The previous studies have simulated the variability of the wave within the Indonesian seas which showed that the variability of wave follows the seasonal pattern. However, their analysis only consider the influence of local wind forcings. The bias and error of their simulated wave were also unclear. In the present study, we investigate the variability of wave within the Indonesian seas and its relation with the surface wind speed using the combination of reanalysis and remote sensing data with high accuracies. We split the analysis into swell and wind wave to obtain the influence of local and remote wind forcings. We show that at the inner seas (i.e., the South China Sea, Java Sea, Flores Sea, Banda Sea and Arafura Sea), the variability of significant wave height (SWH) is majorly influenced by the variability of the speed of monsoon wind. The maximum SWH during Northwest monsoon (NWM) season is located at the South China Sea while during Southeast monsoon (SEM) season is at Arafura Sea. This indicates that the wind wave (sea) is dominant at the inner seas. At the open seas (i.e., Pacific Ocean and Indian Ocean) the variability of SWH less corresponds to the the speed of monsoon wind. The remote wind forcings control the wave variability in the open ocean area. This indicates that swell is dominant at the open seas. In general, the magnitude of SWHswell is also more than SWHsea within the Indonesian seas.
Banjir Kanal Timur merupakan gabungan Tambak Lorok (Kali Banger) dan Kali Tenggang. Adapun sungai Banjir Kanal Timur melintasi kota Semarang bagian timur yang padat pemukiman dan industri. Banyak aktivitas manusia dan industri di sekitar daerah aliran sungai (DAS) ini. antara lain adalah industri tekstil, bahan makanan, bahkan terdapat tempat pelelangan ikan. Banyaknya aktiviitas manusia di sekitar wilayah sungai ini menimbulkan berbagai permasalahan lingkungan seperti penurunan kualitas air dan peningkatan proses sedimentasi pada mulut muara merupakan permasalahan yang ditimbulkan. Proses sedimentasi di muara sungai yang terjadi terus menerus akan menyebabkan pendangkalan dan sulitnya akses untuk menuju ke laut lepas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis sedimen dasar di Perairan Banjir kanal Timur dan melihat pola arus yang mempengaruhi. Sedimen dasar diambil secara langsung juga melaukan pengukuran batimetri. Terdapat 10 stasiun yang menjadi daerah penelitian dimana 2 stasiun berada di Muara Sungai Banjir Kanal Timur, dan lainnya berada di perairan yang lebih dalam. Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa jenis sedimen yang berada di Muara Sungai Banjir Kanal Timur adalah lanau dan daerah yang lebih dalam mengandung pasir. Pola arus pada Perairan Banjir Kanal Timur merupakan arus pasang surut.
Padatnya aktifitas industri pada suatu wilayah dapat menyebabkan terjadinya pencemaran logam berat. Salah satu jenis logam berat tersebut adalah timbal (Pb). Logam berat Pb di suatu perairan umumnya berasal dari aktifitas transportasi, dimana hal tersebut terkandung dalam bahan bakar sebagai anti pemecah minyak yang kemudian di lepaskan ke atmosfir melalui alat pembuangan asap yang kemudian terlarut dalam laut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar konsentrasi logam berat Pb dan keterkaitannya dengan sedimen dasar di Perairan Banjir Kanal Timur Semarang. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh nilai konsentrasi logam berat tertinggi sebesar 31,35 ppm dan konsentrasi logam berat di sedimen nilainya sangat dipengaruhi oleh ukuran butir sedimen, Kata kunci: Logam Berat, Pb (Timbal), Sedimen Dasar, Banjir Kanal Timur, Semarang The density of industrial activity in an area is possible to make heavy metal pollution, which one of it is lead (Pb). One type of heavy metal is lead (Pb). Heavy metal Pb in waters generally comes from transportation activities, where it is contained in fuel as an anti-oil breaker which is then released into the atmosphere through a smoke exhaust device which is then dissolved in the sea. The purpose of this study was to determine how big the concentration of heavy metal Pb and its correlation with sediment base in Banjir Kanal Timur Semarang. Based on the research that has been done, the highest value of heavy metal concentration is 31.35 ppm and the concentration of heavy metals in the sediment is strongly influenced by the grain size of the sediment. Keywords: Heavy Metal, Pb (lead), Sediment Base, Banjir Kanal Timur Semarang
Muara Sungai Jajar terletak di bagian utara Kabupaten Demak. Sungai Jajar mengangkut materi dari berbagai kegiatan antropogenikdari area permukiman penduduk, pertambakan, dan hutan mangrove. Hal ini akan berdampak pada penurunan kesuburan dan kualitas perairan di daerah muara apabila tidak ada kegiatan monitoring atau pengawasan. Karbon organik merupakan salah satu indikator yang dapat digunakan untuk mengetahui kesuburan lingkungan laut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebaran karbon organik total (KOT) pada sedimen dasar di muara Sungai Jajar, Demak. Penelitian dilakukan dari tanggal 19 Agustus 2020 sampai dengan 15 Oktober 2020. Analisis karbon organik total dilakukan dengan metode AOAC (Association of Official Agriculture Chemist) dan pH pada sedimen, analisis ukuran butir sedimen dengan metode pengayakan dan pemipetan, analisis kualitas perairan, dan analisis arah dan kecepatan arus laut dengan pendekatan model hidrodinamika. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa sedimen di Muara Sungai Jajar berfraksi lanau, lanau pasiran, dan pasir lanauan. Sebaran KOT dari Muara Sungai Jajar menyebar ke arah laut terbuka. Kosentrasi KOT pada daerah Muara Sungai Jajar berada pada kisaran 6,20 – 8,88%. Karbon organik diangkut oleh arus yang relatif kecil dengan kecepatan 0,002 – 0,045 m/s menuju barat daya – selatan dan tenggelam pada perairan yang lebih dalam, sehingga semakin dalam perairan makan kosentrasi KOT akan semakin besar.
