleh virus Dengue fever dengan perantara nyamuk Aedes aegepty. Kedua penyakit ini rawan mewabah di wilayah tropis ataupun subtropics terutama saat musim hujan yang menyebabkan terjadinya genangan air di mana-mana. Upaya pemerintah dalam mengintervensi mewabahnya penyakit DBD dan malaria adalah dengan usaha prefentif dan kuratif dari dinas terkait tentang pentingnya menjaga kesehatan keluarga dan dari gigitan nyamuk yang berpotensi menularkan penyakit malaria dan DBD. Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat ini sebagai salah satu implementasi dari tri dharma perguruan tinggi, dilakukan melalui pelatihan pemanfaatan sereh wangi sebagai cairan spray anti nyamuk pada siswa Sekolah Dasar Muhammadiyah 2 Pontianak. Metode kegiatan didasarkan pada pembuatan cairan antinyamuk berbahan baku ekstrak minyak atsiri sereh wangi (Cymbopogon nardus) yang dapat diaplikasikan pada botol spray untuk disemprotkan ke dalam suatu ruangan agar tidak dikunjungi oleh nyamuk. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan anak SD Muhammadiyah 2 Pontianak dalam memformulasi minyak antinyamuk cair yang dapat digunakan sebagai pengusir nyamuk. Minyak atsiri sereh wangi dibuat dengan metode destilasi uap air di mana sejumlah bobot sampel minyak sereh wangi dipotong kecil disari dalam panci destilasi menggunakan uap air panas, menghasilkan uap panas yang kemudian terkondensasi menjadi tetes-tetes minyak. Tetes minyak yang dihasilkan selanjutnya di larutak dalam sejumlah kecil alkohol agar tercampur homogen antara minyak sereh wangi dengan air yang dengan mudah dapat diaplikasikan ke dalam botol spray. Selanjutnya dilakukan pengujian tentang kemampuan minyak sereh spray dalam mengusir nyamuk dari suatu ruang pengujian. Dari kegiatan PKM yang dihadiri oleh 15 anak SD menunjukkan ada perhatian dan keterampilan baru bagi anak SD dalam mengekstraksi minyak sereh wangi dan memformulasikannya sebagai obat cair yang siap disemprotkan ke dalam ruangan untuk mengusir nyamuk.
The main cause of stunting is due to inadequate food intake according to the needs for growth and development of children, or insufficient nutrition of pregnant women. The low nutritional intake of pregnant and lactating mothers as well as children under five years old who are still growing and developing is generally caused by the wrong diet. One of the efforts to prevent stunting from an early age is to search for several sources of animal source food containing protein, fat and macro essential minerals according to nutritional standards. The purpose of this study was to determine the proximate content including protein and fat nutrition, water content and ash content, as well as mineral content including calcium, iron and phosphorus, from Tembakul (mudskipper) fish flour as the main needs in the growth of children, during pregnancy and lactation. Protein analysis was carried out using the Kjeldahl method, and fat analysis by extraction using a non-polar solvent, while the determination of essential macro minerals calcium and iron was carried out using an Atomic Absorption Spectrophotometer, and phosphorus analysis using ultraviolet spectrophotometry. The proximate content of Tembakul (mudskipper) fish flour from the Mempawah mangrove ecosystem is fat content (1.80%), protein content (50.67%), water content (24.58%), and ash content (20.20%). Mudskipper fish flour contains 3 essential minerals, namely Calcium (2.15%), Phosphorus (2.50%) and Iron (270.26 ppm).
