Peluang Pengembangan Biogas Di Sentra Sapi Perah

Abstract

ABSTRAKKotoran sapi perah yang tidak diolah dengan benar dapat mencemari lingkungan serta memengaruhi produksi dan kualitas susu. Limbah peternakan ini dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif untuk mensubstitusi kebutuhan energi fosil yang semakin meningkat dan ketersediaannya makin terbatas. Biogas merupakan sumber energi terbarukan yang dihasilkan dari proses pengolahan limbah pertanian maupun peternakan. Makalah ini mengulas alternatif pemanfaatan kotoran sapi perah sebagai biogas. Pengolahan kotoran ternak menjadi biogas memberikan banyak manfaat, yakni sebagai sumber energi alternatif, pupuk organik padat maupun cair, dan pakan ternak, serta dapat memperbaiki sanitasi lingkungan. Oleh karena itu, pembuatan biogas perlu dimasyarakatkan terutama di sentra sapi perah. Biogas lebih murah dibandingkan sumber energi lain sehingga peternak lebih baik berinvestasi membangun digester secara swadaya dibandingkan membeli gas elpiji. Pemerintah dapat memberikan subsidi digester kepada peternak sapi perah untuk mengurangi ketergantungan pada elpiji. Perbaikan teknologi biogas, integrasi sistem biogas dengan produksi pupuk organik, serta sosialisasi dan bimbingan teknis produksi dan pemanfaatan biogas dapat memperluas pengembangan biogas di masyarakat. Peminjaman kredit lunak dari pemerintah maupun swasta juga dapat mendorong pengembangan biogas.

Analisis Komparasi Penggunaan Elpiji dan Biogas terhadap Peningkatan Keuntungan Industri Dangke di Kabupaten Enrekang

“…Penggunaan biogas sebagai bahan bakar lebih ekonomis dibandingkan dengan sumber energi lain. Sayangnya penggunaan biogas di sentra ternak terhambat dengan adanya subsidi gas elpiji oleh pemerintah (Dianawati & Mulijanti, 2016). Di Kabupaten Enrekang sendiri, tidak semua industri rumah tangga (home industry) memanfaatkan biogas untuk mengolah susu segar menjadi dangke.…”

A Study on the Potential of Cow Dung Waste as an Environmentally Friendly Alternative Energy Source

“…This amount can meet the cooking energy needs of about 6 family members. Research conducted by Dianawati shows that the energy contained in 1 m 3 of biogas is 2,000-4,000 kcal or can meet the cooking needs of a family (4-5 people) for 3 hours [16]. To cook 0.5 kg of rice, an average of 0.15 m 3 of biogas is required in 30 minutes.…”

Kajian Penerapan Produksi Bersih Di Agroindustri Kopi Wulan, Kecamatan Maesan, Kabupaten Bondowoso

“…Pada Agroindustri Kopi Wulan kondisi pH limbah hanya berkisar 5 -9 artinya aktivitas bakteri metanogen atau pertumbuhan mikroorganisme dalam pembentukan biogas terhambat akibat pengaruh pH yang bersifat asam, sehingga perlunya ditambahkan NaOH agar larutan dalam digester dalam kondisi netral serta dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas biogas. Pada suhu 30-55 o C tersebut mikroorganisme dapat bekerja secara optimal merombak bahan-bahan organik (Dianawati dan Mulijanti, 2015). Reaktor biogas dengan volume pengisian 2000 liter campuran kotoran ternak dan air limbah pengolahan kopi diestimasikan menghasilkan gas metan sebesar 7,9 m 3 setiap harinya.…”