Internalisasi Pendidikan Agama Bagi Remaja Melalui Majlis Ta�lim

Abstract

This article is the result of observations in Darussalam Danu roasted that there are special security studies carried out specifically for adolescents. This study was carried out in an effort to provide spiritual oases for young people in the midst of global challenges. This study was aimed at 1) grabbing the internalization process of adultery education of adolescent education through the Ta'lim Assembly and 2) displacing supporting factors and the inhibition of internalization of the values of the United Darussalam adolescent religion. The research uses the descriptive analysis method, development technique of collecting in the form of interviews, observation, and documentation. The subject in this study was an ustadz who taught at the Ta'lim Assembly, while informants were teenagers, adolescents who attended Majlis Ta'lim, community leaders, and peers. Informant complaints using purposive sampling. Data application techniques use triangulation of sources and techniques. The reason for data analysis includes reduction, displaying, and verification. The results of the study represented that 1) internalization of adultery education of adolescent education to instill the tilapia of religious values to adolescents, the method was used cheap modeling model and demonstration, data on the values of religion, worship, and morality. 2) Popular factors include the capacity of qualified teachers and communities. Meanwhile, inhibitory factors include the influence of negative association of adolescent associations and limited facilities of Majlis Ta'lim.

Internalisasi nilai-nilai pendidikan agama Islam bagi remaja di lingkungan keluarga di kota Subulussalam

“…Nilai ibadah yang ditanamkan adalah ibadah sholat wajib dan ibadah sunah lainnya. Nilai akhlak yang ditanamkan adalah akhlak kepada Allah, Rasulullah, orang tua dan peduli dengan lingkungan sekitar (Sanusi, 2021).…”

Moral Education in Early Childhood: The Existence of TPA Darul Amin in Urban Communities

“…In overcoming the problem, it is necessary to make serious efforts, so that cases of declining children's moral behavior can be suppressed and ways to find a way out so as not to fall into negative things that can damage morals and morals that are prolonged (Yunus & Jaya, 2020: 10). In fact, the internalization of moral or religious values should be done in various ways (Sanusi, Hamdanah & Surawan, 2021;Jennah, Mazrur & Rahmaniati, 2023). One way that can be done by the school is to rearrange or reconstruct various activities in the school, including the learning process.…”

Internalisasi Nilai-Nilai Agama Islam dalam Pembentukan Budaya Beragama Siswa

“…Internalisasi nilai-nilai agama Islam yang bersumber pada Al-Qur'an dan Sunnah merupakan ruhnya lembaga pendidikan. Oleh sebab itu sebaiknya setiap lembaga pendidikan mengembangkan dan memberikan kesadaran peserta didik terhadap nilai-nilai agama Islam seperti akhlak, keimanan, dan kegiatan ibadah (syariah) (Sanusi & Surawan, 2021). Maka setiap kegiatan baik di dalam kelas maupun di luar kelas yang dilakukan, seyogyanya selalu diintegrasikan dengan nilai-nilai agama Islam sehingga mampu membina dan mendidik peserta didik yang memiliki sifat yang baik dan benar secara perilaku maupun ucapan yang dapat diinternalisasikan dengan pengalaman, pengetahuan, wawasan dan ilmu yang dimiliki dengan nilai-nilai yang dipercayai dan dipedomani dalam rangka menyelesaikan problema atau masalah yang dihadapi serta dapat diaplikasikan nilai-nilai agama Islam di dalam kehidupan sehari-hari.…”

“…Hal ini yang seharusnya menjadi kegelisahan bagi para praktisi pendidikan. Dalam hal ini sekolah sebagai lembaga pendidikan diharapkan memiliki kontribusi positif dalam menghadirkan nilai-nilai keagamaan pada setiap jiwa peserta didik, sehingga pengalaman keagamaan di sekolah akan membentuk mental dan sikap religius pada setiap peserta didik, yang dalam teori pendidikan dikenal dengan internalisasi nilai-nilai agama dalam kehidupan peserta didik (Sanusi & Surawan, 2021). Pembentukan budaya beragama siswa tidak dapat dilakukan serta merta, namun harus melalui upaya internalisasi.…”