Financial performance is the result of management's efforts in managing and carrying out operations using resources effectively in a given period. Financial performance is often used by stakeholders in making decisions, namely Return on Assets. In addition to financial performance, environmental performance is important for the company to preserve nature and prevent risks due to its operational activities. Implementation of good environmental performance requires substantial funds and funding that is often used, namely shares that create ownership structures. In return for investor funds, companies have an obligation to make disclosures, one of which is environmental disclosure. Environmental disclosure is expected to be able to show environmental performance and company ownership and this research environmental disclosure is used as an intervening variable.This study aims to obtain empirical evidence regarding the effect of environmental performance and ownership structure on financial performance with environmental disclosure as an intervening variable. The research population is all companies listed on the Indonesia Stock Exchange for the period 2015-2017 with purposive sampling, namely non-financial companies that obtain PROPER ratings and publish annual and financial reports on the IDX. This study uses SPSS 23 with secondary data and analyzed using regression analysis and path analysis.The results of his research are environmental performance has a positive effect on environmental disclosure and financial performance; institutional ownership has a negative effect on environmental disclosure and has no effect on financial performance; Managerial ownership has a negative effect on environmental disclosure, but has a positive effect on financial performance; foreign ownership has no effect on environmental disclosure and financial performance; environmental disclosure has no effect on financial performance; and environmental disclosure is not able to mediate environmental performance, institutional ownership, managerial ownership, foreign ownership of financial performance.
Literasi keuangan termasuk dalam foundational literacies yang menunjukan bagaimana siswa dapat mengaplikasikan kemampuan intinya dalam melaksanakan tugas sehari-hari. Berdasarkan data yang diperoleh oleh Otoritas Jasa Keuangan Republik Indonesia pada Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan tahun 2019 ditemukan bahwa tingkat literasi keuangan di Indonesia sebesar 38,03%. Pemahaman akan pentingnya pengelolaan keuangan perlu dilakukan sejak dini, terutama sejak usia sekolah agar siswa mampu untuk merencanakan dan mengelola keuangan mereka. Pengabdian kepada masyarakat berbentuk pelatihan dan dilakukan secara luring dan akan menyasar siswa kelas XII SMAK St. Agnes Surabaya. Pengabdian kepada masyarakat ini dibagi menjadi tiga tahap yakni Tahap pertama literasi keuangan, pencatatan dan pengelolaan keuangan pribadi; tahap kedua pengenalan instrumen keuangan, dan tata cara berinvestasi; tahap ketiga: evaluasi pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa SMAK St. Agnes mengenai konsep instrumen keuangan; dan meningkatkan kemampuan siswa SMAK St. Agnes dalam melakukan pengelolaan dan pencatatan keuangan pribadi. Penilaian hasil dari kegiatan ini dilakukan dengan membandingkan hasil pretest sebelum pelatihan dan posttest setelah pelatihan. Hasil perbandingan menunjukkan bahwa adanya peningkatan yang sangat signifikan pada post-test sesi pertama sebesar 54.17% dan sesi kedua sebesar 48,25%. Pelatihan ini diharapkan memacu peserta untuk melakukan pengelolaan keuangan pribadi dan kegiatan investasi dengan tepat.
Akuntansi rumah tangga merupakan tindakan yang dapat dilakukan dalam mendokumentasikan pemasukan dan pengeluaran rumah tangga yang perlu dicatat. Hasil pencatatan tersebut dapatdigunakan sebagai laporan keuangan untuk pengambilan keputusan investasi, keputusan kredit,maupun keputusan pembelanjaan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh perilakumenabung, focus pada pengeluaran, pencadangan dana darurat, pemanfaatan fasilitas kredit, dan ukuran keluarga pada perencanaan keuangan, khususnya di dalam keluarga dan pengaruh dari perencanaan keuangan terhadap akuntansi rumah tangga pada dosen vokasi akuntansi yang sudah menikah. Penelitian ini menggunakan metode survei dan dianalisis dengan analisis regresi. Hasilnya, focus pada pengeluaran berpengaruh positif terhadap perencanaan keuangan keluarga, namun, perilaku menabung, pencadangan dana darurat, pemanfaatan fasilitas kredit, dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap perencanaan keuangan keluarga. Hasil lain pada penelitian ini bahwa perencanaan keuangan keluarga berpengaruh positif terhadap akuntansi rumah tangga.
Usaha mikro, kecil, menengah (UMKM) merupakan salah satu penopang yang mendorong pertumbuhan perekonomian nasional secara berkesinambungan. Pentingnya peran dari UMKM inilah yang membuat masyarakat pelaku UMKM harus dapat melakukan pencatatan keuangan dengan tepat. Pencatatan keuangan yang tepat, dimulai dari pencatatan transaksi hingga penyajian laporan keuangan. Hal ini penting dilakukan karena besar pengaruhnya dalam kegiatan pengambilan keputusan dalam memperluas usahanya. Kenyataannya, pencatatan keuangan ini masih menjadi permasalahan bagi pelaku UMKM. Pelatihan pencatatan akuntansi bagi usaha dagang ini menggunakan pendekatan pos transaksi agar mudah dimengerti oleh peserta. Peserta diberikan kasus usaha dagang untuk dua periode dan diminta memasukkan ke dalam pos transaksi sampai menyajikan laporan laba rugi dan laporan posisi keuangan. Hasil dari pelatihan ini adalah 67% peserta mengerti mengenai materi yang diajarkan dengan jelas, 82% peserta menyatakan pelatihan ini sangat bermanfaat bagi usaha mereka, dan 64% peserta menyatakan dapat menerapkan hasil pelatihan pada usaha yang dimilki.
