Abstract:Headache or cephalalgia is a sensation of pain on the head to neck. Headache is divided into primary headache disorders and secondary headache disorders. Playing computer games is one of the university students’ usual activities. However, it can be a risk factor contributor for both types of headache. This study aimed to obtain the headache patterns and representations among university students who played computer games. This was a descriptive study with a cross-sectional design using questionairre . The sampl… Show more
“…Research Article elektronik juga sangat mempengaruhi kualitas tidur seseorang, seperti akses internet, peralatan elektronik yang ada di kamar tidur seperti televisi, gadget, dan komputer (13) .…”
Section: Selain Faktor Aktifitas Sosial Faktorunclassified
Abstrak
Latar Belakang : Menurut World Health Organization (WHO) sekitar 90% populasi dewasa di dunia setidaknya pernah mengalami satu kali nyeri kepala dalam satu tahun. Secara global, diperkirakan prevalensi nyeri kepala pada orang dewasa adalah sekitar 50-75% dengan rentang usia 18-65 tahun. Salah satu faktor resiko nyeri kepala adalah gangguan tidur. Frekuensi, intensitas dan onset nyeri kepala memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian gangguan tidur, termasuk mimpi buruk, sulit untuk tertidur, terbangun terlalu pagi dan kualitas tidur yang buruk yang di sebabkan oleh perubahan neurotransmiter seperti serotonin dan melatonin yang menyebabkan gangguan pada irama sirkadian. Kelompok Mahasiswa Fakultas Kedokteran relatif rawan memiliki kualitas tidur yang buruk. Hal ini dapat disebabkan oleh tingginya durasi dan intensitas belajar, pengerjaan tugas yang memerlukan tenaga dan konstentrasi ekstra.
Tujuan: Mengetahui hubungan kualitas tidur dengan kejadian nyeri kepala primer pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Nusa Cendana tahun 2020.
Metode : Penelitian ini merupakan penelitian analitikal observasional dengan rancangan cross sectional yang dilakukan pada mahasiswa preklinik Fakultas Kedokteran Universitas Nusa Cendana dengan cara pengisian kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) dan kuisioner Nyeri kepala primer. Teknik pengambilan sampel menggunakan stratified random sampling dengan jumlah responden 74 orang yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Penelitian dianalisis secara univariat, bivariat menggunakan uji chi-square.
Hasil: Dari 74 responden, didapatkan hasil 54 responden (73%) mengalami memiliki kualitas tidur buruk dan 20 responden (27%) memiliki kualitas tidur baik. Dari 74 responden juga didapatkan 51 responden (68,9%) memiliki nyeri kepala primer dan 23 responden (31,1%) tidak memiliki nyeri kepala primer. Hasil uji analisis bivariat pada penelitiaan ini diperoleh hasil p=0,007 (p<0,05) dan nilai RR (Relatif Risk) untuk kualitas tidur yang buruk terhadap nyeri kepala menunjukan nilai sebesar 2,475 atau 2 kali (RR>1) yang memiliki makna bahwa variabel yang diteliti adalah faktor resiko.
Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara kualitas tidur dengan kejadian nyeri kepala primer pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Nusa Cendana tahun 2020.
Kata kunci : Kulitas tidur,Nyeri kepala primer, Mahasiswa Kedokteran.
“…Research Article elektronik juga sangat mempengaruhi kualitas tidur seseorang, seperti akses internet, peralatan elektronik yang ada di kamar tidur seperti televisi, gadget, dan komputer (13) .…”
Section: Selain Faktor Aktifitas Sosial Faktorunclassified
Abstrak
Latar Belakang : Menurut World Health Organization (WHO) sekitar 90% populasi dewasa di dunia setidaknya pernah mengalami satu kali nyeri kepala dalam satu tahun. Secara global, diperkirakan prevalensi nyeri kepala pada orang dewasa adalah sekitar 50-75% dengan rentang usia 18-65 tahun. Salah satu faktor resiko nyeri kepala adalah gangguan tidur. Frekuensi, intensitas dan onset nyeri kepala memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian gangguan tidur, termasuk mimpi buruk, sulit untuk tertidur, terbangun terlalu pagi dan kualitas tidur yang buruk yang di sebabkan oleh perubahan neurotransmiter seperti serotonin dan melatonin yang menyebabkan gangguan pada irama sirkadian. Kelompok Mahasiswa Fakultas Kedokteran relatif rawan memiliki kualitas tidur yang buruk. Hal ini dapat disebabkan oleh tingginya durasi dan intensitas belajar, pengerjaan tugas yang memerlukan tenaga dan konstentrasi ekstra.
Tujuan: Mengetahui hubungan kualitas tidur dengan kejadian nyeri kepala primer pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Nusa Cendana tahun 2020.
Metode : Penelitian ini merupakan penelitian analitikal observasional dengan rancangan cross sectional yang dilakukan pada mahasiswa preklinik Fakultas Kedokteran Universitas Nusa Cendana dengan cara pengisian kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) dan kuisioner Nyeri kepala primer. Teknik pengambilan sampel menggunakan stratified random sampling dengan jumlah responden 74 orang yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Penelitian dianalisis secara univariat, bivariat menggunakan uji chi-square.
