Pendahuluan: Saat ini, Indonesia memiliki masalah kesehatan baik berupa penyakit menular maupun penyakit tidak menular (PTM). Salah satu faktor risiko terjadinya PTM adalah kadar kolesterol yang tinggi di dalam darah (hiperkolesterolemia). Meningkatnya kadar kolesterol dapat menimbulkan masalah kesehatan seperti batu empedu, hipertensi, stroke hingga serangan jantung. Di Indonesia, berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), prevalensi penderita hiperkolesterol pada usia diatas 15 tahun di tahun 2013 sebesar 35,9% dan menurun prevalensinya di tahun 2018 sebesar 28,8%. Walaupun berdasarkan data Riskesdas hiperkolesterol mengalami penurunan, namun angka ini masih diatas angka prevalensi hiperkolesterol di Asia Tenggara pada tahun 2013 dan berada sedikit dibawah prevalensi asia tenggara pada tahun 2018 sehingga berdasarkan data-data tersebut, hiperkolesterol menjadi salah satu masalah kesehatan di Indonesia.
Isi : Hiperkolesterol dapat diturunkan dengan menggunakan obat-obatan seperti golongan statin dan fibrat. Dalam penggunaan jangka panjang, obat-obatan tersebut memberikan berbagai efek samping. Sebagai alternatifnya digunakan makanan yang mengandung komponen bioaktif yang berguna untuk mengontrol kadar kolesterol. Salah satunya adalah buah alpukat. Alpukat sangat direkomendasikan oleh AHA dalam panduan pola hidup untuk menurunkan risiko penyakit kardiovaskular. Buah ini disebut juga buah yang bebas kolestrol karena banyak mengandung MUFA. Tidak hanya buahnya, berdasarkan beberapa studi pada tikus, bahkan telah membuktikan bahwa ekstrak daun alpukat dan bijinya memiliki efek antihiperlipidemia. Selain memberikan manfaat buah alpukat juga memiliki kekurangan, namun apabila dibandingkan manfaatnya, maka manfaat dari buah alpukat jauh lebih besar dibandingkan dengan kekuranganya.
Kesimpulan: Konsumsi buah alpukat (Persea americana) dapat menurunkan kadar LDL dan trigliserid sehingga menurunkan hiperkolesterolemia.