Background: Perineal laceration during childbirth is very common among mothers; however some of them may suffer from its complication if not treated properly.Objective: To prove the effectiveness of breast milk as an alternative topical ingredient in the treatment of perineal wound in postpartum mothers.Methods: This was a quasi-experimental study with non-equivalent control group posttest only design. There were 30 respondents selected in this study, with 15 assigned in the intervention and control group. Accidental sampling was used to select the samples with the criteria that the respondents had perineal laceration in level 1 and 2. Data were analzed using Mann Whitney test.Results: Effective wound healing process can be seen in the intervention group from 80% of poor category in 6-10 hours (1st period) of postpartum became 86.7% of good category in 7 days of postpartum (4th period). Different from the control group that showed the slow progress of wound healing, which was 86.7% of poor category in the 1st period to only 33.3% of good category in the 4th period. Mann Whitney test showed that there was a significant mean difference of the perineal wound healing process between the intervention group (11.23) and the control group (19.77) with p-value 0.002 (<0.05).Conclusion: Breast milk was more effective than povidone iodine in the treatment of perineal wound. It is suggested for health workers, especially midwife to apply this intervention to accelerate the healing of perineal wound in midwifery care.
Stunting is a chronic nutritional problem, globally stunting affects around 21.3% of. Nationally, the prevalence of stunting is 24.4%, which is still far from the government's target of 14% in 2024. The government's efforts to improve nutrition include the Nutrition Improvement Movement program in the first 1000 days of life or the 1000 HPK Movement. Good knowledge and attitude regarding the 1000 HPK is especially important for adolescents, it needs to be equipped early on so that in the future they can prepare for a good quality pregnancy and become the basis for changing nutritional behavior to reduce nutritional problems. The purpose of this research is to know the description of the knowledge and attitudes of young women about 1000 HPK in stunting prevention. The research method used descriptive research carried out in April-June 2022 with a total sample of 100 grade 11 and 12 students at SMAN (State High School) in the Palu city area which was taken using a cluster stratified sampling technique. The research instrument used a questionnaire. Data were analyzed by univariate analysis. The results showed that most of the respondents had sufficient knowledge about 1000 HPK, namely 66%, and had a negative attitude, namely 67%. The conclusion of this study is that the description of the knowledge and attitudes of young women in SMAN Palu city is mostly with sufficient knowledge and a negative attitude. In order to maximize the increase in knowledge and attitudes of young women about 1000 HPK, the school should cooperate with the puskesmas (public health center) to provide health education about 1000 HPK as a form of stunting prevention.
Masa nifas berlangsung kurang lebih 6 minggu. Ibu nifas membutuhan latihan tertentu untuk mempercepat proses involusi. Latihan jasmani untuk mengembalikan kondisi kesehatan, melulihkan otot – otot bagian punggung, dasar panggul dan perut pada ibu nifas adalah senam nifas. Di UPTD Puskesmas Tomini selama tiga tahun terakhir ibu nifas tidak melakukan senam nifas karena merasa takut, masih sakit dan capek setelah melahirkan. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh senam nifas terhadap tinggi fundus uteri ibu nifas di UPTD Puskesmas Tomini Kabupaten Parigi Moutong. Metode penelitian quasi eksperimental design dengan pendekatan nonequivalent control group design. Populasi seluruh nifas di UPTD Puskesmas Tomini. Sampel berjumlah 30 orang dibagi menjadi 2 kelompok, tehnik sampel purposive sampling. Kelompok kontrol dengan sampel 15 orang diputarkan musik dan ibu bergerak sebisanya sedangkan kelompok intervensi dengan sampel 15 orang diberikan senam nifas 3 hari sekali selama 10 menit dalam waktu 2 minggu. Rata-rata tinggi uterus pada kelompok kontrol 6,33 cm dan kelompok intervensi 5,00 cm. Analisis mengguakan mann whitney dengan hasil nilai Ï= 0,035 berarti senam nifas berpengaruh terhadap penurunan tinggi fundus uteri. Disarankan ibu nifas melakukan senam nifas untuk mempercepat involusi uterus. Kata Kunci : Tinggi Fundus Uteri, senam nifas
Pasca bencana Tsunami di Kota Palu, beberapa penyakit dialami warga, salah satunya Fluor albus pada wanita subur. Kasus Fluor albus di tujuh shelter di wilayah kerja Puskesmas Pantoloan didapatkan 179 dari 373 wanita subur mengalami Fluor albus. Tidak ada penanganan masalah yang optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian air rebusan daun sirih hijau terhadap Fluor albus pada wanita subur. Quasy Experiment desain dengan posttest kelompok terkontrol saja. Subyek 40 wanita usia subur yang mengalami fluor albus dibagi menjadi 20 kelompok perlakuan dan 20 kelompok kontrol. Menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan uji Mann-Whitney. Lama penyembuhan pada kelompok perlakuan lebih cepat 2,8 hari dibandingkan kontrol (p=0,001) sedangkan pada warna tidak ditemukan perubahan yang bermakna (p=1.000). Pemberian air rebusan daun sirih hijau (Pipper bettle L.) berpengaruh nyata terhadap lama penyembuhan Fluor albus dan tidak berpengaruh terhadap perubahan warna Fluor albus. Bagi petugas kesehatan Puskesmas Pantoloan agar dapat menggunakan air rebusan daun sirih hijau sebagai salah satu alternatif untuk menurunkan fluor albus pada wanita subur