<p><strong><em>ABSTRACT</em></strong><strong><em> </em></strong><strong><em>: </em></strong><em>The rampant cases of forest fires in Indonesia caused by business operations, make the company more and more highlighted by the public, so the companies </em><em>are</em><em> encouraged to make extensive environmental disclosure, which shows the determinant factors </em><em>such as</em><em> environmental performance has been carried out by the company well. The more extensive disclosure of environmental performance can provide greater opportunities at the dimension of corporate sustainability as a consequence of the disclosure made. This study was conducted to analyze the mediating role of environmental disclosure on the relationship of environmental performance to the dimention of corporate sustainability. The sample used in this study was obtained by purposive sampling method are non-financial sector companies listed on the Indonesia Stock Exchange in 2015-2018, obtained PROPER rating</em><em>s</em><em> in 2015-2017, and no losses. The testing and analysis techniques used are multiple regression techniques and path analysis. Testing in this study </em><em>produce</em><em> evidence</em><em>s</em><em> that environmental performance </em><em>is</em><em> able to </em><em>influence</em><em> the dimension of corporate sustainability directly</em><em> and indirectly</em><em>, that mediated by environmental disclosure</em><em>. Then, this study also showed an evidence that environmental performance is able to influence environmental disclosure, and environmental disclosure is able to directly affect the </em><em>dimension </em><em>of company sustainability.</em><em>Result of this study showed several implications are, for non-financial companies that sensitive to the environmental, is better to start managing the environmental well, for example doing the environmental performance, such as manage the waste of factory and then disclose the performance results fullest. This is able to provide some important information for stakeholders and policy makers as additional references</em><em> </em><em>to make a decision and design the environmental laws.</em><em></em></p><p><strong><em>Keywords: </em></strong><em> </em><em>Environmental Performance, Environmental Disclosure, Corporate Sustainability</em></p><p align="center"> </p><strong>ABSTRAK : </strong>Maraknya kasus pembakaran hutan di Indonesia yang disebabkan karena operasi usaha, membuat perusahaan semakin banyak disorot oleh publik, sehingga perusahaan didorong untuk melakukan pengungkapan lingkungan yang luas, yang menunjukan faktor determinan seperti kinerja lingkungan telah dilakukan oleh perusahaan dengan baik. Adanya pengungkapan mengenai kinerja lingkungan yang semakin luas dapat memberikan peluang yang lebih besar pada dimensi <em>sustainability </em>perusahaan sebagai konsekuensi dari pengungkapan yang dilakukan. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis peran mediasi dari pengungkapan lingkungan pada hubungan kinerja lingkungan terhadap dimensi keuangan <em>sustainability </em>perusahaan. Penggunaan sampel pada penelitian ini diperoleh dengan metode <em>purposive sampling </em>yaitu perusahaan sektor non keuangan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia tahun 2015-2018, memperoleh peringkat PROPER pada tahun 2015-2017, dan tidak mengalami kerugian. Teknik pengujian dan analisis yang digunakan yaitu teknik regresi berganda dan analisis jalur. Pengujian pada penelitian ini menghasilkan bukti bahwa kinerja lingkungan mampu mempengaruhi dimensi <em>sustainability </em>perusahaan, baik secara langsung, maupun secara tidak langsung, yaitu dengan dimediasi oleh pengungkapan lingkungan. Selain itu, penelitian ini juga menghasilkan bukti bahwa kinerja lingkungan mampu mempengaruhi pengungkapan lingkungan, dan pengungkapan lingkungan mampu mempengaruhi dimensi <em>sustainability </em>perusahaan secara langsung. Hasil dari penelitian ini menunjukan beberapa implikasi antara lain, bagi perusahaan non-keuangan yang sensitif terhadap lingkungan, sebaiknya mulai melakukan pengelolaan lingkungan dengan baik misalnya melakukan kinerja lingkungan seperti melakukan pengelolaan limbah pabrik serta mengungkapkan hasil kinerja tersebut seluas-luasnya. Hal ini mampu memberikan informasi penting bagi <em>stakeholder </em>dan pembuat kebijakan sebagai referensi tambahan dalam pengambilan keputusan serta pembentukan Undang-undang mengenai lingkungan.<p><strong>Kata Kunci:</strong> Kinerja Lingkungan, Pengungkapan Lingkungan, <em>Sustainability </em>Perusahaan</p>
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.