Hasil: Dari 74 responden, didapatkan hasil 54 responden (73%) mengalami memiliki kualitas tidur buruk dan 20 responden (27%) memiliki kualitas tidur baik. Dari 74 responden juga didapatkan 51 responden (68,9%) memiliki nyeri kepala primer dan 23 responden (31,1%) tidak memiliki nyeri kepala primer. Hasil uji analisis bivariat pada penelitiaan ini diperoleh hasil p=0,007 (p<0,05) dan nilai RR (Relatif Risk) untuk kualitas tidur yang buruk terhadap nyeri kepala menunjukan nilai sebesar 2,475 atau 2 kali (RR>1) yang memiliki makna bahwa variabel yang diteliti adalah faktor resiko.
Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara kualitas tidur dengan kejadian nyeri kepala primer pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Nusa Cendana tahun 2020.
Kata kunci : Kulitas tidur,Nyeri kepala primer, Mahasiswa Kedokteran.
“…Kualitas tidur yang buruk dapat disebabkan oleh aktifitas sosial, karena pada usia dewasa muda seseorang sedang berada di puncak keaktifan dalam aktif sosial. (10) Konsentrasi berasal dari bahasa latin centrum yang berarti poros, pusat dan titik tengah lingkaran. Jadi secara bahasa konsentrasi diartikan sebagai kegitan memekatkan atau memusatkan.…”
Data epidemiologi saat ini menunjukkan adanya peningkatan angka keluhan pasien terhadap kualitas tidur. Diperkirakan setiap tahun, antara 20%-40% orang dewasa mengalami kesukaran tidur, dan 17% diantaranya mengalami masalah serius. Berbagai dampak negatif dapat ditimbulkan oleh gangguan tidur; antara lain menurunnya daya tahan tubuh, menurunnya prestasi kerja, kelelahan, depresi, mudah tersinggung, dan menurunnya daya konsentrasi yang dapat mempengaruhi keselam atan diri sendiri dan juga orang lain. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Pennsy lvania State University di dalam jurnal sleep, kuliah dengan jurusan media dan teknik cenderung kurang tidur dan begadang bahkan dalam sehari mereka bisa tidur tiga sampai tiga setengah jam lebih sedikit dibandingkan dengan mahasiswa fakultas lain. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Hubungan Antara Kualitas Tidur dan Konsentrasi Belajar Mahasiswa Teknik Sipil di Politeknik Negeri Kupang Selama Pandemi Covid 19. Metode penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan rancangan cross sectional yang dilakukan pada mahasiswa teknik sipil angkatan 2017 (S1) Politeknik Negeri Kupang dengan cara megisi kuesioner Pitssburgh Sleep Quality Indeks (PSQI) dan kuesioner konsentrasi belajar. Sample diambil secara non-probability sampling dengan teknik purposive sampling dengan jumlah responden 65 orang yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Penelitian ini dianalisis secara univariat, bivariat menggunakan uji Koefisien Kontingensi Test. Hasil dari 65 responden didapatkan hasil 53 (81,5%) responden memiliki Hal kualitas tidur buruk dan 12 (18,5%) yang memiliki kualitas tidur baik. Dari 65 responden juga didapatkan 11 responden (17%) memiliki konsentrasi belajar yang baik, 43 responden (66%) memiliki konsentrasi belajar yang cukup dan sebanyak 11 responden (17%) memiliki konsentrasi belajar yang buruk. Hasil uji analisis bivariat diperoleh hasil p=0,093 (p>0,05). Kesimpulan penelitian ini tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kualitas tidur dan konsentrasi belajar pada mahasiwa Teknik Sipil di Politeknik Negeri Kupang Selama Pamdemi Covid 19.
“…Several activities like working at the office or getting entertainment like playing video games can cause a person to have a dependency in using a computer. Adolescents certainly have a dependence on the use of computers to play video games 1 . A survey reported the average duration of computer use in 1 week in the student population was 10.5 hours in 2000 and continued to increase to 22.7 hours in 2009, this increase can be attributed to technological advances 2 .…”
Some things can cause a person to have a dependence on using a computer just like office work or in terms of getting entertainment such as playing video games among adolescents. Some research leads to the duration of playing video games which is one of the risk factors of the MPS. The prevalence of MPS in general population varies by up to 85%. The method used in this study is an analytical observational method with a cross sectional approach. This study used simple random sampling techniques and the study subjects were observed with a one-time measurement of dependent variables. This research design was used to find out whether there was a relationship between the duration of playing video games and myofascial pain syndrome of upper trapezius muscle in adolescents in Denpasar City. The results showed from the total of 59 study samples, there were 46 samples (78.0%) who had upper trapezius MPS and as many as 13 samples (22.0%) who did not experience upper trapezius MPS. The distribution of research samples that experienced MPS was more in adolescents who had excessive duration of playing video games (>2 hours / day) which was 45 samples (76.3%) than samples who had MPS with a normal duration of playing video games (<2 hours / day). The conclusion of this study is that there is a significant correlation (p = 0.000) between the duration of playing video games and MPS of the upper trapezius muscle in adolescents in Denpasar City.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.