ABSTRAKProduktivitas tanaman jeruk seringkali dibatasi oleh penyakit tanaman. Di Indonesia, penyakit busuk batang yang disebabkan oleh Botryodiplodia theobromae menjadi penyakit penting yang menyebabkan tanaman jeruk mati meranggas. Penelitian dilakukan untuk mempelajari mekanisme pengendalian B. theobromae oleh khamir, cendawan mikoriza arbuskular (CMA), bakteri simbiotik CMA dan kitosan. Uji in vitro dilakukan untuk mengevaluasi mekanisme antibiosis, hiperparasitisme, produksi senyawa volatil, dan produksi enzim kitinase. Percobaan dilanjutkan dengan pengujian in planta terhadap khamir, CMA, bakteri simbiotik CMA terpilih, dan kitosan baik secara tunggal maupun kombinasi. Percobaan disusun dalam rancangan acak lengkap dengan 3 ulangan. Peubah yang diamati ialah periode laten, insidensi dan keparahan penyakit, laju infeksi, area under disease progress curve (AUDPC), tingkat asosiasi CMA, dan kandungan fenol total. Hasil uji in vitro menunjukkan bahwa khamir mempunyai aktivitas hiperparasitisme pada B. theobromae dengan afinitas 26 sel per hifa, memproduksi senyawa volatil dengan tingkat hambatan relatif (THR) 29.1%, dan memproduksi enzim kitinase. Isolat bakteri simbiotik CMA terbaik menunjukkan mekanisme antibiosis dengan THR 42.9% dan memproduksi senyawa volatil dengan THR 26.7%. Isolat ini memiliki homologi 98% dengan Bacillus subtilis asal Vietnam. Perlakuan khamir + CMA + kitosan memperlambat periode laten dan menekan insidensi penyakit. Perlakuan tunggal CMA dan kombinasi khamir + CMA menekan keparahan penyakit, laju infeksi, dan nilai AUDPC. Aplikasi khamir + CMA menunjukkan tingkat asosiasi CMA dan peningkatan kandungan fenol total paling tinggi. Berdasarkan hasil penelitian ini, perlakuan tunggal CMA dan khamir + CMA direkomendasikan dalam pengendalian penyakit busuk batang jeruk.Kata kunci: antibiosis, Botryodiplodia theobromae, hiperparasitisme, kitinase ABSTRACT Plant diseases become an important constraint on citrus production. Stem rot disease caused by Botryodiplodia theobromae is a major disease on citrus in Indonesia. This study was aimed to evaluate the mechanism of yeast, arbuscular mychorrhiza fungi (AMF), symbiotic bacteria of AMF and chitosan in controlling stem rot disease. In vitro study was performed to evaluate the mechanism of antibiosis, hyperparasitism, production of volatile compounds, and production of chitinase enzyme. The experiment was continued by in planta assays using yeast, AMF, symbiotic bacteria of AMF, and chitosan either singly or in combination. The experiments were performed using completely randomized