ABSTRAKHipertensi yang terjadi pada lansiaberdampak buruk terhadap kesehatan dan kualitas hidup lansia. Kekhawatiran akan efek samping dari penggunaan obat-obatan yang dikeluhkan penderita hipertensi menjadikan terapi komplementer sebagai alternatif pilihan terapi. Sebagai terapi komplementer yang lebih murah, mudah, dan aman akupresur dapat dijadikan salah satu terapi untuk mengatasi hipertensi pada lansia. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh akupresur terhadap tekanan darah lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Teratai Palembang.Rancangan penelitian adalah quasi experimen dengan pendekatan pre and post test control group. Pemilihan sampel dengan teknik concecutive sampling yang terdiri dari 32 responden, yang terbagi menjadi 16 responden kelompok perlakuan dan 16responden kontrol. Kelompok perlakuan di intervensi akupresur sebanyak 3 kali dalam seminggu.Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna tekanan darah (sistole dan diastole) responden antara sebelum dan sesudah akupresur pada kelompok perlakuan (p value 0,001) dan terdapat perbedaan yang bermakna tekanan darah (siastole) responden kelompok perlakuan dan kontrol setelah akupresur (p value 0,008). Perbedaan tersebut terlihat dari penurunan rata-rata tekanan darah antara sebelum dan sesudah akupresur. Terapi akupresur yang dilakukan akan menstimulasi sel saraf sensorik disekitar titik akupresur akan diteruskan kemedula spinalis, kemudian ke mesensefalon dan komplek pituitari hipothalamus yang ketiganya diaktifkan untuk melepaskan hormon endorfin yang dapat memberikan rasa tenang dan nyaman. Akupresur juga menstimulai pelepasan histamin yang berpengaruh pada vasodilatsi pembuluh darah, kedua manfaat akupresur tersebut dapat menurunkan tekanan darah lansia. ABSTRACTAcupressure is theOne of the complementary therapy. The objective of the research was to determine the effect of acupressure on elders' blood pressureat Panti Sosial Tresna Werdha Teratai Palembang.The research design used was quasi-experiment withpre and post-test control group approach. Sampling was carried out by a concecutive sampling technique, involving 32 respondents. The intervention group received an acupressure intervention 3 timesa week. Theresults showed that there was a significant difference in the respondents' blood pressureefore and after an acupressure in the intervention group (p value 0,001).Acupressure therapy performed will stimulate sensory nerve cells around the acupressure point will be forwarded to medula spinal, then to hypothalamic pituitary mesensefalon complex and enabled to release endorphins that can provide a sense of calm and comfortable. stimulation histamine release vasodilation that affect blood vessels, both the benefits of acupressure can reduce blood pressure elderly.
Latar belakang: Karies gigi merupakan suatu penyakit gigi dan mulut yang paling banyak dialami anak usia sekolah. Karies gigi dapat disebabkan oleh sisa makanan yang menempel pada gigi dan pada akhirnya menyebabkan plak kecoklatan, pengapuran, keropos, dan gigi berlubang. Masalah yang ditimbulkan oleh karies gigi dapat membuat anak mengalami kehilangan daya kunyah, terganggunya sistem pencernaan, penurunan absorbsi makanan dan gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak. Peran perawat dalam meminimalkan masalah tersebut dapat sebagai pendidik (educator) dengan memberikan pendidikan kesehatan pencegahan karies gigi dengan menggunakan media komik edukasi dan video animasi. Tujuan: Penelitian untuk mengetahui efektifitas metode membaca komik edukasi dan metode video animasi terhadap pengetahuan pencegahan karies gigi pada anak SDN 82 Palembang. Metode: Penelitian ini menggunakan desain quasi eksperimen dengan pendekatan Two Groups Pretest-Posttest Design. Penelitian dilakukan di SDN 82 Palembang pada bulan Juni 2019 Teknik sampling dalam penelitian ini adalah Total Sampling dengan jumlah sampel 130 responden. Analisa data dengan menggunakan uji Wilcoxon Sign Rank. Hasil: penelitian terdapat perbedaan pengetahuan pencegahan karies gigi sebelum dan sesudah dilakukan pendidikan kesehatan dengan media komik edukasi di SDN 82 Palembang Tahun 2019 dengan nilai p value = 0,000. Terdapat perbedaan pengetahuan pencegahan karies gigi sebelum dan sesudah pendidikan dengan media video animasi di SDN 82 Palembang dengan p value = 0,000. Saran: Disarankan media promosi komik edukasi dan video animasi menjadi media yang digunakan sekolah untuk meningkatkan pengetahuan siswa dan dapat mencegah karies gigi pada anak. Kata kunci: Metode Komik Edukasi, Video Animasi dan Karies Gigi
Pubertas merupakan masa perubahan antara masa kanak-kanak dan masa remaja. Pada masa pubertas organ-organ reproduksi mulai berfungsi. Pada masa pubertas terjadi perubahan fisik yang ditandai dengan menarche. Kejadian menarche yang cenderung lebih awal ditambah dengan kurangnya pengetahuan menimbulkan kecemasan, bingung, tidak nyaman bahkan menggap bahwa menarche adalah suatu penyakit. Tujuan penelitian : Untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan dengan media vidio terhadap kecemasan siswi menghadapi menarche di SD Negeri 88 Palembang. Metode penelitian : Bentuk penelitian ini merupakan penelitian pre eksperimet dengan rancangan one group pre post test without control dengan teknik kuantitatif menggunakan kuesioner HARS, teknik sampling adalah total sampling. Jumlah responden adalah 120. Hasil penelitian : Hasil penelitian menunjukan bahwa rata-rata nilai kecemasan sebelum diberikan pendidikan kesehatan adalah 24,00 dan kecemasan setelah diberikan pendidikan kesehatan adalah 14,00 sedangkan Pvalue : 0,000 hal ini menunjukan terdapat penurunan kecemasan secara signifikan antara sebelum dan setelah diberikan pendidikan kesehatan. Kesimpulan : Ada Pengaruh pendidikan kesehatan dengan media video terhadap kecemasan sisiwi dalam menghadapi menarche.
