2015
DOI: 10.32734/jpt.v2i2.2888
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Peningkatan Produktivitas Padi Lahan Rawa Lebak Melalui Penggunaan Varietas Unggul Padi Rawa

Abstract: In 2014 the total area of rice fields in North Sumatra was 464 827 ha, which has a land area of irrigated rice 291 062 ha, while the non-irrigated rice land area of 173 765 ha. Non irrigated wetland is classified into three agro-climatic type include 1). Rainfed areas, 2). Tidal wetland and 3). Lowland swamp wetland or non-tidal swamp. Potential development of swamp wetlands for paddy is still open, because the productivityis still low. Causes of low productivity such a ssoil fertility are relatively low, it s… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1
1
1

Citation Types

0
7
0
10

Year Published

2018
2018
2023
2023

Publication Types

Select...
8

Relationship

0
8

Authors

Journals

citations
Cited by 15 publications
(17 citation statements)
references
References 0 publications
0
7
0
10
Order By: Relevance
“…Menurut Helmi (2015), rendahnya produktivitas diantaranya karena kesuburan tanah relatif rendah, masih menggunakan varietas lokal yang berumur dalam 5-6 bulan, varietas unggul yang sudah turun temurun, dan pengelolaan lahan yang relatif masih bersifat konvensional. Lebih lanjut (Sari dan Azmi, 2016) menyatakan bahwa faktor risiko juga dapat disebabkan serangan hama dan penyakit, bencana alam, iklim yang kurang menguntungkan, fluktuasi harga, dan sosial ekonomi petani menyebabkan terjadinya senjang produktivitas.…”
Section: Pendahuluan Latar Belakangunclassified
“…Menurut Helmi (2015), rendahnya produktivitas diantaranya karena kesuburan tanah relatif rendah, masih menggunakan varietas lokal yang berumur dalam 5-6 bulan, varietas unggul yang sudah turun temurun, dan pengelolaan lahan yang relatif masih bersifat konvensional. Lebih lanjut (Sari dan Azmi, 2016) menyatakan bahwa faktor risiko juga dapat disebabkan serangan hama dan penyakit, bencana alam, iklim yang kurang menguntungkan, fluktuasi harga, dan sosial ekonomi petani menyebabkan terjadinya senjang produktivitas.…”
Section: Pendahuluan Latar Belakangunclassified
“…Berdasarkan hasil uji menggunakan PUTR, rekomendasi kapur dan pupuk yang diberikan pada lokasi demplot sebesar 0.5-1.5 ton/ha kapur pertanian yang aplikasinya dilakukan pada saat pengolahan lahan, 200-300 kg/ha N-Urea yang diaplikasikan 1 /3 saat awal tanam, 1 /3 saat 2-3 MST dan 1 /3 saat 4-5 MST, 150 kg/ha K-KCl, serta 100 kg/ha P-SP-36 yang diberikan sebagai pupuk dasar. Upaya lain yang dapat ditempuh untuk menetralisir pH tanah agar padi dapat beradaptasi dan tumbuh dengan baik adalah dengan mengurangi kandungan unsur Al dan Fe tersedia melalui pencucian lewat perbaikan drainase (Helmi, 2015).…”
Section: Sifat Fisik Dan Kimia Lahan Pengkajianunclassified
“…Tanah yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman padi adalah tanah sawah yang memiliki kandungan fraksi pasir, debu dan lempung dalam perbandingan tertentu dengan jumlah air yang cukup. Padi dapat tumbuh dengan baik pada tanah yang ketebalan lapisan atasnya antara 18 -22 cm dengan pH antara 4 -7 (Helmi, 2015).…”
Section: Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Padiunclassified
“…Badan Litbang Pertanian untuk periode 2000-2010 telah menghasilkan varietas unggul baru (VUB) padi terdiri dari 45 varietas non hibrida padi sawah, 17 varietas hibrida padi sawah, 2 varietas ketan dan 7 varietas padi gogo dan 7 varietas padi rawa (Suprihatno et al, 2011), meskipun demikian tidak semua varietas yang dihasilkan adaptif di lahan rawa. Varietas Inpara 1 sampai varietas 5 menunjukkan adaptasi dan hasil yang cukup tinggi, tetapi Inpara 1, 2 dan 3 lebih baik dibandingkan varietas Inpara 5 di lahan rawa lebak (Djufry dan Kasim, 2015;Helmi, 2015). Varietas Inpara 5 sangat rentan terhadap keracunan besi dan penyakit blas, sehingga tidak disarankan untuk dikembangkan di lahan rawa pasang surut (Koesrini et al, 2014).…”
unclassified