2020
DOI: 10.22146/jpt.46518
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Implementasi Pariwisata Berkelanjutan di Pulau Maratua, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur

Abstract: The benefits of Maratua Island as tourism attraction should belong to the local community. For this reason, sustainable tourism must be implemented to help community obtain economic benefits and to preserve the natural and cultural resources. This research aims at analysing the implementation of sustainable tourism and proposing recommendations of strategies for sustainable tourism at Maratua Island. This research employs qualitative approach through interviews to the government staff (in tourism board), local… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2
1
1
1

Citation Types

0
5
0
5

Year Published

2021
2021
2023
2023

Publication Types

Select...
6
1

Relationship

0
7

Authors

Journals

citations
Cited by 9 publications
(10 citation statements)
references
References 0 publications
0
5
0
5
Order By: Relevance
“…Berdasarkan hasil kajian, peneliti-peneliti mengkaji pengembangan daya tarik wisata (Budisetyorini et al, 2021;Ilham et al, 2020;Kanom & Darmawan, 2020;Risfandini, 2019;Saifullah & Harahap, 2013), maupun pengembangan aktivitas wisata (Budayasa, 2016;Laksmana et al, 2020;Maesari et al, 2019;Superyadi, 2019) dengan ruang geografis topik pengembangan yang beragam, meliputi kawasan: pesisir (Antara, 2016;Astawa et al, 2019;Hulu et al, 2019;Parmawati et al, 2020), pedesaan (Puspitarini & Anggraini, 2019;Vitriani et al, 2017; N. S. Wijaya & Sudarmawan, 2021), perkotaan (Adriani, 2013;Laksmana et al, 2020;Mardiany, 2017), pegunungan (Putri et al, 2015;Susanto et al, 2021;N. Wijaya et al, 2019), atau kepulauan (Anwar, 2014;Gomes, 2014;Ilham et al, 2020;Junaid, 2020;Nurdin, 2016). Umumnya aktor utama pengembangan dititikberatkan pada peran pemerintah, industri, atau masyarakat sebagai representasi dari destinasi dalam perspektif dikotomi tuan rumah dan tamu (Leiper, 1979) walau dalam prevelansi yang lebih kecil fokus pengembangan dari perpektif tamu juga turut diulas (I. N. Hakim, 2020).…”
Section: Pengembanganunclassified
See 1 more Smart Citation
“…Berdasarkan hasil kajian, peneliti-peneliti mengkaji pengembangan daya tarik wisata (Budisetyorini et al, 2021;Ilham et al, 2020;Kanom & Darmawan, 2020;Risfandini, 2019;Saifullah & Harahap, 2013), maupun pengembangan aktivitas wisata (Budayasa, 2016;Laksmana et al, 2020;Maesari et al, 2019;Superyadi, 2019) dengan ruang geografis topik pengembangan yang beragam, meliputi kawasan: pesisir (Antara, 2016;Astawa et al, 2019;Hulu et al, 2019;Parmawati et al, 2020), pedesaan (Puspitarini & Anggraini, 2019;Vitriani et al, 2017; N. S. Wijaya & Sudarmawan, 2021), perkotaan (Adriani, 2013;Laksmana et al, 2020;Mardiany, 2017), pegunungan (Putri et al, 2015;Susanto et al, 2021;N. Wijaya et al, 2019), atau kepulauan (Anwar, 2014;Gomes, 2014;Ilham et al, 2020;Junaid, 2020;Nurdin, 2016). Umumnya aktor utama pengembangan dititikberatkan pada peran pemerintah, industri, atau masyarakat sebagai representasi dari destinasi dalam perspektif dikotomi tuan rumah dan tamu (Leiper, 1979) walau dalam prevelansi yang lebih kecil fokus pengembangan dari perpektif tamu juga turut diulas (I. N. Hakim, 2020).…”
Section: Pengembanganunclassified
“…Pada satu sisi, telah awam diketahui bersama bahwa Parangtritis secara geomorfologis merupakan wilayah pesisir, namun pada sisi lain fokus kajian yang dilakukan oleh peneliti adalah tentang partisipasi masyarakat di wilayah pedesaan. Hal serupa terjadi pada banyak kesempatan, misalnya: area interseksi geografis pesisir dan desa (Hanum & Suryawan, 2018;Lemy et al, 2021), pegunungan dan desa (Puspitarini & Anggraini, 2019;Rahmat & Cahyadi, 2019), kepulauan dan kota (Oktaviani & Suryasih, 2019;Panca & Putra, 2016), maupun kepulauan dan desa (Junaid, 2020;Nurdin, 2016), yang mana tesis ini sebenarnya sudah cukup lama mendapat sorotan para peneliti geografi pariwisata (Gibson, 2008;Squire, 1994).…”
Section: Area Geografisunclassified
“…Sementara itu Adiyoso (2009) dalam Dewi et al, (2013) menegaskan bahwa keterlibatan partisipasi masyarakat merupakan komponen terpenting dalam upaya pertumbuhan kemandirian dan proses pemberdayaan. Proses pemberdayaan masyarakat dalam pengembangan pariwisata merupakan salah satu langkah dalam pendekatan bottom-up yang terjadi ketika penduduk lokal di suatu daerah terlibat aktif dalam proses pengambilan keputusan dan perencanaan kegiatan pariwisata, memberikan mereka rasa kepemilikan atas masa depan dan perkembangan mereka sendiri, serta mendorong dan memberdayakan mereka untuk lebih terlibat dalam kegiatan pariwisata (Agrusa, J., & Albieri, G., 2011;Junaid, 2020) (Chairunisa., 2012;Dewanti & Soeprapto, 2019). Kampung Wisata Braga sendiri merupakan pemukiman kumuh termasuk ke dalam kawasan kumuh berat (Wihadanto et al, 2017).…”
Section: A Pendahuluanunclassified
“…Hubungan antara penduduk dan pariwisata tidak terlepas dari ketergantungan manusia terhadap alam dan telah dikaitkan satu sama lain (Tanguay et al, 2013;Saarinen, 2006). Berabadabad yang lalu, manusia menjadikan aktivitas pariwisata sebagai bagian dari kebutuhan sehari-hari, dan pariwisata tidak dapat berjalan tanpa aktivitas orang yang berkunjung, misalnya mereka yang berwisata ke objek tertentu (Connell et al, 2009;Junaid et al, 2020;Lincu, 2019).…”
Section: Pendahuluanunclassified