2012
DOI: 10.24002/biota.v17i1.128
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Pengetahuan Fauna (Etnozoologi) Masyarakat Tengger di Bromo Tengger Semeru Jawa Timur

Abstract: Penelitian ini bertujuan mempelajari pengetahuan tentang pemanfaatan hewan berpotensi, pelestarian lingkungan oleh masyarakat Tengger. Mempelajari interaksi antara masyarakat dan lingkungannya dan aspek praktek, persepsi serta representasinya. Metode penelitian digunakan survei exploratif meliputi inventarisasi jenis hewan di kandang, lingkungan rumah, wilayah konservasi hutan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TN.BTS) meliputi nama lokal dan nama ilmiah. Metode d… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2
1
1

Citation Types

1
14
0
6

Year Published

2017
2017
2024
2024

Publication Types

Select...
7
1

Relationship

1
7

Authors

Journals

citations
Cited by 20 publications
(28 citation statements)
references
References 0 publications
1
14
0
6
Order By: Relevance
“…Fauna yang tersebar diseluruh kawasan TNBTS berjumlah 24 Aves, 11 Mamalia, 1 Reptil, dan 2 Insekta termasuk didalamnya Elang Jawa, Elang Hitam, Lutung Jawa, dan Macan Tutul (BBTNBTS3, 2019). Pengetahuan keanekaragaman jenis hewan di lingkungan masyarakat Tengger berjumlah 120 jenis yang terdiri dari hewan peliharaan yang dimanfaatkan masyarakat Tengger terdiri dari Aves (8 jenis), Mamalia (10 jenis), ikan danau (3 jenis), dan jenis ikan berasal dari luar Tengger adalah ikan kering (3 jenis), Decapoda (2 jenis) dan binatang liar di sekitar mereka meliputi, Mamalia (32 jenis), Reptilia (9 jenis), Aves (64 jenis), Diptera (2 jenis), Arachnidae (1 jenis), Grylotaipidae (1 jenis), Hypnoptera (1 jenis) (Batoro, 2012). Jenis flora endemik TNBTS adalah Bunga Anggrek.…”
Section: Modal Alamunclassified
See 1 more Smart Citation
“…Fauna yang tersebar diseluruh kawasan TNBTS berjumlah 24 Aves, 11 Mamalia, 1 Reptil, dan 2 Insekta termasuk didalamnya Elang Jawa, Elang Hitam, Lutung Jawa, dan Macan Tutul (BBTNBTS3, 2019). Pengetahuan keanekaragaman jenis hewan di lingkungan masyarakat Tengger berjumlah 120 jenis yang terdiri dari hewan peliharaan yang dimanfaatkan masyarakat Tengger terdiri dari Aves (8 jenis), Mamalia (10 jenis), ikan danau (3 jenis), dan jenis ikan berasal dari luar Tengger adalah ikan kering (3 jenis), Decapoda (2 jenis) dan binatang liar di sekitar mereka meliputi, Mamalia (32 jenis), Reptilia (9 jenis), Aves (64 jenis), Diptera (2 jenis), Arachnidae (1 jenis), Grylotaipidae (1 jenis), Hypnoptera (1 jenis) (Batoro, 2012). Jenis flora endemik TNBTS adalah Bunga Anggrek.…”
Section: Modal Alamunclassified
“…TNBTS memeliki flora (Anggrek 13, pohon 113, palma 7, perdu 52, bambu 2, liana 27, rumput 14, terna 81, paku 8) dengan beberapa flora endemik seperti Anggrek Tosari (Habenaria tosariensis) di Pananjakan, Anggrek Udang (Dendrobium jacobsonii) di Kalimati dan Gunung Semeru (BBTNBTS3, 2019). 326 jenis tumbuhan yang digunakan sebagai bahan pangan 75 jenis, bahan obat 121 jenis, bahan racun 7 jenis, bahan bangunan (22 jenis), bahan peralatan dan teknologi lokal (22 jenis), bahan tali temali (5 jenis), bahan pembungkus 4 jenis, bahan bumbu 23 jenis, bahan kayu bakar 16 jenis, bahan pakan ternak 44 jenis, jenis tumbuhan konservasi 137 jenis, bahan buah-buahan 49 jenis, bahan ritual 94 jenis, bahan pewarna 8 jenis, bahan kosmetika 10 jenis, bahan rokok dan nginang 10 jenis dan jenis tanaman hias 140 jenis (Batoro, 2012 ...Pastinya yang kami lembaga jual ke wisatawan adalah kondisi Desa Ngadas dengan Suku Tengger, aktivitas keseharaian seperti pergi ke lahan pertanian, dan disetiap paket wisata yang kami tawarkan ada keindahan Gunung Bromo dan sekitarnya kami berikan, Sejak dahulu memang keberadaan Bromo menjadi atraksi utama, daripada Desa Ngadas hanya sebagai perlintasan Jeep dan dapat debu saja, maka kami mencoba menawarkan keindahan alam disekitar desa... (Lembaga Desa Wisata Adat Ngadas, Wawancara Bulan Januari 2020).…”
Section: Modal Alamunclassified
“…Analisis digabungkan dengan deskriptif kualitatif untuk melihat perubahan yang terjadi dari hasil interpretasi spasial. (Batoro et al, 2011b). Sistem pertanian kemudian berkembang dengan menanam secara polikultur, dan dipisahkan oleh saluran air secara vertikal untuk menghindari terjadinya longsor pada lereng yang curam (Subadyo, 2016).…”
Section: Metodeunclassified
“…Masyarakat Ngadas lebih banyak melakukan aktivitas di ladang daripada di dalam rumah atau hunian mereka (Batoro, 2017;BBTNBTS, 2013). Namun, beberapa masalah dapat muncul jika sistem penanaman di Desa Ngadas yang tidak menggunakan terasering terus berlangsung (Batoro, Setiadi, Chikmawati, & Purwanto, 2011a, 2011b (Batara et.al, 2011) ruang budaya (Agustapradja, 2011). Selain itu pada permukimannya pernah dibahas mengenai ruang transisi antar rumah (Narusetio et.al, 2015), ruang bermukim (Endarwati, 2013) dan pola permukiman (Agustapradja, 2017).…”
unclassified
“…Sanggar Pamujan located on the highest ground of the village and Dhanyangan is a sacred place for protecting water resources. This place becomes a place for praying and serving sesajen (the sacred food) in Tengger belief [5,6]. Both location is marked by the presence of an old Fig tree (Ficus sp.…”
Section: Introduction mentioning
confidence: 99%