Kewajiban mengkonsumsi makanan halal bagi umat muslim telah didukung dengan adanya Undang-Undang No. 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal. Dalam UU tersebut menjelaskan bahwa semua produk yang masuk, beredar dan diperdagangkan di Indonesia harus tersertifikasi halal. Adanya UU tersebut diharapkan dapat menjamin produk makanan dari pencampuran menggunakan daging babi. Berbagai metode analisis kandungan daging babi dalam pangan telah banyak dikembangkan diantaranya adalah PCR, FTIR, LC-MS dan GC. Penggunaan metode tersebut disesuaikan dengan komponen yang akan dianalisis. Metode analisis yang banyak digunakan dalam analisis kandungan daging babi dalam pangan adalah PCR dan metode PCR yang potensial digunakan sebagai analisis rutin dimasa yang akan datang adalah ddPCR. Penggunaan ddPCR dapat langsung dikaitkan dengan copy number dari DNAnya sehingga hasil analisis yang diperoleh dapat lebih akurat, dan memiliki sensitivitas serta spesifisitas yang tinggi. Ketertelusuran dan hasil analisis yang baik dari metode tersebut didukung oleh peran dari metrologi. Metrologi memberikan dukungan terkait dengan kemampuan alat, konfirmasi metode dan penggunaan bahan acuan. Kemampuan alat yang baik, metode yang sesuai dan penggunaan bahan acuan yang tertelusur akan memberikan jaminan hasil analisis yang baik. Kemampuan laboratorium terkait hal tersebut berbeda-beda sehingga adanya uji profisiensi diharapkan dapat melihat kemampuan laboratorium dalam menganalisis kandungan daging babi dalam pangan.
Peningkatan prevalensi penyakit kanker semakin bertambah tiap tahunnya, begitu juga dengan meningkatnya jenis-jenis penyakit baru oleh organisme patogen yang sebelumnya belum diketahui. Kebutuhan metode diagnosis untuk assesment pasien serta metode identifikasi patogen terkini dibutuhkan dalam menurunkan resiko kematian pasien. Saat ini, pendekatan molekuler menunjukkan hasil yang potensial dalam diagnosis, sehingga pengembangan dan penerapan metode deteksi terkini berbasis molekuler dapat menjadi solusi. Berbagai literatur akan menjadi sumber diskusi pada ulasan ini dengan fokus pada penggunaan metode deteksi molekuler berbasis genomik di Indonesia serta potensinya yang ditunjukkan dari nilai akurasi diagnostiknya serta kebutuhan peran standardisasi dan penialaian kesesuaiannya. Penggunaan diagnostik molekuler penyakit kanker termasuk baru di Indonesia, namun secara regulasi sudah menjadi salah satu alternatif dalam diagnostik klinis. Pengembangannya cukup signifikan pada penyakit menular terutama pada saat pandemic COVID-19. Secara keseluruhan akurasi diagnostik molekuler berbasis genomik bervariasi tergantung dari jenis penyakit, gen acuan dan kondisi sampel menyebabkan perbedaan hasil pengujian, namun metode dPCR dan NGS menjadi teknologi terkini dengan sensitivitas tinggi yang masih membutuhkan validasi baik terhadap penyakit kanker dan menular. Peran standardisasi dan penilaian kesesuaian berperan dalam menghasilkan keterjaminan hasil diagnostik molekuler dalam menghasilkan reprodusibilitas yang baik dan ketertelusuran hasil ke internasional.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.