Faktor Risiko terhadap Total Bakteri, Staphylococcus aureus, Koliform, dan E. coli  pada Susu Kambing

Suwito, Widodo; Winarti, Erna; Kristiyanti, Felisitas; Widyastuti, Ari; Andriani, Andriani

doi:10.22146/agritech.23252

Cited by 3 publications

(3 citation statements)

References 2 publications

Supporting

Mentioning

Contrasting

Unclassified

Order By: Relevance

“…These results align with study by Kurniawan et al (2018), which showed no relationship between equipment sanitation and milk contamination. Different results were demonstrated by Suwito et al (2018), mentioning the relationship between equipment sanitation and milk contamination with an odds ratio value of 3. This data reported two Cryptosporidium sp.…”

Section: Jurnal Medik Veterinermentioning

confidence: 92%

Risk Factor Analysis of Cryptosporidium sp. Contamination in Dairy Cow Milk in Jember, Indonesia

Sa'bani,

Hermansyah,

Sofiana

et al. 2024

J. Med. Vet.

View full text Add to dashboard Cite

This study aimed to determine the factors influencing Cryptosporidium sp. contamination in dairy cow milk in Jember. This study used an observational analytic design with a cross-sectional approach. The number of samples in this study was 30 cow farmers, using a purposive sampling technique. Data sources were obtained from questionnaire interviews, observation sheets, and laboratory examination results of milk samples. Data were then analyzed using univariate, bivariate, and multivariate analysis. Bivariate analysis used the Kruskal-Wallis comparison test, and multivariate analysis used the logistic regression test. The results showed Cryptosporidium sp. contamination in the milk of dairy cows by 6.7%. Most of the cow farmers in Jember had sufficient knowledge (40%), milking hygiene was categorized as sufficient (70%), and equipment sanitation was sufficient (66.7%). The statistical analysis showed no significant relationship between farmers’ knowledge and equipment sanitation and Cryptosporidium sp. contamination (p > 0.05). There was a significant relationship between milk hygiene and Cryptosporidium sp. contamination in dairy cow milk in Jember (p < 0.05). In conclusion, milking hygiene was a risk factor affecting Cryptosporidium sp. contamination in dairy cow milk in Jember.

show abstract

Section: Jurnal Medik Veterinermentioning

confidence: 92%

Risk Factor Analysis of Cryptosporidium sp. Contamination in Dairy Cow Milk in Jember, Indonesia

Sa'bani,

Hermansyah,

Sofiana

et al. 2024

J. Med. Vet.

View full text Add to dashboard Cite

show abstract

“…Hal ini menunjukkan bahwa risiko cemaran E. coli pada daging terjadi 9 kali lebih besar jika kotoran hewan tidak dibersihkan dibandingkan dengan kotoran hewan yang dibersihkan di tempat pemotongan. Sumber E. coli antara lain kotoran hewan atau lingkungan sekitar kandang (Suwito et al, 2018). Oleh sebab itu, kotoran hewan yang dibersihkan di tempat pemotongan dapat menurunkan cemaran E. coli pada daging kambing dan domba kurban.…”

Section: Faktor Risiko Terkait Sanitasiunclassified

Faktor Risiko Cemaran Escherichia coli pada Daging Kambing dan Domba Kurban di Provinsi DKI Jakarta

