Pengujian viabilitas benih merupakan salah satu uji rutin yang dilakukan dalam proses sertifikasi benih. Penurunan viabilitas benih dapat dilakukan secara biokimiawi dan secara fisiologi. Penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk mempelajari kemunduran benih melalui pengujian secara biokimiawi dan secara fisiologi. Penelitian menggunakan dua lot benih kacang panjang (lot tinggi dan lot rendah). Uji viabilitas benih secara fisiologi dilakukan melalui uji daya berkecambah dan secara biokimiawi melalui uji respirasi dengan teknik pewarnaan menggunakan tetrazolium (TTZ) dan metode titrasi. Percobaan dirancang menggunakan rancangan acak lengkap satu faktor. Data yang diperoleh dianalisis dengan uji F dan korelasi Pearson. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan lot benih beberbeda nyata terhadap tolok ukur uji tetrazolium dan berat kering kecambah total sedangkan untuk tolok ukur indeks vigor, daya berkecambah, dan respirasi tidak menunjukkan perbedaan yang nyata. Terdapat korelasi yang positif tinggi pada tingkat respirasi benih lot tinggi dan benih lot benih rendah terhadap tolok ukur berat kering kecambah total, daya berkecambah, indeks vigor, dan uji tetrazolim. Oleh karena itu, uji biokimiawi dengan TTZ dan respirasi dengan metode titrasi dapat dijadikan alternatif untuk menduga kemunduran benih dengan cepat.