“…Jenis udang yang diproduksi ada empat jenis. tradisional menjadi tambak wanamina karena menghasilkan produktivitas yang lebih tinggi dan juga dapat menghasilkan manfaat dari hutan mangrove berupa ikan alami yang lebih banyak di samping manfaat ekologi lainnya (Setiawan, Bengen, Kusmana, & Setyo, 2015).…”
Regional economic growth is determined by the potential of existing natural resources, including for fisheries and mining. The development of the two sectors also opens up potential for conflict with other sectors. The aim of the study is to determine the role of the sectors and the impact of economic growth to potential conflict in the research area. This research was conducted at Delta Mahakam Forest Production Management Unit (FPMU) and Sungai Beram Hitam Forest Protection Management Unit (FPMU
ABSTRAKPertumbuhan ekonomi daerah ditentukan oleh potensi sumber daya alam yang ada termasuk untuk pengembangan sektor perikanan dan pertambangan. Pengembangan kedua sektor ini juga membuka peluang konflik dengan sektor lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran kedua sektor tersebut dan mengetahui dampak pertumbuhan ekonomi terhadap potensi konflik di lokasi penelitian. Penelitian ini dilakukan di kawasan Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Delta Mahakam dan Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) Sungai Beram Hitam (SBH). Pendekatan sektor basis dilakukan untuk mengetahui sektor unggulan daerah dengan analisis Location Quotient (LQ) menggunakan variabel PDRB. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di Delta Mahakam, sektor pertambangan merupakan sektor unggulan dan terbesar kedua adalah perikanan dengan nilai LQ ≥1. Pada Sungai Beram Hitam sektor perikanan merupakan sektor unggulan dan sektor pertambangan merupakan non basis karena nilai ≤1. Proses pemanfaatan kawasan hutan untuk pertambangan di Jambi dilakukan melalui pinjam pakai kawasan hutan, sementara di Kalimantan Timur tidak melalui izin pinjam pakai. Resolusi konflik tinggi terjadi antara pertambangan dengan sektor perikanan dan masyarakat dilakukan dengan memberikan kompensasi dan ganti rugi. Status dan posisi KPH dapat ditingkatkan dengan memberikan kewenangan terhadap izin pinjam pakai kawasan untuk pengembangan sektor yang bersifat strategis dan kepentingan nasional.
“…Jenis udang yang diproduksi ada empat jenis. tradisional menjadi tambak wanamina karena menghasilkan produktivitas yang lebih tinggi dan juga dapat menghasilkan manfaat dari hutan mangrove berupa ikan alami yang lebih banyak di samping manfaat ekologi lainnya (Setiawan, Bengen, Kusmana, & Setyo, 2015).…”
Regional economic growth is determined by the potential of existing natural resources, including for fisheries and mining. The development of the two sectors also opens up potential for conflict with other sectors. The aim of the study is to determine the role of the sectors and the impact of economic growth to potential conflict in the research area. This research was conducted at Delta Mahakam Forest Production Management Unit (FPMU) and Sungai Beram Hitam Forest Protection Management Unit (FPMU
ABSTRAKPertumbuhan ekonomi daerah ditentukan oleh potensi sumber daya alam yang ada termasuk untuk pengembangan sektor perikanan dan pertambangan. Pengembangan kedua sektor ini juga membuka peluang konflik dengan sektor lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran kedua sektor tersebut dan mengetahui dampak pertumbuhan ekonomi terhadap potensi konflik di lokasi penelitian. Penelitian ini dilakukan di kawasan Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Delta Mahakam dan Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) Sungai Beram Hitam (SBH). Pendekatan sektor basis dilakukan untuk mengetahui sektor unggulan daerah dengan analisis Location Quotient (LQ) menggunakan variabel PDRB. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di Delta Mahakam, sektor pertambangan merupakan sektor unggulan dan terbesar kedua adalah perikanan dengan nilai LQ ≥1. Pada Sungai Beram Hitam sektor perikanan merupakan sektor unggulan dan sektor pertambangan merupakan non basis karena nilai ≤1. Proses pemanfaatan kawasan hutan untuk pertambangan di Jambi dilakukan melalui pinjam pakai kawasan hutan, sementara di Kalimantan Timur tidak melalui izin pinjam pakai. Resolusi konflik tinggi terjadi antara pertambangan dengan sektor perikanan dan masyarakat dilakukan dengan memberikan kompensasi dan ganti rugi. Status dan posisi KPH dapat ditingkatkan dengan memberikan kewenangan terhadap izin pinjam pakai kawasan untuk pengembangan sektor yang bersifat strategis dan kepentingan nasional.
