2013
DOI: 10.21831/ltr.v11i1.1150
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Model Cerita Fiksi Kontemporer Anak-Anak Untuk Pengembangan Kemahirwacanaan Siswa Kelas 5 Sekolah Dasar

Abstract: This study aims to find a model for children’s contemporary fiction to improve the literacy of the fifth grade students of elementary schools. It employed a qualitative hermeneutics design. The data resources were children’s contemporary fiction books and responses of the fifth grade students of elementary schools. The data were collected through content analysis and analytic reflection. The findings show that: (a) the students’ responses are positive; (b) the books have a single, simple, and linear plot/narra… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1
1
1
1

Citation Types

0
2
0
5

Year Published

2015
2015
2021
2021

Publication Types

Select...
7

Relationship

0
7

Authors

Journals

citations
Cited by 9 publications
(8 citation statements)
references
References 1 publication
(2 reference statements)
0
2
0
5
Order By: Relevance
“…The use of the right folklores in learning can motivate students to study. Pictures in the stories can help students to think, say and do something (Hasanah, 2012). Stories can build children's imagination and develop their creativity in thinking, talking and doing something.…”
Section: Learning Using Folkloresmentioning
confidence: 99%
See 1 more Smart Citation
“…The use of the right folklores in learning can motivate students to study. Pictures in the stories can help students to think, say and do something (Hasanah, 2012). Stories can build children's imagination and develop their creativity in thinking, talking and doing something.…”
Section: Learning Using Folkloresmentioning
confidence: 99%
“…School failures, for children, are not based on the cognitive ability, but psychosocial factors (emotional and social intelligence), such as confidence, curiosity, motivation, self-control, cooperation, empathy and communication ability (Megawangi, 2004). Ghufron (2010) asserts that the integration of the values of a nation's characters can be carried out in the learning activities of all subjects in school to enable the graduates to master competency and implement the nation's character values in daily life. Carr (2007) states that a good character is a very essential thing for human life, but is not explicitly given in the educational process.…”
Section: Disscussionsmentioning
confidence: 99%
“…Materi sastra yang terdapat dalam buku tersebut meliputi prosa, puisi, dan drama. Sastra merupakan ungkapan pribadi manusia berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, gagasan, semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran konkret yang membangkitkan pesona dengan alat-alat bahasa (Lo 2017), (Muakibatul Hasanah 2012. Kinasih (2018) meneliti "Muatan Materi Sastra dalam Buku Teks Bahasa Indonesia Kelas VIII Serta Relevansinya dengan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar" yang memuat berupa (a) materi sastra yang disajikan dalam buku teks ini berupa puisi, prosa yang meliputi novel, ulasan film, ulasan lagu, cerita pendek, dan drama, (b) relevansi materi sastra dengan kompetensi inti disajikan beberapa pokok bahasan materi sastra yang dikatakan relevan karena memberikan kegiatan tugas siswa dan penjelasan yang memadai kemudian terdapat beberapa pokok bahasan materi sastra yang tidak relevan karena tidak fokus memberikan penjelasan dan kegiatan yang memadai untuk tercapainya kompetensi inti, dan (c) relevansi materi sastra dengan kompetensi dasar disajikan beberapa pokok bahasan materi sastra relevan dengan kompetensi dasar dan sebanyak beberapa pokok bahasan materi sastra yang tidak relevan dengan kompetensi dasar.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Kegiatan literasi dengan menggunakan bacaan sastra untuk penalaran moral sesuai dengan penelitian terdahulu oleh (Almerico, 2014); (Hasanah, 2012); Kohlberg (1969) dalam Santrock (2007); (Mardiah, Suwignyo, & Kuswandi, 2016); (Permata, Wahyono, & Wardoyo, 2017); (Prayoga, Suwignyo, & Harsiati, 2017); (Ridwan & Mudiono, 2017); (Sa'adah, 2016); Sholihah (2018); (Wachidah, Suwignyo, & Widiati, 2017); (Wulananda, Saryono, & Suwignyo, 2016 Pengujian data awal diperoleh nilai signifikansi lebih kecil dari alpha 5% (0.001 < 0.050), secara serempak terdapat perbedaan signifikan kedua kelompok pada variabel memahami dan menemukan. Uji univariat kemudian dilakukan untuk menguji variabel secara parsial atau masing-masing perlakuan.…”
Section: Pembahasanunclassified