Identifikasi jenis-jenis bivalvia di Perairan Tanjungbalai, Provinsi Sumatera Utara

Ginting, Eryana Dhalia Drajad; Susetya, Ipanna Enggar; Patana, Pindi; Desrita, Desrita

doi:10.29103/aa.v4i1.318

Cited by 10 publications

(12 citation statements)

References 0 publications

Supporting

Mentioning

Contrasting

Unclassified

Order By: Relevance

“…This habitat is characterized by the muddy, sandy habitat types with high tides (Table 2). Ginting et al (2017) stated that blood clams are benthic animals that generally inhabit tidal areas (intertidal zones). These shells usually occupy the upper part of the zone which is the area of the average high tide and the middle area between high and low tides.…”

Section: Distribution Of Mollusks In the Mangrove Zonesmentioning

confidence: 99%

Diversity and distribution of mollusks at three zones of mangrove in Pejarakan, Bali, Indonesia

et al. 2020

View full text Add to dashboard Cite

Abstract. Ginantra IK, Muksin IK, Suaskara IBM, Joni M. 2020. Diversity and distribution of mollusks at three zones of mangrove in Pejarakan, Bali, Indonesia. Biodiversitas 21: 4636-4643. The diversity of mangrove species in mangrove zonations on the coast of Pejarakan plays an important role in the existence of faunal diversity, including those from mollusks. Mollusks are the dominant phylum associated with mangrove habitats, in addition to the species of the Crustacean subphylum. This research aimed to determine the diversity of mollusks and their distribution patterns in three mangrove zones in Pejarakan, Buleleng District, Bali Province, Indonesia. Data collection was conducted by establishing sampling plots across three mangrove zones, i.e. seaward zone, middle zone, and landward zone. There were 23 sampling plots in total with size of each plot was 1x1m. The species and number of individuals of each species of mollusks were recorded in each quadrat plot. The diversity of mollusks was calculated using the Shannon-Wiener index, evenness index, and dominance index, while the pattern of distribution of mollusks was measured using the Morisita index. The results of the study found 27 species of mollusks, consisting of 19 species from Gastropods group, 7 species from Bivalvia group and 1 species from Polyplacophora (chiton). The seaward zone showed the highest species diversity, while the landward zone had the lowest. Terebralia palustris had the highest abundance with 217 individuals/m2 and was distributed in the three mangrove zones. Planaxis sulcatus showed the highest abundance (87 ind./m2) in the seaward zone, and Telescopium telescopium showed a fairly high abundance and were distributed in the mid zone and the landward zone. In general, mollusks in the mangrove area of Pejarakan was distributed in a group/clustered pattern. The data from this research can serve as a reference in mangrove forest conservation efforts and mangrove forest used for ecotourism.

show abstract

Section: Distribution Of Mollusks In the Mangrove Zonesmentioning

confidence: 99%

Diversity and distribution of mollusks at three zones of mangrove in Pejarakan, Bali, Indonesia

et al. 2020

View full text Add to dashboard Cite

show abstract

“…Bagian dalamnya Identifikasi Ekofak Kerang (Moluska: Bivalvia) Situs Benteng Tabanio, Kabupaten Tanah Laut-Restu Budi Sulistiyo, Laila Abdul Jalil, Badruzsaufari, dan Dharmono (55-72) Doi: 10.24832/nw.v16i1.504 berwarna putih kekuningan dengan tepian berwarna jingga-merah. Spesies ini hidup di habitat pasir saat air surut, dan memiliki wilayah persebaran di perairan Indo-Pasifik (Abdulla-AI-Asif et al 2021;Dance 2022;Ginting et al 2017;Harasewych and Moretzsohn 2010;Sonak 2017). Di Tabanio, cangkang spesies Callista erycina ditemukan sangat melimpah di zona litoral dan di kotak C33 (2011) dan S12 (2014).…”

Section: Callista Erycina (Molluscabase Eds 2022d)unclassified

“…Ukuran umumnya adalah 7,5 cm, dan panjang sekitar 1,5 cm dicapai dalam waktu 1 tahun. Spesies ini hidup dalam substrat pasir atau lumpur berpasir dengan wilayah persebaran di perairan Indo-Pasifik (Alwi, Wahab, and Bisi 2020;Ambarwati, Faizah, and Trimulyono 2016;Ginting et al 2017). Di Tabanio, cangkang spesies Dosinia dilecta ditemukan sangat melimpah di zona litoral dan di kotak C33 (2011) dan S12 (2014).…”

Section: Dosinia Dilecta (Molluscabase Eds 2022f)unclassified

“…Cangkang tidak memiliki celah byssal dan panjang cangkang maksimal adalah 5 cm. Spesies A. gubernaculum hidup di dasar pasir dan lumpur di daerah litoral dan sublittoral dengan kedalaman air 0--25 m. Spesies ini memiliki wilayah persebaran di Indo-Pasifik Barat (Alwi et al 2020;Ambarwati et al 2016;Ambarwati and Trijoko 2011;Carpenter and Niem 1998;Ginting et al 2017). Di Tabanio, cangkang Anadara gubernaculum ditemukan di zona litoral dan di kotak C33 (2011).…”

