2011
DOI: 10.17969/agripet.v11i2.376
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Polimorfisme Protein Darah Itik Pegagan dengan Metode PAGE

Abstract: Pegagan duck is one of local duck species which comes from Ogan Ilir (OI) Regency, South Sumatera. This species is not popular, yet. But, it has spread out along Ogan river which comprises of three districts e.g Tanjung Raja, Inderalaya and Pemulutan. The ecosystem in this three districts is dominated by swampy area. As far, there is relatively limited information of Pegagan duck compared to another local duck. So, for the first step was done a reseach to identify genetic characteristic from blood protein anal… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2
1
1

Citation Types

0
0
0
4

Year Published

2021
2021
2022
2022

Publication Types

Select...
2

Relationship

0
2

Authors

Journals

citations
Cited by 2 publications
(4 citation statements)
references
References 1 publication
0
0
0
4
Order By: Relevance
“…Keunggulan analisis ini adalah kegunaannya dalam mengetahui informasi genetik, biaya yang murah, dan interpretasi data yang sederhana [7]. Polimorfisme protein darah telah banyak digunakan untuk studi karakterisasi genetik dan filogenetik ternak lokal di Indonesia [8] pada kambing, [9] pada ayam Kedu, [10] pada itik Pegagan, [11] pada domba, [12,13] pada sapi.…”
Section: Discussionunclassified
See 1 more Smart Citation
“…Keunggulan analisis ini adalah kegunaannya dalam mengetahui informasi genetik, biaya yang murah, dan interpretasi data yang sederhana [7]. Polimorfisme protein darah telah banyak digunakan untuk studi karakterisasi genetik dan filogenetik ternak lokal di Indonesia [8] pada kambing, [9] pada ayam Kedu, [10] pada itik Pegagan, [11] pada domba, [12,13] pada sapi.…”
Section: Discussionunclassified
“…Frekuensi genotip protein darah pada entok di tiga kabupaten di Jawa Tengah Lokus 1 Genotip Kabupaten Total Frekuensi gen Demak (20) Magelang ( 20) Pekalongan (20) Alb AA 0,15 (3)0 -0,10 (2)0 0,08 (5)0 A: 0,39 AB 0,70 (14) 0,50 (10) 0,65 (13) 0,62 (37) B: 0,61 BB 0,15 (3)0 0,50 (10) 0,25 (5)0 0,30 (18) Cp AA 0,35 (7)0 0,20 (4)0 0,55 (11) 0,37 (22) A: 0,62 AB 0,55 (11) 0,50 (10) 0,45 (9)0 0,50 (30) B: 0,38 BB 0,10 (2)0 0,30 (6)0 -0,13 (8)0 Tf AA -0,10 (2)0 0,10 (2)0 0,07 (4)0 A: 0,32 B: 0,68 AB 0,45 (9)0 0,65 (13) 0,40 (8)0 0,50 (30) BB 0,55 (11) 0,25 (5)0 0,50 (10) 0,43 (26) Amy-I AA 0,25 (5)0 0,30 (6)0 13 (0,65) 0,40 ( Hasil perhitungan frekuensi gen menunjukkan bahwa gen Tf A A memiliki nilai sebesar 0,32 dan gen Tf B sebesar 0,68. [10] melaporkan hasil frekuensi gen tertinggi ditunjukkan pada gen C sebesar 0,50 bahwa pada itik Pegagan, sedangkan [24] melaporkan frekuensi tiga alel lokus Tf pada itik Tegal dengan frekuensi gen paling tinggi pada B (0,65). Frekuensi gen A pada itik Kerinci sebesar 0,8 dan gen B sebesar 0,2 [23].…”
Section: Identifikasi Lokus Transferinunclassified
“…Penelitian yang dilakukan memperlihatkan banyak sekali jenis protein yang dihasilkan dari darah dan cairan tubuh yang lain pada burung merpati hias, termasuk antibodi, hormon dan enzim [15]. Berdasarkan penjabaran tersebut, untuk mengetahui kondisi dan menganalisis suatu individu dapat dilakukan melalui cairan tubuh termasuk darah.…”
Section: Pembahasanunclassified
“…Sistem perkawinan inbreeding tidak disarankan untuk burung merpati hias yang memiliki hubungan kekerabatan dekat. Perkawinan secara inbreeding dapat menyebabkan peningkatan gen-gen yang homozigot dan menurunkan proporsi heterozigositas [15]. Adanya peningkatan gengen yang homozigot menurunkan kecepatan pertumbuhan, efisiensi reproduksi, dan menyebabkan keturunan generasi pertama (F1) bersifat letal [23].…”
Section: Pembahasanunclassified