2017
DOI: 10.25157/jmr.v1i1.510
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Pengaruh Budaya Organisasi Dan Pengembangan Karir Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan: Studi Persepsional Pada Karyawan Pt. Bank Bukopin Cabang Tasikmalaya

Abstract: Penelitian ini dilatarbelakangi oleh hasil observasi pendahuluan dan diketahui bahwa kepuasan kerja karyawan pada Bank Bukopin Cabang Tasikmalaya mengalami penurunan. Hal ini tampak dari adanya banyak faktor yang berpengaruh di setiap tindakan yang dilakukan oleh karyawan  dalam menyelesaikan tugas dan kewajibannya. Telah terdapat tingkat turnover yang dinilai cukup sering yang berarti bahwa karyawan  pada Bank Bukopin Cabang Tasikmalaya masih belum merasa puas terhadap hasil kerjanya. Pengembangan karir karya… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1
1
1
1

Citation Types

0
0
0
5

Year Published

2019
2019
2024
2024

Publication Types

Select...
4

Relationship

0
4

Authors

Journals

citations
Cited by 4 publications
(5 citation statements)
references
References 0 publications
0
0
0
5
Order By: Relevance
“…Sumber: Martilla & James (1977); Oh (2001) Selain itu terdapat penelitian yang menggunakan analisis ini untuk melihat perbandingan skor kinerja dari salah satu unit di dalam organisasi terhadap skor kepentingannya dari sudut pandang pengguna internal (Nugraha & Susanty, 2021;Wahyuni, et al, 2022)…”
Section: Gambar 2 Kuadran Importance Performance Analysisunclassified
See 1 more Smart Citation
“…Sumber: Martilla & James (1977); Oh (2001) Selain itu terdapat penelitian yang menggunakan analisis ini untuk melihat perbandingan skor kinerja dari salah satu unit di dalam organisasi terhadap skor kepentingannya dari sudut pandang pengguna internal (Nugraha & Susanty, 2021;Wahyuni, et al, 2022)…”
Section: Gambar 2 Kuadran Importance Performance Analysisunclassified
“…Metode importance performance analysis menggabungkan pengukuran Kuadran berlebihan, kuadran ini menunjukkan faktor-faktor atau karakteristik yang dianggap tidak penting oleh karyawan tetapi berkinerja sangat baik, sehingga alokasi sumber daya sebelumnya untuk menangani faktor atau atribut di kuadran tersebut dapat dialihkan ke faktor atau atribut di kuadran lain yang menjadi prioritas.Berdasarkan penelusuran literatur, penelitian lain dengan topik yang sama yaitu meneliti kepuasan guru terhadap praktik manajemen SDM di Indonesia dengan metode importance performance analysis khususnya untuk lembaga pendidikan masih terbatas. Misalnya penelitian yang dilakukan olehNugraha & Susanty (2021);Wahyuni, et al (2022), mereka meneliti kepuasan karyawan terhadap manajemen SDM namun dilakukan pada perusahaan. Sedangkan penelitian dengan metode yang sama pada lembaga pendidikan sebagian besar dilakukan untuk meneliti kepuasan customer dalam hal ini siswa atau mahasiswa terhadap jasa layanan pendidikan yang diberikan, seperti yang dilakukan olehYulianti (2017), Walyuniar, et al (2022), Amalia, et al (2022. jelas dan ketat.…”
unclassified
“…Hal ini dikarenakan dalam mencapai tujuannya, organisasi memerlukan sumber daya manusia sebagai pengelola sistemnya. Menurut Normi (2018), MSDM sebagai pengelolaan organisasional, baik secara individual maupun kolektif terhadap manu-sia untuk memberikan kontribusi optimal dalam mencapai sasaran organisasi dengan cara menghindari sebanyak mungkin perlakuan manusia sebagai aset, tetapi diarahkan untuk meningkatkan upaya-upaya perlakukan manusia sebagai mitra bagi perusahaan. Menurut Sukrispiyanto (2019), MSDM adalah suatu proses menangani berbagai masalah dalam ruang lingkup karyawan, pegawai, buruh, manajer, dan tenaga kerja lainya untuk menunjang aktivitas organisasi atau perusahaan demi mencapai tujuan yang telah ditentukan.…”
Section: Kajian Teoritis Manajemen Sumber Daya Manusiaunclassified
“…Dengan kata lain, kepuasan kerja adalah suatu hasil perkiraan individu terhadap pekerjaan atau pengalaman positif dan menyenangkan bagi dirinya. Kepuasan kerja dapat dirasakan juga ketika pekerjaan tidak hanya dimaknai sekedar melakukan pekerjaan, tetapi terkait pula dengan aspek lain, seperti interaksi dengan rekan kerja, atasan, mengikuti aturan-aturan, dan lingkungan kerja tertentu yang sering kali tidak memadai atau kurang disukai (Nugraha & Rozak, 2017).…”
Section: Kepuasan Kerjaunclassified
“…Pengembangan karir dapat menciptakan kepuasan kerja karena karyawan merasa dihargai kemampuannya dan karyawan merasa diperhatikan oleh perusahaan bukan hanya sebagai seorang karyawan namun juga individu yang perlu dikembangkan keahliannya (Nugroho & Kunartinah, 2012). Peningkatan kepuasan kerja secara signifikan sebagai konsekuensi dari adanya pengembangan karir yang jelas telah terbukti secara empiris dalam penelitian yang dilakukan oleh Hutabarat et al (2018), Jufrizen (2015), Nugraha & Rozak (2017), Rahma (2019), Wijaya (2017), Wuarlima et al (2019), Damayanti et al (2018), Kurniawan (2015); Lisdiani dan Ngatno (2017); Massie et al (2015); Siswadhi (2017), serta Pardita dan Surya (2019). H2 : kepuasan kerja akan meningkat dengan signifikan apabila terjadi peningkatan pengembangan karir.…”
Section: Pendahuluanunclassified