2020
DOI: 10.30598/ajitt.2020.8.1.24-32
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Ekstraksi Dan Karakterisasi Gelatin Tulang Kambing Kacang Menggunakan Neutrase

Abstract: This study aims was to evaluate the characteristics of the gelatine derivate from Kacang goat bone extracted enzymatically using neutrase at different enzyme concentrations. The neutrase treatments, namely GTK-N0 (gelatin with neutrase 0%), GTK-N1 (Gelatin with 0.25% neutrase), GTK-N2 (Gelatin with neutrase 0.5%) and GTK-N3 (Gelatin with neutrase 0,75%). The bones sample used the bones from local Kacang goat aged 6 to 12 months. The study used was a randomized complete design (Oneway ANOVA) with 4 enzyme conce… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1

Citation Types

0
0
0
1

Year Published

2022
2022
2024
2024

Publication Types

Select...
2
1

Relationship

0
3

Authors

Journals

citations
Cited by 3 publications
(1 citation statement)
references
References 20 publications
(28 reference statements)
0
0
0
1
Order By: Relevance
“…Biokeramik HAp sendiri dapat disintesis dari bahan-bahan yang kaya akan kandungan Kalsium (Ca) dan Fosfor (P) seperti cangkang Mollusca [6][7][8][9][10][11], kerabang telur [5,[12][13][14], dan tulang binatang [15][16][17][18][19][20][21]. Jika diperhatikan, bahan-bahan tersebut sangat banyak tersedia di Indonesia [5,6,18,21] namun kenyataannya untuk bahan-bahan Biomaterial, Indonesia masih mengimpor dari luar negeri untuk memenuhi kebutuhan Biomaterial di bidang medis [22][23][24][25][26] terutama untuk penanganan kerusakan tulang [27]. Di sisi lain, Biomaterial sangat dibutuhkan tetapi persediaan sedikit dan donor tulang sangat terbatas [27,28], sehingga sangat dibutuhkan system produksi local untuk menghasilkan Biomaterial tersebut untuk memenuhi kebutuhan di bidang medis [6,18].…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Biokeramik HAp sendiri dapat disintesis dari bahan-bahan yang kaya akan kandungan Kalsium (Ca) dan Fosfor (P) seperti cangkang Mollusca [6][7][8][9][10][11], kerabang telur [5,[12][13][14], dan tulang binatang [15][16][17][18][19][20][21]. Jika diperhatikan, bahan-bahan tersebut sangat banyak tersedia di Indonesia [5,6,18,21] namun kenyataannya untuk bahan-bahan Biomaterial, Indonesia masih mengimpor dari luar negeri untuk memenuhi kebutuhan Biomaterial di bidang medis [22][23][24][25][26] terutama untuk penanganan kerusakan tulang [27]. Di sisi lain, Biomaterial sangat dibutuhkan tetapi persediaan sedikit dan donor tulang sangat terbatas [27,28], sehingga sangat dibutuhkan system produksi local untuk menghasilkan Biomaterial tersebut untuk memenuhi kebutuhan di bidang medis [6,18].…”
Section: Pendahuluanunclassified