Abstrak: Krisis kesehatan terjadi akibat becana alam, bencana non alam maupun bencana sosial sering berdampak pada kesehatan reproduksi pada perempuan.Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2018 mengalami krisis kesehatan karena bencana alam yaitu gempa bumi, tsunami dan likuifaksi yang mengakibatkan 2.113 orang tewas, 1.309 orang hilang dan 4.612 orang luka-luka. Dibutuhkan kesiapsiagaan aspek reproduksi dalam menghadapi situasi bencana bagi kelompok rentan yaitu remaja putri, wanita usia subur (WUS) dan ibu hamil. Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat terhadap kesehatan reproduksi yaitu menyiapkan kit individu bagi remaja putri, WUS dan ibu hamil di Desa Beka sebagai daerah rawan bencana di Kabupaten Sigi. Mitra pengabdian masyarakat ini adalah pemerintah dan bidan Desa Beka. Kegiatan ini diikuti oleh 30 peserta yang terdiri dari remaja putri, WUS dan ibu hamil dilakukan dengan metode ceramah, demonstrasi dan tanya jawab. Evaluasi kegiatan dilakukan dengan kuesioner yang dibagikan langsung kepada peserta. Hasil evaluasi menunjukan bahwa 70% peserta memiliki kesiapsiagaan sedang dan 30% memiliki kesiapsiagaan tinggi dalam aspek kesehatan reproduksi setelah dilakukan kegiatan.Abstract: Health crises occur due to natural disasters, non-natural disasters and social disasters often have an impact on reproductive health in women. Central Sulawesi province in 2018 experienced a health crisis due to natural disasters, namely earthquakes, tsunamis and liquefaction which resulted in 2,113 people killed, 1,309 people missing and 4,612 people injured. It requires preparedness of reproductive aspects in the face of disaster situations for vulnerable groups, namely adolescents, women of childbearing age (WCA) and pregnant women. This service activity aims to improve the preparedness of reproductive health aspects, namely preparing individual kits for adolescents, WCA and pregnant women in Beka Village as a disaster-prone area in Sigi Regency. These community service partners are the government and midwives of Beka Village. This activity was attended by 30 participants consisting of teenagers, WCA and pregnant women carried out by the method of lectures, demonstrations and questions and answers. Evaluation of activities is carried out with questionnaires that are distributed directly to participants. The results of the evaluation showed that 70% of participants had moderate preparedness and 30% had high preparedness in the aspect of reproductive health after service.
Abstrak: Tumor payudara telah banyak ditemukan pada usia muda, hanya sekitar 5% saja tumor payudara yang ditemukan pada usia di atas 50 tahun. Tumor pada payudara dapat berpotensi menjadi kanker payudara bila tidak terdeteksi lebih awal. Tujuan pengabdian ini untuk memberikan Pendidikan dan pelatihan SADARI pada remaja putri agar siap mendeteksi dini kanker payudara. Mitra pada kegiatan ini adalah Pustu Pombewe, wilayah kerja Puskesmas Biromaru Kabupaten sigi, Sulawesi Tengah. Metode yang digunakan berupa penyuluhan dan praktikum tentang cara melakukan SADARI. Terdapat 20 orang remaja putri yang hadir mengikuti kegiatan ini. Tingkat pengetahuan remaja putri di ukur menggunakan kuesioner sebelum dan sesudah penyuluhan dan praktikum. Hasil yang diperoleh terjadi peningkatan pengetahuan sebanyak 50% dari sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan dan praktikum. Tingkat pengetahuan pre-test memiliki pengetahuan baik sejumlah 35% dan kurang sejumlah 65% sedangkan tingkat pengetahuan post-test memiliki tingkat pengetahuan baik sejumlah 85% dan kurang sejumlah 15%.Abstract: Breast tumors have been found a lot at a young age, only about 5% of breast tumors are found at the age of over 50 years. Tumors in the breast can potentially become breast cancer if not detected earlier. The purpose of this service is to provide SADARI education and training to young women to be ready to detect breast cancer early. The partner in this activity is Pustu Pombewe, the working area of the Biromaru Health Center, Sigi Regency, Central Sulawesi. The methods used are in the form of counseling and practicum on how to do SADARI. There were 20 young women who attended this activity. The level of knowledge of young women is measured using questionnaires before and after counseling and practicum. The results obtained there was an increase in knowledge by 50% from before and after counseling and practicum. The pre-test knowledge level has a good knowledge of 35% and less than 65% while the post-test knowledge level has a good knowledge level of 85% and less than 15%.
Pengetahuan atau knowledge adalah hasil dari manusia terdiri dari sejumlah fakta dan teori yang memungkinkan seseorang untuk dapat memecahkan masalah yang dihadapinya. Menstruasi atau haid adalah peristiwa alamiah yang dialami setiap perempuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengetahuan remaja putri kelas X sebelum dan sesudah diberi penyuluhan mengenai menarche dan menstruasi di SMK Bhakti Mulia Tahun 2020. Jenis penelitian ini analitik dan dengan pendekatan cross sectional. Sasaran dalam penelitian ini adalah 60 remaja putri. Hasil penelitian menunjukan pengetahuan remaja putri sebelum diberi penyuluhan mengenai menarche dan menstruasi dengan nilai rata-rata 73.0667. Pengetahuan remaja putri kelas VII sesudah diberi penyuluhan mengenai menarche dan menstruasi dengan nilai rata-rata 80.2000. Hasil uji t-tes paired menghasilkan rata- rata perbedaan nilai pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan mengenai menarche dan menstruasi adalah -7.13333 dan nilai p=0,000. Perlu adanya kerjasama guru dan orang tua dalam memberikan pendidikan kesehataan terutama mengenai menarche dan menstruasi. Diharapkan remaja putri dapat meningkatkan pengetahuan mengenai menarche dan menstruasi dengan mengikuti penyuluhan mengenai kesehatan reproduksi.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.