Section: Anadara Gubernaculum (Molluscabase Eds 2022b)unclassified

See 1 more Smart Citation

Identifikasi Ekofak Moluska Bivalva Dari Situs Benteng Tabanio, Di Kabupaten Tanah Laut

et al. 2022

View full text Add to dashboard Cite

Pada ekskavasi arkeologi di situs Benteng Tabanio yang dilakukan oleh Balai Arkeologi Banjarmasin ditemukan berbagai artefak dan ekofak. Ekofak yang banyak ditemukan adalah cangkang moluska. Namun demikian, cangkang moluska hasil penelitian tersebut belum diidentifikasi secara taksonomis. Pelabelan koleksi ditulis sebagai kerang, cangkang kerang, atau fragmen cangkang kerang, padahal dalam koleksi tersebut terdapat cangkang moluska bivalvia dan cangkang gastropoda. Kerancuan identitas ini berakibat pada kesalahan informasi. Pada penelitian ekskavasi situs Benteng Tabanio, tinggalan ekofaktual moluska bivalvia belum dibahas secara komperehensif. Penelitian ini ditujukan untuk memahami keberadaan cangkang moluska bivalvia di situs Benteng Tabanio. Identifikasi 101 sampel cangkang marin dilakukan sampai dengan tingkat genus atau spesies dilakukan menggunakan analisis komparasi morfologi dengan cangkang bivalvia marin yang didapatkan di luar zona situs. Hasil penelitian menunjukkan terdapat empat ordo dengan tujuh famili dan empat belas genera atau spesies yang dapat diidentifikasi. Keempat belas genera atau spesies tersebut dapat dikonsumsi, tetapi sisa-sisa cangkang yang ditemukan di situs Benteng Tabanio menunjukkan tidak adanya pemanfaatan moluska bivalvia sebagai bahan pangan ataupun bahan bangunan.A variety of artefacts and ecofacts was found during the excavation of Tabanio Fort by the Banjarmasin Institute for Archaeology. The most common ecofacts found were mollusc shells. However, the mollusc shells collected from the excavation have not been taxonomically identified. Even though the collection contains shells of bivalve molluscs and gastropods, the collection labelling was written as shells, clam shells, or clam shell fragments. Such ambiguous identity results in misinformation. The bivalve mollusc ecofacts recovered from the Tabanio Fort have not been comprehensively discussed. This research aims to understand the presence of bivalve mollusc shells at the site of Tabanio Fort. The identification of 101 marine shells was carried out up to the genus or species level by using comparative morphological analysis with marine bivalve shells obtained beyond the site zone. The research identified four orders, including seven families and fourteen genera or species of bivalve shells. The fourteen identified genera or species are of edible varieties, but shell remains recovered from the Tabanio Fort site indicate no use of bivalve molluscs as food or building materials.

show abstract

“…Bivalvia merupakan moluska yang bercangkang simetris di kedua sisinya dan memiliki otot aduktor dan otot reduktor (Ginting et al, 2017). Spesies kerang penelitian ini adalah Anodonta Woodiana, memiliki cangkang berwarna hijau tua yang berbentuk trapesium hingga lonjong dan memiliki garis-garis konsentris yang nyata di permukaannya.…”

unclassified

Identifikasi Mikroplastik Pada Air, Sedimen, dan Bivalvia di Hilir Sungai Brantas

Rohmah

Karsa

Chandra

et al. 2023

EPJ

View full text Add to dashboard Cite

Aktivitas domestik manusia yang beragam cenderung mengakibatkan penurunan kualitas air sungai. Diantara beragaman aktivitas domestik yang dapat menurunkan kualitas air sungai adalah pembuangan limbah plastik yang dalam waktu lama dapat terfragmentasi menjadi mikroplastik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan mikroplastik pada air, sedimen, dan bivalvia di Sungai Brantas. Lokasi pengambilan sampel dilakukan di 9 titik di hilir Sungai Brantas. Preparasi sampel sedimen menggunakan NaCl sedangkan sampel air dan bivalvia menggunakan Fe2SO4 dan H2O2. Mikroplastik yang ditemukan pada air mencapai 90-568 partikel/m³. Mikroplastik yang ditemukan pada sedimen mencapai 62-98 partikel/50 gram. Mikroplastik yang ditemukan pada bivalvia mencapai 17-33 partikel/ind. Adapun mikroplastik yang paling banyak ditemukan yaitu jenis fiber.

show abstract

Identifikasi jenis-jenis bivalvia di Perairan Tanjungbalai, Provinsi Sumatera Utara

Cited by 10 publications

References 0 publications

Diversity and distribution of mollusks at three zones of mangrove in Pejarakan, Bali, Indonesia

Diversity and distribution of mollusks at three zones of mangrove in Pejarakan, Bali, Indonesia

Identifikasi Ekofak Moluska Bivalva Dari Situs Benteng Tabanio, Di Kabupaten Tanah Laut

Identifikasi Mikroplastik Pada Air, Sedimen, dan Bivalvia di Hilir Sungai Brantas

Contact Info

Product

Resources

About