2019
DOI: 10.33222/pelitapaud.v4i1.841
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Tumbuh Kembang Anak Broken Home

Abstract: Penelitian ini berlatarbelakang anak yang mengalami broken home yang bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini (4 tahun) sampai ia remaja berusia 18 tahun yang menjadi korban broken home Di Sulawesi Tengah, Kabupaten Banggai, Kecamatan Masama, Desa Ranga-Ranfa. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus terhadap perkembangan dan pertumbuhan anak yang menjadi korban broken home. Subjek penelitian adalah seorang remaja perempuan berusia 18 tahun merupakan an… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1
1
1
1

Citation Types

0
4
0
6

Year Published

2021
2021
2023
2023

Publication Types

Select...
6

Relationship

0
6

Authors

Journals

citations
Cited by 8 publications
(10 citation statements)
references
References 0 publications
0
4
0
6
Order By: Relevance
“…Menurut Moeliono remaja adalah orang yang masuk dalam kelompok usia 10-19 tahun, kelompok ini juga masih dapat disebut anak (0-18 tahun) sesuai dengan definisi Undang-Undang Perlindungan Anak Indonesia (Lie et al, 2019). Selanjutnya dikatakan bahwa anak remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa (10-24 tahun).…”
Section: Anak Remajaunclassified
“…Menurut Moeliono remaja adalah orang yang masuk dalam kelompok usia 10-19 tahun, kelompok ini juga masih dapat disebut anak (0-18 tahun) sesuai dengan definisi Undang-Undang Perlindungan Anak Indonesia (Lie et al, 2019). Selanjutnya dikatakan bahwa anak remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa (10-24 tahun).…”
Section: Anak Remajaunclassified
“…Sedangkan keluarga merupakan hal yang sangat urgen dalam masyarkat untuk melahirkan generasi yang berkualitas. (Lie et al 2019).…”
Section: Sudut Pandang Kognitif: Wujud Keluarga Broken Homeunclassified
“…Sudah menjadi hal umum bahwa anak-anak atau orang dewasa yang berhadapan dengan perpisahan orangtua dapat menimbulkan ketergangguan mental seperti cemas, perasaan tertekan, dan stres (Lie et al 2019). Kecemasan yang ada dipengaruhi oleh pola pikir seseorang yang menganggap dirinya tidak seperti orang lain, menilai dirinya sendiri begitu tajam sehingga sekilas dirinya tidak berani mencoba sesuatu yang dapat di kembangkan.…”
Section: Sudut Pandang Afektif: Pengaruh Perpisahan Orangtuaunclassified
“…Semenjak itu MS sudah tidak mau Kembali ke pesantren, dan bergaul dengan orang yang memiliki kebiasaan tidak baik, dan pada akhirnya ikut terjerumus pada kehidupan yang tidak sehat, seperti sering keluar sampai larut malam, minum-minuman keras, berkelahi, berjudi, mengonsumsi narkoba, dan lain sebaginya. (Massa et al, 2020)karena ia berfikir dengan mengonsumsi minuman keras tersebut ia bisa melupakan masalah yang terjadi padanya, (Lie et al, 2019) Maka dari hasil wawancara diatas seharusnya keluarga bisa menjadi motivator utama dan terbesar bagi anak. Terutama pemberi motivasi belajar bagi anak (Crossesa & Sindarti, 2019) Berdasarkan hasil wawancara dari MS dapat di ketahui "Dampak keluarga broken home terhadap perilaku anak" sebagai berikut : A. Mudah mengalami gangguan kepada mentalnya B. Mudah mendapat pengaruh buruk dari lingkungannya C. Permasalahan pada moral 2.…”
Section: Hasil Penelitianunclassified