Peran Aktor dalam Perubahan Sosial Ekonomi Petani Pasca Penerapan Mina Padi

Abstract

Sektor pertanian konvensional yang selama ini menitikberatkan pada teknik modern maupun input sarat teknologi telah menyebabkan marginalisasi sistemik di dunia pertanian. Penelitian ini bertujuan mengetahui perubahan sosial ekonomi petani pasca penerapan mina padi dan mengetahui peran aktor dalam penerapan mina padi di KPI Mina Murakabi, Seyegan, Kabupaten Sleman. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan desain deskriptif. Perubahan sistem budidaya konvensional ke mina padi berdampak terhadap perubahan sosial ekonomi meliputi peningkatkan pendapatan, pengeluaran, luas lahan, bantuan, dan asset, membuka lapangan kerja, menambah jejaring petani dengan stake holders, dan meningkatkan keaktifan petani dalam kelompok. Aktor tersebut meliputi Kementerian Kelautan dan Perikanan, FAO, Dinas Kelautan dan Perikanan DIY, Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan Kabupaten Sleman, BP4 Wilayah III Kabupaten Sleman, Pemerintah Desa Margoluwih, Penyuluh Perikanan, dan KPI Mina Murakabi. Aktor berperan dalam kegiatan penyuluhan, modal, budidaya mina padi, dan pasca panen.

Diversifikasi Usaha Mina Padi Mendukung Ketahanan Pangan dan Sumber Pertumbuhan Ekonomi Baru

“…Kualitas padi dari lahan mina padi lebih baik setelah diuji karena memiliki kadar glukosa yang lebih rendah, tergolong padi semi organik, dan menghasilkan bulir padi yang gemuk (massa padi bertambah). Hal senada juga disampaikan Christian et al (2022) bahwa ukuran bulir padi hasil budi daya mina padi tidak kalah dengan padi dari pertanian konvensional (yang menggunakan pupuk), ukuran bulir padinya pun besar-besar karena kotoran ikan yang membantu pertumbuhan padi. Jumlah keuntungan yang diperoleh untuk usaha mina padi lebih baik dibandingkan dengan usaha pertanian monokultur.…”

“…Hal ini juga menyebabkan kegiatan pertanian kurang diminati oleh masyarakat terutama generasi muda (Guntoro, 2012) sehingga masyarakat harus mencari inovasi atau terobosan baru untuk meningkatkan produktivitas lahan pertanian dan mendukung ketahanan pangan. Salah satu rekayasa lahan pertanian dengan teknologi tepat guna yang dapat dilakukan petani adalah mengubah usaha pertanian dari sistem monokultur ke arah diversifikasi pertanian dengan menerapkan sistem mina padi (Christian et al, 2022).…”