Do Health Workers Play a Role in Exclusive Breastfeeding among Working Mothers in Industrial Area?

Abstract

The culture of breastfeeding has been inherited for a long time in Indonesia. Changes in lifestyle have caused an increase in the number of working mothers. Results of the Basic Health Research in 2018 reported exclusive breastfeeding coverage was decreased as much as 17% between 2013 and 2018. The purpose of this study was to determine association of health workers support and other factors on exclusive breastfeeding practice among working mothers in industrial area. Methods: A cross-sectional study was conducted in April-June 2018 in industrial area at Cibinong, Bogor, Indonesia. As many as 126 working mothers who had babies aged 7-24 mo were selected using a purposive sampling technique. Results: Only 37.3% of working mothers breastfed their babies exclusively. The support of health workers was the most dominant factor associated with exclusive breastfeeding {(p50.001; OR: 6.210 (1.184-6.257)}. Husband's support {(p50.014; OR: 5.228 (1.306-10.234} were also associated with exclusive breastfeeding. Working mothers who obtained support from health workers were 6.210 times more likely to breastfeed exclusively as compared to mothers who did not receive support from health workers. Conclusions: Actual and direct support from husband and health workers from the period of pregnancy to lactation is important for the success of exclusive breastfeeding among working mothers.

Obesitas, Pola Diet, dan Aktifitas Fisik dalam Penanganan Diabetes Melitus pada Masa Pandemi Covid-19

“…Edukasi mengenai gizi seimbang secara efektif diberikan sejak fase awal kehidupan (43). Hal ini sangat penting dilakukan karena pembentukan imunitas tubuh dimulai terbentuk terutama pada periode pemberian ASI eksklusif yang diteruskan dengan pemberian makananan pendamping ASI (MP-ASI) yang tepat (44)(45)(46). Pola asuh gizi yang diperoleh seseorang tersebut akan menentukan status gizi pada masa selanjutnya, dan membentuk perilaku makan yang lebih permanen (47,48).…”

Peran Dukungan Suami dan Faktor Lainnya terhadap Pemanfaatan Pelayanan Gizi oleh Ibu Hamil dengan Risiko Kurang Energi Kronis (KEK)

“…Oleh karena itu, berbagai upaya yang dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan ibu mengenai gizi yang dilakukan sejak periode kehamilan dapat mencegah terjadinya berbagai masalah gizi pada saat balita terutama stunting (Permatasari et al, 2021). Pada periode kehamilan juga intensi atau niat ibu untuk memberikan ASI ekslusif telah terbentuk, yaitu pemberian hanya ASI segera setelah bayi lahir hingga usia 6 (enam) bulan sangat direkomendasikan sebagai sumber makanan ideal bagi bayi yang dapat memenuhi kebutuhan gizi pada awal kehidupan bayi dan dapat mencegah terjadinya stunting (Permatasari & Sudiartini, 2020;Permatasari et al, 2018) Tingginya kasus risiko KEK pada ibu hamil dan kasus stunting di Kota Serang terutama di wilayah kerja Puskesmas Kasemen diperlukan upaya terobosan, salah satunya melalui upaya perbaikan dan peningkatan pelayanan gizi. Upaya pemerintah daerah untuk mengatasi masalah gizi dan peningkatan pelayanan gizi di masyarakat yaitu melalui program Pojok Gizi (POZI) di puskesmas.…”

Dukungan Keluarga dan Petugas Kesehatan Berhubungan dengan Pemberian ASI Eksklusif

“…Kemauan dan kemampuan ibu untuk terus memberikan ASI eksklusif akan bertahan bila ibu memperoleh dukungan yang besar dari keluarga (Masruroh & Istianah, 2019). Dukungan dari keluarga ataupun suami memiliki pengaruh yang sangat besar (Permatasari & Sudiartini, 2020). Motivasi ibu dan komitmen untuk tetap memberikan ASI akan semakin menguat dan ibu tidak akan mudah tergoda dengan makanan atau minuman lainnya seperti susu formula.…”

“…Ibu yang mendapat dukungan tenaga kesehatan kurang mempunyai kemungkinan untuk tidak memberikan ASI eksklusif 10,5 kali lebih besar dari pada ibu yang mendapat dukungan tenaga kesehatan baik (Windari et al, 2017). Dukungan tenaga kesehatan juga merupakan pengaruh yang sangat penting terhadap pemberian ASI eksklusif (Permatasari & Sudiartini, 2020;Sholikah, 2018).…”