Permasalahan sampah yang semakin meningkat menjadi isu bersama yang harus dihadapi dan perlu solusi bersama. Di wilayah Segedong, Kabupaten Mempawah ternyata masyarakat kurang memperhatikan permasalahan sampah termasuk pengelolaannya. Permasalahan sampah berdampak pada bencana alam dan penyakit. Tujuan pelaksanaan pengabdian kepada siswa SMPN 03 Segedong adalah memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada siswa mengenai sampah, dampak sampah pada lingkungan, mampu membedakan sampah organik dan non organik dan cara kreativitas mengolah sampah menjadi barang yang bernilai guna. Metode yang digunakan yaitu dengan memberikan sosialisasi, edukasi dan workshop pengelolaan sampah. Sasaran kegiatan ini adalah para pelajar karena agar pelajar mengerti sangat pentingnya pengelolaan sampah di lingkungan, serta membuat pelajar untuk dapat menanamkan kebiasaan mengelola sampah dengan baik. Hasil kegiatan berdasarkan hasil post-test adalah peningkatan pengetahuan siswa dalam menjaga lingkungan dan pengelolaan sampah plastik. Secara praktik para siswa berhasil membuat lima tempat sampah sesuai dengan pembagian lima kelompok dan tempat sampah ini digunakan untuk tempat pembuangan sampah di SMPN 03 Segedong. Collaboration between the Palung Foundation and SMPN 03 Segedong Students in Plastic Waste Management Education and Creativity The increasing waste problem is a common issue that must be faced and needs a joint solution. In the Segedong area, Mempawah Regency, it turns out that the community pays little attention to waste problems, including its management. The waste problem has an impact on natural disasters and diseases. The purpose of implementing community service for SMPN 03 Segedong students is to provide knowledge and understanding to students regarding waste, the impact of waste on the environment, being able to distinguish between organic and non-organic waste and how to be creative in processing waste into valuable goods. The method used is by providing outreach, education and waste management workshops. The target of this activity is students because students understand the importance of waste management in the environment, and make students able to instill the habit of managing waste properly. The results of the activities based on the post test are an increase in students' knowledge in protecting the environment and managing plastic waste. Practically the students succeeded in making five trash bins according to the distribution of the five groups and the trash bins were used for garbage disposal at SMPN 03 Segedong.
Beragam penjelasan atas kondisi kesehatan tentu juga terdapat beragam tindakan untuk pengobatan. Langkah pengobatan tidak hanya terbatas pada usaha-usaha yang berbasiskan penjelasan medis ilmiah. Namun, juga ada usaha pengobatan yang melibatkan langkah-langkah yang berbasiskan budaya masyarakat setempat bahkan melibatkan hal-hal yang mengandung unsur spiritual. Penelitian ini merupakan salah satu usaha untuk menarasikan pengobatan tradisional pada Dayak Salako. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif. Pengobatan tradisional Dayak Salako dilakukan melalui ritual pengobatan, melalui tanaman obat, rebusan dan tajok, serta perpaduan antara ramuan, mantra, air tawar, semburan dan conteng. Bagi orang Dayak Salako, definisi sakit adalah ketika munculnya keluhan-keluhan yang tidak nyaman dalam diri seseorang. Biasanya muncul gejala merasa lemah, badan letih, malas beraktivitas, pucat dan tidak memiliki semangat. Sedangkan sehat adalah ketika masih bisa berkebun. Daun Juang memiliki peran penting dalam budaya Dayak Salako. Daun juang merupakan perantara dalam pengobatan tradisional Dayak Salako. Perubahan ekologis, sosial ekonomi, dan pengetahuan menjadi faktor yang mendorong perubahan masyarakat dalam merespon kondisi sehat dan sakit pada masyarakat Dayak Salako. Masyarakat Dayak Dayak Salako akan kembali lagi meminta bantuan para Hattra saat pengobatan modern tidak bisa memenuhi rasa kenyamanan orang suku Dayak untuk memenuhi kebutuhan mereka, yaitu kesehatan.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan fenomena akseptasi modernitas yang terjadi di Nyarumkop, Kota Singkawang. Ketika tradisi Dayak dipertemukan dengan tradisi Gereja Katolik, lantas apakah kedua tradisi itu saling mempengaruhi? Ataukah terjadi menyesuai diri? Atau justru saling “memberi” dan “menerima”? Menjawab pertanyaan masalah ini, telah dilakukan penelitian terhadap orang Dayak di Kampung Nyarumkop. Kampung Nyarumkop sebagai pusat persekolahan misi Gereja Katolik, tentu merepresentasikan modernitas. Penelitian ini menggunakan pendekatan antropologi budaya dengan prosedur etnografis. Selama 6 bulan kami melakukan observasi, wawancara mendalam, dan studi literatur, terhadap fenomena modernitas