Keywords: Forest onion, anti-fungus, candida albicans, Extraction.
PendahuluanInfeksi merupakan penyakit yang mudah ditemukan di daerah tropis seperti Indonesia. Penyebab penyakit infeksi diantaranya adalah infeksi karena jamur. Jamur merupakan suatu mikroorganisme eukariotik yang mempunyai ciri-ciri spesifik yaitu mempunyai inti sel, memproduksi spora, tidak mempunyai klorofil, dapat berkembang biak secara seksual dan aseksual (Setyowati, dkk., 2013). Infeksi jamur sistemik yang tak tertangani bisa berakibat fatal, menyebabkan kecacatan bahkan kematian. Salah satu spesies jamur yang sering menyebabkan infeksi adalah candida albicans (Widiarta, 2008).Infeksi yang disebabkan oleh jamur candida albicans ini dikenal dengan candidiasis.Obat tropikal yang selama ini digunakan untuk mengobati candidiasis meliputi nistatin, klotrimazol, mikonazol, dan azol-azol lainnya. Namun penggunaan obat-obat anti jamur tersebut memiliki keterbatasan, seperti efek samping yang berat, spektrum anti jamur yang sempit, penetrasi yang buruk pada jaringan tertentu, dan munculnya jamur yang resisten (Setyowati, dkk., 2013).Oleh karena itu, pemanfaatan tanaman sebagai bahan obat tradisional mulai dikembangkan. Keuntungan menggunakan tanaman berkhasiat obat adalah bahan bakunya mudah didapat, harganya murah, dapat diracik sendiri serta menunjukkan efek samping yang relatif rendah dibandingkan dengan obat-obat modern yang beredar dipasaran, sehingga pemakaian bahan tradisional sudah mulai berkembang (Mekhanzie, 2012) Salah satu alternatif tanaman yang digunakan sebagai obat adalah bawang hutan. Bawang hutan mengandung senyawa metabolit sekunder yaitu alkaloid, flavonoid, saponin, tannin, triterpenoid dan steroid (Septianingsih, 2013).Pada umbi bawang hutan terkandung senyawa metabolit sekunder yakni alkaloid, glikosida, flavanoid, steroid dan tanin yang merupakan sumber biofarmaka yang berpotensial untuk dikembangkan sebagai tanaman obat modern dalam kehidupan manusia (Sofyan, 2011). Fitokimia inilah yang memiliki peran dalam menjaga kesehatan tubuh (Wuryanti & Murnah, 2009