Rendahnya pengetahuan anak usia sekolah tentang pentingnya cuci tangan berkaitan dengan paparan informasi dan peran serta tenaga kesehatan dalam memberikan pendidikan kesehatan disekolah. Untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan peran petugas kesehatan atau perawat. Salah satu peran perawat dalam hal ini sebagai edukator. Pendidikan kesehatan pada anak usia sekolah dasar harus disesuaikan dengan perkembangan pada dirinya. Salah satu media yang tepat untuk pendidikan kesehatan pada anak sekolah dasar yaitu media kartu bergambar yang sudah dimodifikasi dengan gambar, tulisan tentang prosedur mencuci tangan dan disertai dengan warna yang menarik. Tujuan Penelitian ini yaitu mengetahui Perbedaan Pengetahuan, Sikap, Dan Perilaku Prosedur Mencuci Tangan Anak Kelas 5 Sekolah Dasar Di SD Muhammadiyah 14 Balayudha Palembang Tahun 2019. Desain penelitian yang digunakan yaitu pre-eksperimental dengan one group pre test dan post test design dengan uji analisa Wilcoxon Rank Test dan jumlah sampel 175 responden. Berdasarkan analisa univariat diketahui nilai median pengetahuan sebelum dilakukan pendidikan kesehatan 9,00 dan setelah pendidikan kesehatan 11,00. Nilai median sikap sebelum pendidikan kesehatan 41,00 dan setelah pendidikan kesehatan 47,00. Nilai median prosedur sebelum pendidikan kesehatan 2,00 dan setelah pendidikan kesehatan 6,00. Hasil uji statistik wilcoxon rank test didapatkan nilai P Value 0,000. Dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan pengetahuan, sikap, dan prosedur cuci tangan sebelum dan sesudah dilakukan pendidikan kesehatan dengan media kartu bergambar pada anak kelas 5 sekolah dasar di SD Muhammadiyah 14 Balayudha Palembang.
Lansia merupakan seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun keatas. Setiap tahun pertumbuhan lansia di dunia dan di Indonesia tumbuh semakin cepat. Meningkatnya jumlah lansia tersebut berhubungan dengan perubahan-perubahan yang dialaminya sesuai dengan bertambahnya umur, seperti penurunan kondisi fisik, fungsi-fungsi biologis, psikologis, dan sosial. Salah satu dampak dari perubahan fisik yang sering dialami lansia yaitu terjadinya gangguan tidur (insomnia) yang menyebabkan penurunan kualitas tidur pada penderitanya. Menurunya kualitas tidur pada lansia akan berdampak buruk terhadap kesehatan. Pengobatan yang dapat digunakan pada penderita insomnia yaitu dengan terapi farmakologi dan nonfarmakologi. Salah satu terapi nonfarmakologi yang dapat digunakan berupa terapi musik instrumental.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan rata-rata kualitas tidur antara sebelum dan sesudah intervensi terapi musik instrumental terhadap kualitas tidur penderita insomnia pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Teratai Palembang 2017. Rancangan penelitian ini adalah pre-eksperimental dengan pendekatan one group pretest-posttest secara kuantitatif. Teknik sampling yang digunakan adalah total sampling dengan jumlah sampel 30 responden. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 12 sampai dengan 19 April tahun 2017. Hasil analisis univariat diperoleh nilai rata-rata skor kualitas tidur lansia sebelum diberikan intervensi terapi musik instrumental yaitu 10,00 dan rata-rata skor kualitas tidur lansia sesudah diberikan intervensi terapi musik instrumental yaitu 5,00. Hasil analisis bivariat menggunakan uji Wilcoxon di peroleh nilai p value 0,001 artinya terdapat perbedaan yang bermakna kualitas tidur responden sebelum dan sesudah diberikan intervensi terapi musik instrumental. Kesimpulan: Ada pengaruh terapi musik instrumental terhadap kualitas tidur penderita insomnia pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Teratai Palembang 2017.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.