melestarikan pengobatan tradisional oleh penyehat tradisional. Pengobatan tradisional luka terbuka di etnis Bima masih berdasarkan garis keturunan, dokumentasi dan penelitian secara ilmiah masih sedikit. Sehingga perlu dilakukan penelitian terkait studi etnofarmakologi pengobatan luka terbuka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan etnofarmakologi dan nilai kepentingan suatu tumbuhan untuk pengobatan luka terbuka di Kecamatan Ambalawi, Kabupaten Bima. Pemilihan informan dilakukan dengan metode snowball sampling non diskriminatif dan wawancara dilaksanakan secara semi-terstruktur. Informan merupakan hattra atau biasa disebut sando oleh masyarakat Bima yang memiliki pengetahuan terkait pengobatan luka terbuka. Hasil wawancara dengan informan akan dianalisis menggunakan Index of Cultural Significance (ICS), Fidelity Level (FL), dan Factor of Informant Consensus (FIC). Hasil menunjukkan terdapat 15 spesies dari 14 famili tumbuhan sebagai obat luka terbuka. ICS tertinggi pada spesies Chromolaena odorata L. dengan nilai 186. Nilai FL berkisar antara 11,11-100%. Nilai FIC luka lecet 0,742, luka sayat 0,815, luka tusuk 0,792, luka bakar 0,800, luka gigitan 0,889, dan luka infeksi 0,833. Penentuan dosis masih menggunakan cara tradisional dan secara umum pengobatan dilakukan dua kali sehari. Pengetahuan etnofarmakologi tumbuhan obat luka terbuka oelh Sando Lo’i di Kecamatan Ambalawi berpotensi untuk dikembangkan secara ilmiah lebih lanjut.