Overqualification as a Blunt Weapon on Productivity Improvement: Person-Job Fit Theory Integration

Abstract

Despite the growing number of studies that underlie the influence between perceived overqualification (POQ) and counterproductive behaviour (PKP), there is still a gap in the lack of research involving the role of affective mechanisms on the effect of POQ on PKP. In this study, researchers focused on the mediating role of job boredom (KTP) in the pathway of influence of POQ on PKP. Using a sample of 106 employees and lecturers at Islamic universities in Indonesia and using the integration of the theory of person-job fit, the researchers found that KTP fully mediates the effect of POQ on PKP.

Pemediasian Sikap Positif terhadap Minat Menggunakan Jasa Keuangan

“…Kuesioner disebarkan ke beberapa lembaga keuangan bank dan non-bank syariah yang ada di Indonesia. Dengan cara menyebar kuesioner, peneliti memungkinkan untuk mendapatkan jumlah data yang lebih banyak dan membutuhkan waktu yang lebih singkat dan biaya yang relatif lebih rendah (Maksum et al, 2021). Hasil penyebaran data secara rinci dapat dirujuk pada tabel distribusi kuesioner penelitian.…”

Bagaimana konflik pekerjaan-keluarga dapat membahayakan kinerja? Integrasi Conservation of Resources Theory

“…Penelitian mengacu pada paradigma positivistik yang menekankan pada pengujian kausalitas antar variabel yang digunakan dalam penelitian (Maksum et al, 2020). Penelitian ini juga berdasarkan pada pendekatan penelitian kuantitatif deduktif (Maksum et al, 2021). Penelitian menggunakan data cross-sectional yang dikumpulkan pada satu waktu tertentu.…”

“…Penelitian saat ini mengacu pada skala Likert lima-poin untuk mengukur variabel penelitian, poin 1 memiliki makna sangat tidak setuju, sampai dengan poin 5 memiliki makna sangat setuju (Maksum et al, 2021).…”

“…Peneliti menyalurkan kuesioner berdasarkan ketentuan teknik pengambilan data snowballing, yang ditujukan kepada salah satu responden dan akan terus berlanjut sampai kebutuhan data terpenuhi seluruhnya. Untuk menghindari bias hasil, peneliti menyertakan pertanyaan penyaring untuk mengetahui bahwa data responden layak atau tidak layak untuk digunakan pada proses pengujian data penelitian (Maksum et al, 2021). Sebagai tambahan, peneliti juga akan menyeleksi kembali setiap data yang didapatkan dari proses pengumpulan secara daring.…”

“…Peneliti melakukan uji validitas yang bertujuan untuk memastikan bahwa skala pengukuran yang digunakan pada penelitian ini telah sesuai dengan konseptual, definisi operasional dan tingkat reliabilitas yang telah ditentukan sebelumnya (Hair Jr et al, 2014). Pengujian validitas pada penelitian saat ini menggunakan uji validitas muka dan validitas konten, yang bermaksud untuk menyesuaikan instrumen penelitian dengan konteks penelitian (Hair et al, 2014;Maksum et al, 2021). Sebagai tambahan, uji validitas konvergen dan uji validitas diskriminan juga digunakan untuk memperkuat validitas penelitian ini.…”