“…Penerapan wanamina dalam kegiatan budidaya tambak secara terpadu dengan upaya konservasi wilayah pesisir telah berkembang di berbagai wilayah di Indonesia (Setiawan et al, 2015). Jasa-jasa lingkungan yang disediakan ekosistem mangrove diharapkan mampu memberika kontribusi terhadap peningkatan produktivitas budidaya tambak (Udoh, 2016;Walters et al, 2008).…”
Penerapan wanamina dalam budidaya tambak diharapkan memberikan perbaikan bagi lingkungan oleh adanya jasa-jasa lingkungan yang disediakan oleh tegakan mangrove. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tingkat kelulushidupan semai mangrove, dampak wanamina terhadap tingkat kekeruhan dan kandungan TDS serta menganalisis perubahan kandungan logam berat dalam sedimen saluran tambak wanamina. Penelitian dilakukan selama 2 bulan pada tambak wanamina dengan perlakuan lebar saluran 1 m, 2 m dan 3 m dengan jenis mangrove A. marina dan R. mucronata dengan jarak tanam 1 x 1 m2. Pengamatan terhadap tingkat kelulushidupan, tingkat kekeruhan dan kandungan TDS dilakukan pada akhir pengamatan, sedangkan kandungan Pb dan Cd dalam sedimen diamati pada awal dan akhir penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kelulushidupan R. mucronata dalam saluran tambak wanamina lebih baik yaitu berkisar antara 80 – 90% dibandingkan A. marina yang berkisar 0 – 85%. Kekeruhan secara signifikan berbeda berdasarkan lebar saluran sedangkan TDS secara signifikan dipengaruhi oleh lebar saluran dan jenis mangrove secara parsial. Perubahan kandungan Pb tidak dipengaruhi secara signifikan baik oleh lebar saluran maupun jenis mangrove, namun terdapat pola akumulasi yang berlawanan antara kedua jenis mangrove, sedangkan perubahan kandungan Cd secara signifikan dipengaruhi oleh lebar saluran dimana pada saluran dengan lebar 2 m memiliki tingkat akumulasi paling tinggi. Kata kunci : kekeruhan, kelulushidupan, logam berat, TDS, wanamina
“…(Suhardiman, Tsuyuki, Sumaryono, & Sulistioadi, 2013); (7) dampak degradasi lingkungan terhadap potensi pengembangan ekowisata berkelanjutan di DM (Adisukma, Rusadi, & Hayuni, 2014); (8) estimasi nilai eksternalitas konversi hutan mangrove menjadi pertambakan di DM (Setiawan, Bengen, Kusmana, & Pertiwi, 2015) (9) potensi dan resolusi konflik di kawasan DM . Dari hasil-hasil penelitian tersebut, belum tergambar dengan jelas konflik yang terjadi di kawasan DM.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…silvofishery KPHP Delta Mahakam dalam mengembangkan program sylvofishery perlu memerhatikan nilai benefit cost ratio (BCR). Hasil penelitian (Setiawan et al, 2015) bahwa nilai BCR tambak sistem ekstensif-tradisional menunjukan nilai negatif dan tambak sistem sylvofishery bernilai positif artinya bahwa pemanfaatan tambak dengan sistem sylvofishery akan mendatangkan keuntungan dan layak dilaksanakan pada saat ini. Dengan melaksanakan program sylvofishery akan mendatangkan keuntungan baik itu bagi nelayan budidaya maupun masyarakat terutama dari keuntungan jasa lingkungan penanaman mangrove yang berkelanjutan (Bunting, Bosma, van Zwieten, & Sidik, 2013).…”
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.