masyarakat desa di Kampung Nyarumkop. Penelitian ini mengungkap feomena akseptasi modernitas pada masyarakat desa, terjadi karena terdapatnya domain psikologi, domain sosial dan domain budaya yang memiliki aspek keterbukaan terhadap hal-hal baru di luar diri mereka. Keterbukaan pada tiga domain ini mendorong etnis Dayak di Kampung Nyarumkop dalam menerima kehadiran Tradisi Barat melalui misionaris Gereja Katolik. Modernitas yang terjadi pada masyarakat pedesaan tampak dalam gejala global village di kampung Nyarumkop. Namun demikian, orang-orang Dayak tersebut tidak bisa secara total melepaskan diri dari ikatan tradisinya, sehingga terjadi juga gejala detradisionalisasi sebagai gejala modernitas. This study aims to describe the phenomenon of acceptance of modernity that occurs in Nyarumkop, Singkawang City. When the Dayak tradition is met with the tradition of the Catholic Church, then do the two traditions influence each other? Or does it happen accordingly? Or do they “give” and “receive”? Answering this research question, we have conducted research on the Dayak people in Nyarumkop Village. Nyarumkop village as the center of the Catholic Church's mission schooling certainly represents modernity. This study uses a cultural anthropological approach with ethnographic procedures. For 6 months we conducted observations, in-depth interviews, and literature studies, on the phenomenon of the modernity of rural communities in Nyarumkop village. This study reveals the phenomenon of acceptance of modernity in rural communities, occurs because of the psychological domain, social domain and cultural domain that have aspects of openness to new things outside of themselves. Openness to these three domains encourages the Dayak ethnic group in Nyarumkop Village to accept the presence of Western Tradition through Catholic Church missionaries. Modernity that occurs in rural communities can be seen in the global village phenomenon in Nyarumkop village. However, the Dayak people cannot totally break away from their traditional ties, so there is also a symptom of detraditionalization as a symptom of modernity.
Berbagai permasalahan bermunculan menimpa perkebunan kakao, terbukti dari naik-turun maupun stagnansi pada tingkat produksi. Pemerintah bergerak untuk memecahkan kemerosotan produksi kakao dengan mengeluarkan kebijakan Gerakan Nasional Peningkatan Produksi dan Mutu Kakao (Gernas Kakao) yang dimulai sejak tahun 2009. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh Gerakan Nasional Kakao terhadap peningkatan taraf hidup petani kakao di Kabupaten Mamasa, Provinsi Sulawesi Barat melalui penghitungan penghasilan para petani kakao sebelum dan setelah dilaksanakannya Gernas Kakao. Metode pengumpulan data meliputi observasi, wawancara dan kuesioner. Analisis kuantitatif digunakan untuk membandingkan dan mengolah data. Penelitian ini menunjukkan bahwa Program Gernas Kakao telah berhasil meningkatkan jumlah produksi kakao dan pendapatan para petani. Hasil B/C rasio kegiatan pada Program Gernas Kakao meliputi Peremajaan, Rehabilitasi dan intensifikasi menunjukkan angka >1 artinya Program Gernas Kakao layak untuk diterapkan dan dilanjutkan untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas kakao. Dukungan, kerja sama dan sinergi dalam Program Gernas Kakao sangat diperlukan antara semua pemangku kepentingan untuk mencapai pemberdayaan petani kakao.
Penelitian ini di latarbelakangi oleh penerapan kebijakan lockdown pada masa pandemi Covid-19 tahun 2020-2022 di negara Malaysia yang berdampak terhadap kehidupan buruh migran di Kecamatan Teluk Keramat. Permasalahan yang teridentifikasi yaitu adanya kesulitan buruh migran untuk kembali bekerja ke negara Malaysia, sedangkan mencari pekerjaan di dalam negeri sulit sehingga penghasilan semakin menurun. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis permasalahan yang dialami buruh migran asal Kecamatan Teluk Keramat yang terdampak kebijakan lockdown pada masa pandemi Covid-19 tahun 2020-2022 dan mendeskripsikan strategi bertahan hidup yang mereka lakukan dalam kondisi sulit. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif-deskriptif dengan analisis teori mekanisme survival dari James Scott. Hasil penelitian menunjukkan bahwa akibat adanya penerapan kebijakan lockdown di negara Malaysia dalam menghadapi pandemi Covid-19, buruh migran mengalami kesulitan untuk kembali bekerja ke negara tersebut. Selain itu, mereka juga kesulitan dalam memenuhi beragam kebutuhan hidup. Untuk menghadapi kondisi sulit ini, buruh migran menerapkan strategi bertahan hidup dengan cara melakukan penghematan, mencari pekerjaan lain, membuka usaha, mengikutsertakan anggota keluarga dalam bekerja serta mencari bantuan dana dari keluarga atau atasan.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.