2021
DOI: 10.24853/mjnf.2.1.1-12
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Obesitas, Pola Diet, dan Aktifitas Fisik dalam Penanganan Diabetes Melitus pada Masa Pandemi Covid-19

Abstract: Latar belakang: Penyakit diabetes melitus (DM) dapat meningkatkan risiko kematian pada pasien Covid-19. Diabetes melitus merupakan merupakan penyakit atau gangguan metabolisme kronis yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai gangguan metabolisme karbohidrat, lipid, dan protein sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin. Penyakit dengan multi etiologi ini disebabkan oleh beberapa determinan utama mencakup obesitas, pola diet, dan aktifitas fisik. Insiden kasus diabetes melitus secara global terus… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
4
1

Citation Types

0
0
0
7

Year Published

2022
2022
2023
2023

Publication Types

Select...
8

Relationship

0
8

Authors

Journals

citations
Cited by 20 publications
(22 citation statements)
references
References 3 publications
0
0
0
7
Order By: Relevance
“…Penderita diabetes melitus memiliki kadar gula darah yang tinggi disertai adanya gangguan metabolisme karbohidrat, lipid, dan protein sebagai akibat rusaknya fungsi insulin. Kondisi ini disebabkan oleh gangguan atau defisiensi produksi insulin oleh sel-sel beta Langerhans kelenjar pankreas, atau disebabkan rendahnya respons sel-sel tubuh terhadap insulin (Ardiani et al, 2021) Meningkatnya arus globalisasi disegala bidang dengan perkembangan teknologi dan industri telah banyak membuat perubahan pada perilaku dan gaya hidup pada masyarakat. Perubahan gaya hidup, sosial ekonomi, industralisasi dapat memacu meningkatnya penyakit seperti hipertensi (Darmawan & Zulfa, 2015).…”
Section: Pendahuluanunclassified
See 2 more Smart Citations
“…Penderita diabetes melitus memiliki kadar gula darah yang tinggi disertai adanya gangguan metabolisme karbohidrat, lipid, dan protein sebagai akibat rusaknya fungsi insulin. Kondisi ini disebabkan oleh gangguan atau defisiensi produksi insulin oleh sel-sel beta Langerhans kelenjar pankreas, atau disebabkan rendahnya respons sel-sel tubuh terhadap insulin (Ardiani et al, 2021) Meningkatnya arus globalisasi disegala bidang dengan perkembangan teknologi dan industri telah banyak membuat perubahan pada perilaku dan gaya hidup pada masyarakat. Perubahan gaya hidup, sosial ekonomi, industralisasi dapat memacu meningkatnya penyakit seperti hipertensi (Darmawan & Zulfa, 2015).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Berdasarkan kriteria dari World Health Organization (WHO) dan American Diabetes Association (ADA) yang diadopsi oleh Persatuan Endokrinologi Indonesia (Perkeni) mengidentifikasi penderita DM melalui pemeriksaan gula darah. Kriteria diagnosis DM meliputi 4 (empat) hal yaitu: 1) pemeriksaan glukosa plasma puasa (puasa selama minimal 8 jam tanpa asupan kalori) yaitu ≥126 mg/dl, 2) pemeriksaan glukosa plasma sewaktu yaitu ≥200 mg/dl, 3) pemeriksaan glukosa plasma ≥200 mg/dl 2 jam setelah Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO) dengan beban glukosa 75 gram, dan 4) pemeriksaan Hemoglobin glikat (HbA1C) dimana jika nilainya lebih dari 6,5 % dapat diidentikkan dengan terjadinya diabetes dengan gejala sering lapar, sering haus, sering buang air kecil dalam jumlah banyak, dan berat badan turun (Ardiani et al, 2021), (Murtiningsih et al, 2021).…”
Section: Pendahuluanunclassified
See 1 more Smart Citation
“…Berdasarkan survey awal yang dilakukan oleh peneliti didapatkan bahwa prevalensi DM yang dirawat inap di RSUP Dr. M. Djamil Padang pada tahun 2021 sebanyak 418 kasus. [12][13][14] Penderita DM memiliki reseptor Angiotensin Converting Enzyme 2 (ACE-2) yang lebih tinggi khususnya di pankreas, paru, dan hati. Padahal diketahui SARS-CoV-2 menggunakan reseptor ACE-2 sebagai pintu masuk ke sel tubuh manusia melalui ikatan dengan S-glikoprotein yang terdapat di permukaan SARS-CoV-2 dan melakukan replikasi.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Penerapan gizi seimbang menjadi solusi tepat dalam penanganan DM. Penerapan 4 pilar gizi seimbang yaitu mengonsumsi makanan beraneka ragam serta bergizi seimbang dengan asupan gula sebanyak 4 sdm (50 gr) /hari, menerapakan perilaku hidup bersih juga sehat, memeriksa berat BB dengan rutin, juga melaksanakan aktifitas fisik (latihan jasmani) merupakan hal penting yang wajib diperhatikan oleh penderita DM 12 . Dari hasil penelitian ini, peneliti berasumsi bahwa terapi non farmakologi sudah cukup baik dilakukan oleh pasien penderita DM.…”
Section: Injeksi Insulin 19unclassified