Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk hegemoni dalam kumpulan cerpen “Sihir Perempuan”. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Data penelitian berupa teks sastra (cerpen) karya Intan Paramadhita yang dianggap merepresentasikan bentuk-bentuk hegemoni Gramscian, terutama pada beberapa tokoh dalam kisah cerpen. Dalam konsep hegemoni, Gramsci melanjutkan tradisi konsep dialektika Marx dan menekankan dialektika antara ide dan material, dialektika antara proses material dengan kesadaran. Namun berbeda dengan Marx, Gramsci meyakini dalam masyarakat selalu terdapat pluralitas pandangan dunia (pluralitas ideologi, pokok yang oleh Bakhtin disebut karnivalisme naratif). Pandangan dunia yang valid bagi Gramsci adalah rasionalitas, tidak sekadar otoritas namun kemampuan memobilisasi, memolitisasi, dan mereformasi. Ketiga kemampuan tersebut merupakan solidaritas, elemen paling menentukan dan memungkinkan terbentuknya blok historis, yaitu kesatuan antara infrastruktur dengan superstruktur. Sebelum menguasai seseorang (materi), terlebih dahulu seseorang harus menguasai pikiran atau kesadaran (abstrak). Sedangkan sumber data penelitian berasal dari narasi teks kumpulan cerpen “Sihir Perempuan” karya Intan Paramaditha, diambil tiga cerpen yaitu “Vampir”, “Misteri Polaroid” dan “Sang Ratu”. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa ditemukan bentuk-bentuk hegemoni yang dilakukan oleh kaum dominan. Sedangkan kaum subordinat menerima, menyetujui tanpa perlawanan. Pendek kata, hegemoni dapat dilakukan oleh orang yang memiliki kuasa seperti yang dilakukan tokoh Jose dan seorang bapak.