Pengetahuan mengenai kondisi pasang surut di Indonesia sangat penting sebagai pengukuran, analisis, dan pengkajian data muka air laut untuk berbagai kegiatan yang berhubungan dengan pantai maupun laut seperti pelayaran antar pulau, pencemaran laut, pengelolaan sumber daya hayati perairan atau pertahanan nasional, serta pembangunan konstruksi teknik sipil. Data yang digunakan adalah data pasang surut dan Peta Rupa Bumi Indonesia. Pengolahan data menggunakan perangkat lunak Microsoft Office Excel 2007 untuk pengolahan metode admiralty sedangkan Matlab R2014a pengolahan metode least square untuk menghasilkan komponen harmonik pasang surut. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tinggi muka pasang surut selama Bulan Maret 2018 mempunyai nilai elevasi MSL sebesar 1,91 meter ; elevasi MHWL sebesar 2,54 meter dan elevasi MLWL sebesar 1,27 meter. Sementara tinggi muka pasang surut selama Januari 1984 hingga Desember 2004 memiliki nilai tahunan berturut – turut sebagai berikut MSL sebesar 1,9482 meter; MHWL sebesar 2,8129 meter; dan nilai MLWL sebesar 1,0835 meter, sedangkan pada elevasi bulanan mempunyai elevasi MSL sebesar 1,9596 meter; MHWL sebesar 2,8057 meter; MLWL sebesar 1,1135 meter. Berdasarkan hasil analisis nilai formzahl dan tipe pasang surut dengan dua metode (Admiralty dan Least Square) pada Bulan Maret 2018 yaitu pada metode admiralty tipe campuran cenderung tunggal mempunyai nilai formzahl sebesar 2,6786, sedangkan untuk metode least square mempunyai nilai formzahl sebesar 3,7864 yang diklasifikasikan sebagai tipe pasang surut tunggal. Pada Januari 1984 hingga Desember 2004 metode admiralty mempunyai tipe pasang surut tunggal yang mempunyai bilangan formzahl sebesar 3,6924, sedangkan pada metode least square tipe pasang surut tunggal dengan nilai formzahl sebesar 4,6555
Banjir rob merupakan bencana yang banyak terjadi di daerah pesisir Pulau Jawa, salah satunya Kabupaten Pekalongan yang diakibatkan karena adanya kenaikan muka laut dan penurunan muka tanah. Banjir rob di Kabupaten Pekalongan ini sudah dilakukan mitigasi yaitu dengan membangun tanggul setinggi 3 meter. Adanya kenaikan muka laut dan penurunan muka tanah menyebabkan tanggul ini akan tenggelam. Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan analisa spasial area genangan rob tahun 2020 sampai 2030 setelah dibangunnya tanggul, dan memprediksi tanggul dapat menahan genangan rob sampai genangan tersebut melewati batas ketinggian dari tanggul dalam tahun 2020 sampai 2030. Data pengukuran ketinggian tanggul didapatkan menggunakan alat ukur meteran. Metode pengolahan data yang digunakan adalah metode least square untuk pengolahan pasang surut, metode regresi linier untuk pengolahan kenaikan muka air laut, metode InSAR untuk pengolahan data topografi muka tanah, metode DInSAR untuk pengolahan penurunan muka tanah, dan metode analisis spasial untuk mengetahui luas genangan banjir rob. Hasil data pengukuran ketinggian tanggul memiliki nilai antara 2,6 sampai 2,9 meter dengan nilai error sebesar 7,46%. Hasil pengolahan pasang surut didapatkan nilai HHWL sebesar 203,36 cm dan MSL sebesar 161,25 cm dengan tipe pasang surut condong harian ganda. Nilai kenaikan muka laut sebesar 6,81 mm/tahun. Nilai topografi muka tanah sebesar 0 sampai 5,96 meter. Nilai penurunan muka tanah sebesar 25,13 sampai 40,49 cm/tahun. Luas genangan banjir rob tahun 2020 sebesar 1081,93 hektar dan diprediksi semakin meluas menjadi 7389,47 hektar tahun 2030 dan tanggul diprediksi seluruhnya tenggelam.
Pollution in Pekalongan waters is one of the environmental problems caused by the industrial city. Batik industry, the most common activity at Pekalongan, uses a lot of water and generates a lot of effluent because it involves an aqueous process when dyeing fabric. This wastewater, contains heavy metal contaminants like hexavalent chromium (Cr+6), copper (Cu), and lead (Pb), generally finds its way to rivers that run across Pekalongan. The contamination level, spatial distribution, and transport simulation of copper (Cu) and chromium (Cr) in water were investigated in the Loji and Banger rivers in Pekalongan, Indonesia. A two‐dimensional hydrodynamic model was constructed to simulate heavy metal concentrations in marine environment of Pekalongan City, Indonesia. The model's kinetic processes comprised air exchange, transportation, and deposition. Thus, Cu concentrations were below Indonesia's threshold, but Cr, especially in the river and outlet river, exceeded it. Both rivers have 0.002 mg/L Cu. Since water freely flows at Banger River Estuary, Cr concentration reach the highest in both rivers, 0.1056 mg/L. The evaluation findings and the numerical Cu and Cr calculation model created in this work have important research ramifications for preventing and controlling heavy metal pollution.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.