2018
DOI: 10.30872/yupa.v2i1.117
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Using Historical Sites in East Kalimantan for Education: Challenges and Opportunities

Abstract: The historical site can be used as a source of learning history, a model of learning history, media history learning, to enhance literacy history or as historical attractions. The utilization based on their shape can be divided into two, direct utilisation and indirect utilization. Constraints encountered in the utilization of the site can be divided into two, the internal problem and external problems. Internal problems in the form of time limitations, limitations of the learning ability of teachers, and faci… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
5

Citation Types

0
1
0
2

Year Published

2022
2022
2024
2024

Publication Types

Select...
5

Relationship

0
5

Authors

Journals

citations
Cited by 5 publications
(5 citation statements)
references
References 6 publications
0
1
0
2
Order By: Relevance
“…Maka dari itu dengan mendatangi objek langsung melalui outdoor study di Candi Singosari dapat menjadi solusi permasalahan tersebut yang masih minim dimiliki oleh peserta didik terutama di SMK Negeri 1 Singosari, karena dengan pemanfaatan situs sejarah sebagai sumber belajar sejarah masa Hindu-Budha dapat memberikan pemahaman yang lebih karena perspektif baru yang mereka dapati pada sebuah situs peninggalan yang berbeda dan lebih nyata. (Azmi, 2018) Dalam kurikulum merdeka, pembelajaran sejarah lebih menekankan pada konteksualisasi peristiwa yang terjadi di masa lampau dengan tantangan kehidupan bangsa saat ini agar peserta didik dapat mengevaluasi dan mengorientasikan untuk masa yang akan datang. (Nurdiansyah, 2021) Dalam pembelajaran sejarah peserta didik tidak hanya ditekankan pada aspek kognitif, tetapi juga pada penghayatan nilai-nilai peristiwa sejarah sehingga hal tersebut menjadi titik tolak sebagai upaya pembentukan jatidiri bangsa melalui kesadaran sejarah dan kesadaran budaya.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Maka dari itu dengan mendatangi objek langsung melalui outdoor study di Candi Singosari dapat menjadi solusi permasalahan tersebut yang masih minim dimiliki oleh peserta didik terutama di SMK Negeri 1 Singosari, karena dengan pemanfaatan situs sejarah sebagai sumber belajar sejarah masa Hindu-Budha dapat memberikan pemahaman yang lebih karena perspektif baru yang mereka dapati pada sebuah situs peninggalan yang berbeda dan lebih nyata. (Azmi, 2018) Dalam kurikulum merdeka, pembelajaran sejarah lebih menekankan pada konteksualisasi peristiwa yang terjadi di masa lampau dengan tantangan kehidupan bangsa saat ini agar peserta didik dapat mengevaluasi dan mengorientasikan untuk masa yang akan datang. (Nurdiansyah, 2021) Dalam pembelajaran sejarah peserta didik tidak hanya ditekankan pada aspek kognitif, tetapi juga pada penghayatan nilai-nilai peristiwa sejarah sehingga hal tersebut menjadi titik tolak sebagai upaya pembentukan jatidiri bangsa melalui kesadaran sejarah dan kesadaran budaya.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Oleh karena itu, media pembelajaran sangat diperlukan dalam proses pembelajaran guna mencapai tujuan pembelajaran (Azmi, 2018) Media pembelajaran secara garis besar dapat diartikan sebagai alat atau wahana fisik yang mengandung materi pendidikan didalam lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Media pembelajaran yang sering sekali digunakan oleh seorang guru adalah presentasi menggunakan PowerPoint, dikemas secara menarik dengan menambahkan gambar untuk menarik minat siswa dalam kegiatan pembelajaran.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Pilgrims perform certain prayers or rituals at the Tunggang Parangan grave. Tunggang Parangan is a person who is believed to be a great scholar who converted Aji Mahkota and Aji Pangeran to Islam [12,13] . Specifically for religious tourism, there are three tombs that are classified as sacred: the tomb of Sultan Aji Mahkota, the tomb of Sultan Aji Dilanggar, and the tomb of Habib Tunggang Parangan.…”
Section: Introductionmentioning
confidence: 99%