AbstrakKota Kuningan yang terletak di kaki timur Gunung Ciremai ini memang identik dengan hewan Kuda, yang hingga kini dijadikan sebagai ikon dan lambang Pemerintah Kabupaten Kuningan. Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hal apa saja yang melatarbelakangi penggunaan patung kuda sebagai Ikon Kota Kuningan serta untuk mengetahui makna dan filosofi adagium mengenai kuda yang konon melambangkan masyarakat Kuningan. Penulis mencoba melakukan suatu riset yang dikemas dalam suatu studi etnozoologi. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan pendekatan kualitatif melalui observasi, wawancara, serta diperkuat dengan studi literatur. Kemudian, hasil yang didapatkan dilanjutkan dengan analisis data secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peresmian patung kuda sebagai ikon kota kuningan dilatarbelakangi oleh aksi heroik Kuda bersejarah dengan nama si Windu dan Sang Empunya yakni Pengeran Adipati Ewangga yang sangat berperan dalam sejarah berdirinya kota ini. Pengkajian dari perspektif etnozoologi ini diharapkan dapat meningkatkan rasa kesadaran masyarakat Kuningan akan pentingnya menghargai jasa para pahlawan tanah airnya, lebih dari itu, agar meningkatkan solidaritas masyarakat untuk tetap melestarikan Kuda (Equus caballus) di Kabupaten Kuningan dengan manajemen pemeliharaan yang baik, sebab hingga kini populasinya kian menurun. Kata kunciEtnozoologi, Sejarah, Ikon Kota, Equus caballus AbstractKuningan, which is located at the eastern foot of Mount Ciremai, is indeed synonymous with horses. So far, the horse has been used as an icon and symbol of the Kuningan Regency Government. Therefore, this study aims to find out behind the use of the horse statue as an icon of Kuningan. Besides, this study aims to find out the meaning and adage philosophy about the horse as a symbol of the Kuningan community. The author tried to do research that is packaged in an ethnozoological study. The method used in this study is a qualitative approach through observation, interviews and strengthened by literature studies. Then, the results obtained were continued with descriptive data analysis. The results showed that the horse statue as an icon was inspired by the heroic action of the historic horse "Windu" and its owner. The owner is Pangeran Adipati Ewangga, who played a crucial role in the founding of this city. This study from an ethnozoological perspective expected to increase the Kuningan Community's awareness about the importance of appreciating the services of the heroes of their homeland. More than that, to increase community solidarity to continue preserving the Horse (Equus caballus) in Kuningan Regency with good maintenance management, the population has been decreasing.Kata kunciEtnozoologi, Sejarah, Ikon Kota, Equus caballus