2018
DOI: 10.31004/obsesi.v2i1.3
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Peningkatan Kemampuan Sosial Emosional Melalui Permainan Kolaboratif pada Anak KB

Abstract: AbstrakPenelitian ini berawal dari temuan bahwa anak-anak pada Kelompok Bermain Tuanku Tambusai cenderung mengalami hambatan dalam perkembangan sosial emosionalnya. Pada observasi yang dilakukan terlihat anak belum bersedia bermain dengan teman sebaya dalam satu kelompok, anak masih menunjukkan sikap ego atau menang sendiri, anak tidak dapat menjalin kerja sama antar anggota kelompoknya, masih menunjukkan sikap saling berebut dalam bermain, dan anak tidak bertanggung jawab dalam melakukan tugasnya. Berdasarkan… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
3
1

Citation Types

0
9
0
13

Year Published

2019
2019
2022
2022

Publication Types

Select...
9

Relationship

0
9

Authors

Journals

citations
Cited by 25 publications
(22 citation statements)
references
References 1 publication
0
9
0
13
Order By: Relevance
“…Menurut (Madyawati, 2017) mengemukakan bahwa karakteristik anak usia dini yaitu a) bersifat egosentris; b) bersifat unik; c) mengekspresikan prilakunya secara spontan; d) bersifat aktif dan energik; e) memiliki rasa ingin tahu yang kuat dan antusias terhadap banyak hak; f) bersifat eksploratif dan jiwa petualang; g) kaya dengan fantasi; h) masih mudah frustasi; i) kurang pertimbangan dalam melakukan sesuatu; j) memiliki daya perhatian yang pendek; k) memiliki masa belajar yang paling pontensial. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) pada hakikatnya adalah pendidikan yang diselenggarakan dengan tujuan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh yang menekankan pada pengembangan seluruh aspek kepribadian anak (Ananda and Fadhilaturrahmi, 2018). Menurut(Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003)Pendidikan anak usia dini yang selanjutnya disebut PAUD adalah suatu upaya pembinaan yang ditunjukkan kepada anak sejak lahir sampai berusia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut".Pendidikan usia dini memegang peran yang sangat penting dalam perkembangan anak karena merupakan pondasi dasar dalam kepribadian anak (Hemah, 2018).…”
Section: Pendahuluanunclassified
See 1 more Smart Citation
“…Menurut (Madyawati, 2017) mengemukakan bahwa karakteristik anak usia dini yaitu a) bersifat egosentris; b) bersifat unik; c) mengekspresikan prilakunya secara spontan; d) bersifat aktif dan energik; e) memiliki rasa ingin tahu yang kuat dan antusias terhadap banyak hak; f) bersifat eksploratif dan jiwa petualang; g) kaya dengan fantasi; h) masih mudah frustasi; i) kurang pertimbangan dalam melakukan sesuatu; j) memiliki daya perhatian yang pendek; k) memiliki masa belajar yang paling pontensial. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) pada hakikatnya adalah pendidikan yang diselenggarakan dengan tujuan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh yang menekankan pada pengembangan seluruh aspek kepribadian anak (Ananda and Fadhilaturrahmi, 2018). Menurut(Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003)Pendidikan anak usia dini yang selanjutnya disebut PAUD adalah suatu upaya pembinaan yang ditunjukkan kepada anak sejak lahir sampai berusia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut".Pendidikan usia dini memegang peran yang sangat penting dalam perkembangan anak karena merupakan pondasi dasar dalam kepribadian anak (Hemah, 2018).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Pendidikan anak usia dini bertujuan untuk mengembangkan potensi anakyang berfokus pada pengembangan seluruh aspek perkembangan yang dimiliki anak. Menurut (Suhartini and Laela, 2018)mengemukakan bahwa PAUD bertujuan membimbing dan mengembangkan potensi setiap anak agar dapat berkembang potensi setiap anak agar dapat berkembang secara optimal sesuai tipe kecerdasannya.Pendidikanyang diselenggarakan dengan tujuan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh yang menekankan pada pengembangan seluruh aspek kepribadian anak (Ananda and Fadhilaturrahmi, 2018).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Perkembangan sosial anak yang sehat bergantung pada pembelajaran dan standar internalisasi prilaku sosial serta dalam mentransfer dan menerapkan standar ini dalam berprilaku anak diberbagai lingkungan dan situasi (Poerwati and Cahaya 2018). Proses sosial sangat diperlukan dalam belajar kelompok karena anak berhubungan dengan teman sebaya sehingga anak harus dapat mengontrol emosinya agar tercipta suasana kondusif dalam belajar (Ananda and Fadhilaturrahmi 2018). Sikap sosial pada anak terlihat pada aktivitas dan kegiatan anak dalam bekerjasama baik itu dengan orang lain, teman sebaya dan guru (Marlina 2014).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Pola asuh permisif yang diterapkan orang tua pada anak akan dapat memengaruhi emosi pada diri anak seperti anak tidak dapat mengenali emosinya sendiri dan mengenali emosi orang lain. Sehingga ketika anak terjun kemasayarakat luar akan kesulitan untuk memahami dan menyesuaikan dirinya dengan orang-orang baru serta anak juga tidak akan bisa menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya (Ananda & Fadhilaturrahmi, 2018;Sintia, Kuswanto, & Meriyati, 2019). Jadi, dapat disimpulkan bahwasanya pola asuh permisif yang diterapkan orang tua sedari dini pada anak dapat memengaruhi perkembangan emosi pada anak tersebut yang mana perkembangan emosi itu dapat memberikan dampak yang buruk bagi anak seperti anak menjadi pembangkang dan susah anaktur yang pada akhirnya akan berpengaruh pada pergaulan dan interaksi sosial anak dengan orang-orang di sekitarnya.…”
Section: Kolokiumunclassified