2016
DOI: 10.24843/jumpa.2016.v02.i02.p07
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Konflik Manajemen Antara Pengelola Dan Masyarakat Di Tahura Djuanda, Bandung, Jawa Barat

Abstract: The Grand Forest Park of Ir. H. Djuanda is a popular ecotourism in Bandung, West Java. The management is conducted by the Management Center helped by the locals. However, it has been disharmonious relationship between the park management and the local community. This article analyses conflict between the management and the community. It discusses causes, implications and solutions to the conflicts. The data were taken from observation, interviews, and documentions which were analysed using qualitative approach… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
3

Citation Types

0
0
0
3

Year Published

2020
2020
2023
2023

Publication Types

Select...
4
1

Relationship

0
5

Authors

Journals

citations
Cited by 5 publications
(3 citation statements)
references
References 0 publications
0
0
0
3
Order By: Relevance
“…Politik perseteruan (contentious politics) di sektor pariwisata ini tidak hanya dipahami sebagai masalah tunggal, tetapi konflik tersebut merupakan pertautan kompleksitas masalah dari berbagai aktor, sektor, mekanisme dan proses (Afala, 2017;Sari et al, 2017). Adanya perbedaan kepentingan antara masyarakat dan pengelola, memicu konflik yang mengakibatkan kesenjangan sosial (Fitriyana, 2016;Garsetiasih & Alikodra, 2015;Hanifah, 2018). Sejalan dengan itu, Kinseng et al (2018) menyatakan bahwa pengembangan pariwisata selain dapat berdampak positif, juga dapat berdampak negatif.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Politik perseteruan (contentious politics) di sektor pariwisata ini tidak hanya dipahami sebagai masalah tunggal, tetapi konflik tersebut merupakan pertautan kompleksitas masalah dari berbagai aktor, sektor, mekanisme dan proses (Afala, 2017;Sari et al, 2017). Adanya perbedaan kepentingan antara masyarakat dan pengelola, memicu konflik yang mengakibatkan kesenjangan sosial (Fitriyana, 2016;Garsetiasih & Alikodra, 2015;Hanifah, 2018). Sejalan dengan itu, Kinseng et al (2018) menyatakan bahwa pengembangan pariwisata selain dapat berdampak positif, juga dapat berdampak negatif.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Dalam penelitian Nawangpalupi et al (2013) menyatakan bahwa beberapa usaha yang dilakukan oleh masyarakat merupakan usaha yang sudah dilakukan turun temurun dari keluarga. Pada pertengahan tahun 1985 masyarakat mulai bekerja dalam bidang yang beragam, seperti pedagang, pemandu wisata, tukang ojek, tukang senter, penjaga keamantan, serta penjaga kebersihan lingkungan bersama-sama dengan masyarakat setempat (Fitriyana 2016). Keterlibatan laki-laki dan perempuan dalam kerja produktif memiliki motif dan tujuan yang berbeda, seperti yang dikemukakan oleh Fredlina dalam Rusydi et.al (2018) bahwa bagi laki-laki bekerja merupakan kewajiban dan harus dijalani karena tanggung jawab sebagai pencari nafkah, sedangkan bagi perempuan bergantung pada keadaan sosial ekonomi masing-masing keluarga mereka.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Setelah dilakukan penelusuran masalah penelitian secara kontekstual di Desa Meti maka dapat diperoleh gambaran pro-kontra yang memengaruhi pengembangan objek wisata. Konflik manajemen antara pengelola dengan masyarakat juga terjadi di Tahura Djuanda, Jawa Barat (Fitriyana, 2016). Studi tentang konflik pada kawasan pariwisata sangat beragam dengan stimulus yang berbeda.…”
Section: Pendahuluanunclassified