2020
DOI: 10.26699/jnk.v7i2.art.p270-275
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Pengaruh Terapi Komplementer “Meditasi” terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Premenstrual Syndrom pada Remaja Putri Usia 16-18 Tahun di Kelompok Remaja Desa Jatinom Blitar

Abstract: Menstruasi adakalanya disertai dengan ketidaknyamanan yang disebut dengan sindrom pre menstruasi seperti gejala fisik, psikologi dan emosional yang terkait dengan perubahan hormonal. Sindrom pre menstruasi dapat dicegah dengan berbagai terapi, salah satunya terapi komplementer, salah satunya adalah meditasi. Design penelitian yang digunakan adalah pre eksperimen dengan pendekatan pre-post design, sampel penelitian berjumlah 20 reponden, Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini termasuk analisis univar… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2
1

Citation Types

0
0
0
3

Year Published

2021
2021
2023
2023

Publication Types

Select...
2

Relationship

0
2

Authors

Journals

citations
Cited by 2 publications
(3 citation statements)
references
References 5 publications
0
0
0
3
Order By: Relevance
“…Lalu, diabetes tipe 1 (DM), sebelumnya dikenal sebagai E10 atau insulindependent diabetes mellitus (IDDM), disebabkan oleh kerusakan sel beta pankreas (reaksi autoimun) yang merupakan produksi hormon insulin [14]. Rheumatoid arthritis (I15.9) adalah penyakit autoimun peradangan kronis atau reaksi autoimun di mana sistem kekebalan tubuh seseorang dapat menjadi tidak berfungsi dan melemah, menyebabkan kerusakan sendi dan lapisan sinovial, terutama tangan, kaki, dan lutut [18] [19]. Secondary hypertension (I15.9) atau hipertensi sekunder adalah peningkatan tekanan darah yang diakibatkan oleh penyebab yang mendasari, dapat diidentifikasi, dan seringkali dapat diperbaiki tidak seperti hipertensi primer [15].…”
Section: Gambar 7 Correlation Matrixunclassified
See 1 more Smart Citation
“…Lalu, diabetes tipe 1 (DM), sebelumnya dikenal sebagai E10 atau insulindependent diabetes mellitus (IDDM), disebabkan oleh kerusakan sel beta pankreas (reaksi autoimun) yang merupakan produksi hormon insulin [14]. Rheumatoid arthritis (I15.9) adalah penyakit autoimun peradangan kronis atau reaksi autoimun di mana sistem kekebalan tubuh seseorang dapat menjadi tidak berfungsi dan melemah, menyebabkan kerusakan sendi dan lapisan sinovial, terutama tangan, kaki, dan lutut [18] [19]. Secondary hypertension (I15.9) atau hipertensi sekunder adalah peningkatan tekanan darah yang diakibatkan oleh penyebab yang mendasari, dapat diidentifikasi, dan seringkali dapat diperbaiki tidak seperti hipertensi primer [15].…”
Section: Gambar 7 Correlation Matrixunclassified
“…Diagnosa E11.6 (Noninsulin-dependent diabetes mellitus with other specified complications) termasuk penyakit diabetes tipe II dengan komplikasi lain yang spesifik. Penyakit diabetes melitus tipe II lebih banyak ditemukan dibandingkan dengan diabetes melitus tipe I [18]. Hal ini linier dan serupa dengan hasil penelitian ini.…”
Section: Gambar 7 Correlation Matrixunclassified
“…Meditasi dapat secara signifikan mempengaruhi hormon dan neurotransmiter seperti kortisol, dehydroepiandrostrone, serotonin, melatonin, dan epinefrin yang berhubungan dengan perubahan respons terhadap stres dan suasana hati (Daube & Jakobsche, 2015). Meditasi dapat memberikan kondisi yang rileks dimana pada kondisi rileks semua sistem tubuh akan bekerja dengan baik dan pada kondisi ini hipotalamus akan meyesuaikan dan terjadinya penurunan aktifitas sistem saraf simpatis dan menigkatkan aktifitas sistem parasimpatis (Sari & Suminar, 2020).…”
Section: Pembahasanunclassified