Septiani¹,

Pisestyani²,

Siahaan³

et al. 2020

Jurnal Sain Veteriner

View full text Add to dashboard Cite

Escherichia coli merupakan salah satu bahaya biologis yang mempengaruhi keamanan daging kambing dan domba Kurban. Penelitian ini ditujukan untuk mengukur tingkat kontaminasi dan menentukan faktor risiko yang mempengaruhi tingkat cemaran E. coli pada daging kambing dan domba kurban di Provinsi DKI Jakarta. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari hasil pemeriksaan kesehatan hewan dan daging Kurban. Tingkat kontaminasi E.coli diperoleh dari hasil pemeriksaan laboratorium dengan metode MPN, sedangkan data faktor risiko diperoleh dari penilaian kelayakan tempat kurban menggunakan checklist yang dikembangkan oleh tim Fakultas Kedokteran Hewan IPB University. Data dianalisis menggunakan uji chi-square untuk menentukan asosiasi dan rasio odds (OR) untuk mengukur kekuatan asosiasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 66,7% tempat penyelenggaraan kurban telah menghasilkan daging kambing dan domba yang mengandung E. coli dengan level melampaui batas Standar Nasional Indonesia/SNI (1 × 101 MPN / g). Faktor risiko selalu membersihkan kotoran hewan memiliki hubungan yang signifikan dengan tingkat kontaminasi E. coli. Faktor risiko lain termasuk keberadaan sertifikat kesehatan hewan, kepadatan hewan, dan bagaimana hewan ditangani setelah disembelih (hewan tidak ditumpuk) juga cenderung memiliki hubungan dengan tingkat kontaminasi E. Coli meskipun tidak signifikan secara statistik. Penyelenggara Kurban harus meningkatkan praktik higiene dan sanitasi dalam mengolah daging untuk mengendalikan tingkat kontaminasi E.coli. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta perlu meningkatkan upaya untuk memperbaiki kesadaran masyarakat melalui komunikasi, edukasi dan informasi terkait praktik-praktik penanganan daging yang baik untuk Kurban.

show abstract

“…Mastitis subklinis pada kambing PE karena Streptococcus sp., lebih cepat terlihat dalam penurunan produksi susu dibandingkan dengan bakteri lainnya. Suwito et al (2018) melaporkan bahwa mastitis subklinis kronis pada kambing PE banyak disebabkan oleh Streptococcus sp. Streptococcus sp., dan Corynebacterium sp., dapat diisolasi dari mastitis subklinis pada kambing terutama yang berhubungan dengan lantai kandang yang kotor dan kontaminasi dengan lingkungan.…”

Section: Hasil Dan Pembahasanunclassified

Isolasi dan identifikasi bakteri dari susu kambing peranakan Ettawa (PE) terjangkit mastitis subklinis di Kemiri Kebo, Sleman, Yogyakarta

Suwito

Andriani

Nugroho

2019

JIIP

Self Cite

View full text Add to dashboard Cite

Mastitis subklinis pada kambing peranakan Ettawa (PE) merupakan penyakit yang merugikan secara ekonomi karena menurunkan produksi susu yang disebabkan oleh bakteri. Tujuan penelitian ini untuk mengisolasi bakteri penyebab mastitis subklinis pada kambing PE di Kemiri Kebo, Turi, Sleman, Yogyakarta. Sebanyak 24 sampel susu kambing mastitis subklinis digunakan dalam penelitian ini. Penentuan status mastitis subklinis pada kambing PE dengan uji CMT positif (++) atau (+++). Isolasi dan identifikasi bakteri secara konvensional berdasarkan reaksi biokimia. Mastitis subklinis pada kambing PE di Kemiri Kebo, Turi, Sleman, Yogyakarta disebabkan oleh Staphylococcus intermedius (38%), Staphylococcus aureus (32%), Staphylococcus epidermidis (25%), Staphylococcus hycus (12%), Streptococcus sp (22%), Corynebacterium sp (12%), Pseudomonas aeruginosa (18%), dan Escherichia coli (2%). Penelitian ini menunjukkan bahwa bakteri Gram positif lebih dominan sebagai penyebab mastitis subklinis pada kambing PE daripada Gram negatif.

show abstract

Faktor Risiko terhadap Total Bakteri, Staphylococcus aureus, Koliform, dan E. coli pada Susu Kambing

Cited by 3 publications

References 2 publications

Risk Factor Analysis of Cryptosporidium sp. Contamination in Dairy Cow Milk in Jember, Indonesia

Risk Factor Analysis of Cryptosporidium sp. Contamination in Dairy Cow Milk in Jember, Indonesia

Faktor Risiko Cemaran Escherichia coli pada Daging Kambing dan Domba Kurban di Provinsi DKI Jakarta

Isolasi dan identifikasi bakteri dari susu kambing peranakan Ettawa (PE) terjangkit mastitis subklinis di Kemiri Kebo, Sleman, Yogyakarta

Contact Info

Product

Resources

About