Efektifitas Pelaksanaan Kurikulum 2013 ditinjau dari Kesiapan Sekolah dan Pengaruhnya terhadap Perkembangan Sekolah

Abstract

This study aims to determine: (1) school readiness and response to the 2013 curriculum, (2) the effectiveness of the 2013 curriculum implementation on school development, (3) the supporting and inhibiting factors for the implementation of the 2013 curriculum in physics learning, and (4) Implementation of process standards and curriculum evaluation standards for 2013. This research is a qualitative descriptive study. The research subjects were Physics Teachers, Mathematics Teachers, and Indonesian Teachers. Research data was collected by conducting in-depth interviews. The results of the study show that: 1) the principal and teacher state the readiness for the implementation of the 2013 curriculum. 2) the application of the 2013 curriculum influences the efforts of schools to develop schools through increasing teacher human resources, providing supporting facilities and infrastructure and learning facilities; 3) supporting factors for the implementation of the 2013 curriculum are the availability of adequate teacher resources, the availability of adequate supporting facilities and infrastructure, the support of parents and the government, and the willingness of students. Meanwhile, the inhibiting factors are minimal learning media, limited student books, limited educational staff, readiness and teacher thinking methods that still use old learning patterns; 4) teachers have difficulty implementing scientific approach based learning due to lack of student enthusiasm, minimal learning media, limited laboratory and library facilities and infrastructure, for aspects of assessment teachers experience difficulties with the number of items and forms of assessment.Keywords: 2013 curriculum; School Readiness; School Development

Analisis Pelaksanaan Kurikulum 2013 pada Pembelajaran Moda Daring di Sekolah Dasar

“…Kemampuan pendidikan Indonesia untuk menghasilkan sumber daya manusia yang unggul masih mengalami beragam tantangan namun menuju ke arah perbaikan yang berkelanjutan. Suluh (Suluh and Ate 2019) berpandangan bahwa tantangan pendidikan Indonesia saat ini tidak hanya terbatas pada pencapaian prestasi PISA yang masih rendah atau merosotnya moral dan etika anak bangsa, tetapi juga penyerapan sumber daya secara global yang masih rendah. Supriadi dalam (Suluh and Ate 2019) berpendapat bahwa pemerintah harus mengkaji dan mengkoreksi kembali proses pendidikan sehingga mampu mempersiapkan sumber daya manusia yang unggul.…”

“…Suluh (Suluh and Ate 2019) berpandangan bahwa tantangan pendidikan Indonesia saat ini tidak hanya terbatas pada pencapaian prestasi PISA yang masih rendah atau merosotnya moral dan etika anak bangsa, tetapi juga penyerapan sumber daya secara global yang masih rendah. Supriadi dalam (Suluh and Ate 2019) berpendapat bahwa pemerintah harus mengkaji dan mengkoreksi kembali proses pendidikan sehingga mampu mempersiapkan sumber daya manusia yang unggul. Dalam rangka mengoptimalkan pencapaian tersebut, pemerintah telah mengeluarkan beragam kebijakan seperti penerapan undang-undang sistem pendidikan nasional tahun 2003, penetapan standar nasional pendidikan, serta pengimplementasian kurikulum yang senantiasa diperbaiki.…”

“…Dalam rangka mengoptimalkan pencapaian tersebut, pemerintah telah mengeluarkan beragam kebijakan seperti penerapan undang-undang sistem pendidikan nasional tahun 2003, penetapan standar nasional pendidikan, serta pengimplementasian kurikulum yang senantiasa diperbaiki. Dalam kurun waktu dua dekade, pemerintah telah menetapkan pemberlakuan tiga jenis kurikulum yakni kurikulum 2004 (kurikulum berbasis kompetensi), kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), dan kurikulum 2013 (Suluh and Ate 2019). Namun, perubahan kurikulum pun sering mendapatkan respon prokontra dari berbagai kalangan dan bahkan dituding perubahan tersebut sejalan dengan proses suksesi kepemimpinan di kementerian pendidikan (Artapati and Budiningsih 2017).…”

“…Kurikulum 2013 (K-13) merupakan implementasi dari peraturan pemerintah nomor 32 tahun 2013 yang menyempurnakan kurikulum berbasis komptensi (KBK) dan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Perubahan KTSP menjadi K-13 meliputi elemen pembelajaran, muatan kurikulum hingga konsep susunan delapan sandar pendidikan dengan penekanan pada keseimbangan empat standar pertama yakni standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, dan standar penilaian (Suluh and Ate 2019;Zahrawati and Indah 2021). Pengembangan K-13 yang berorientasi tematik-integratif disiapkan untuk mencetak generasi yang mampu bersaing sesuai dengan perkembangan di masa depan (Ardianingsih, Mahmudah, and Rianto 2017).…”

“…Ornstein dan Hunkins (Ornstein 2009) berpandangan bahwa keberhasilan implementasi kurikulum dipengaruhi oleh tiga faktor yakni orang, program dan proses. Suluh berpandangan bahwa sekolah sebagai lembaga terdepan pelaksanaan kurikulum merupakan penentu keberhasilan implementasi K-13 karena berkaitan dengan penerimaan dan kesiapan sekolah dalam implementasi K-13 (Suluh and Ate 2019). Sekolah selaku penyedia sarana dan prasaran, tenaga pendidik dan tenanga kependidikan menjadi faktor penting dalam kebehasilan interaksi belajar mengajar antara siswa dan guru (Suluh and Ate 2019).…”