Kucing merupakan hewan yang mudah berkembang biak. Percampuran betina dan jantan dewasa pada masa birahi akan menghasilkan keberhasilan kebuntingan yang cukup tinggi. Kepadatan populasi kucing liar terjadi karena tidak adanya kontrol populasi, yang umumnya dilakukan pada tahap pencegahan terjadinya konsepsi atau perkawinan. Kepadatan populasi kucing domestik liar adalah masalah global yang terkait dengan kesejahteraan kucing dan risiko terhadap zoonosis. Populasi yang berlebihan akan berdampak pada persaingan untuk mendapatkan makanan. Hal ini akan berpengaruh pada ketidaktercapaian aspek kesejahteraan hewan. Sehingga dalam kegiatan ini, dilakukan kontrol populasi dengan cara sterilisasi kucing liar sekitar kampus Unpad Jatinangor, dengan harapan akan menekan pertambahan populasi. Metode yang digunakan yaitu penangkapan, sterilisasi dan dilepaskan kembali (Trap Neuter Release (TNR)). Tahap awal kegiatan yaitu dilakukan survey terhadap populasi kucing liar sekitar kampus Unpad Jatinangor, dan hasilnya yaitu 18 ekor jantan, dan 26 ekor betina. Asumsi kepadatan populasi yaitu 1.4 atau sekitar 1-2 ekor kucing per km². Jumlah ini belum dikategorikan padat. Tahap berikutnya yaitu tindakan pembedahan sterilisasi jantan dengan kastrasi. Hasil menunjukkan dari tindakan steril; luka dan kondisi tubuh secara umum berdasarkan parameter fisiologis menunjukkan keadaan normal pasca pembiusan, sehingga pada hari pertama setelah operasi, kucing dilepaskan kembali. Efek metode ini terhadap populasi baru diamati setelah 9 bulan.
Salah satu alternatif penanganan limbah padat industri pengolahan kulit yang ekonomis dan bermanfaat adalah melalui pembuatan gelatin. Penelitian pembuatan gelatin dari limbah shaving kulit kambing pikel dengan konsentrasi asam sulfat sebagai bahan perencdam telah dilakukan dengan tujuan mengetahui pengaruh konsentrasi asam sulfat terhadap mutu kimia dan mendapatkan tingkat persentase konsentrasi asam sulfat terbaik. Penelitian dilakukan secara eksperimen menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan perlakuan 5 tingkat perendaman asam sulfat yaitu 1%, 2%, 3%, 4%, dan 5%. Setiap perlakuan diulang sebanyak 4 kali. Variabel yang diukur adalah rendemen, kekuatan gel, viskositas, kadar air, pH, dan kadar sulfit gelatin. Penggunaan asam sulfat konsentrasi 2% merupakan konsentrasi terbaik dengan menghasilkan rendemen (26,03%), viskositas (6,75 cP), kekuatan gel (53,35 g bloom), kadar air (3,91%), pH (2,84), dan kadar sulfit (292,5) mg/kg.
Munculnya resistensi antibiotik terhadap beberapa strain Staphylococcus aureus mendorong untuk dilakukannya penemuan alternatif antibakteri yang aman dan efektif. Bakteriosin merupakan protein atau peptida yang disintesis di dalam ribosom oleh banyak spesies bakteri asam laktat. Umumnya, bakteriosin digunakan sebagai pengawet alami dalam industri pangan, namun bakteriosin diketahui juga memiliki aktivitas bakterisidal terhadap bakteri yang memiliki kekerabatan dekat dengan bakteri penghasilnya, terutama bakteri yang tergolong dalam kelompok Gram positif. Terdapat beberapa mekanisme utama bakteriosin sebagai antibakteri, antara lain melalui pembentukan pori, degradasi sel DNA, atau penghambatan sintesis peptidoglikan. Penggunaan bakteriosin sebagai antibakteri telah banyak dilakukan yang dibuktikan melalui scanning electron microscopy dan transmission electron microscopy terhadap S. aureus oleh adanya kerusakan dinding sel dan pembentukan pori pada membran sitoplasma. Kajian pustaka ini membahas mengenai aktivitas antibakteri bakteriosin terhadap S. aureus yang meliputi pemanfaatan bakteriosin yang dihasilkan oleh bakteri asam laktat dan mekanisme kerja dari bakteriosin.
Meningkatnya kasus yang terkait dengan sistem imun, seperti infeksi mendorong para peneliti untuk menemukan alternatif imunomodulator baru yang aman dan efektif. Eksopolisakarida adalah polisakarida hasil sintesis dari bakteri asam laktat yang dilepaskan pada ekstraseluler sel. Umumnya, eksopolisakarida digunakan sebagai peningkat tekstur dan cita rasa pada industri pangan, namun eksopolisakarida diketahui memiliki potensi sebagai imunomodulator yang berperan dalam sistem imun bawaan pada pencernaan. Eksopolisakarida bakteri asam laktat mampu meningkatkan sistem imun bawaan melalui peran dari gut associated lymphoid tissue (GALT). Penggunaan eksopolisakarida sebagai imunomodulator telah banyak dilakukan yang dibuktikan secara in vitro dan in vivo pada hewan uji tikus dan mencit, dan diperoleh hasil berupa peningkatan aktivitas makrofag, produksi sitokin serta mampu menstimulasi pembentukan IgA. Studi literatur ini membahas mengenai eksopolisakarida sebagai imunomodulator yang meliputi pemanfaatan eksopolisakarida yang dihasilkan oleh bakteri asam laktat dan mekanisme kerja dari bakteri asam laktat dalam mempengaruhi sistem imun bawaan.
Kesadaran masyarakat terhadap kualitas dan keamanan pangan asal hewan meningkat saat masa pandemi Covid-19, mulai dari daging dan telur ayam, daging sapi, dan daging ikan yang termasuk ke dalam pangan asal hewan. Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mewujudkan keamanan pangan di Indonesia adalah dengan menerapkan pola pangan ASUH (Aman, Sehat, Utuh, halal), yaitu pangan yang bebas dari kontaminasi berbahaya (kontaminasi fisik, kimia atau biologis), memiliki nilai gizi yang tinggi, tidak tercampur bahan lain, dan diolah berdasarkan syariat Islam sehingga halal untuk dikonsumsi. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang terintregasi, dilaksanakan dalam upaya meningkatkan kewaspadaan masyarakat terkait kontaminasi berbahaya pada pangan asal hewan, sosialisasi konsep Pangan ASUH serta mengurangi angka keracunan makanan khususnya di sekolah dasar dan menambah pengetahuan bagi anak-anak agar mengetahui jajanan yang sehat. Kegiatan edukasi dilaksanakan kepada masayarakat, pedagang di pasar tradisional Pasar Resik dan Pasar Cileunyi, siswa sekolah dasar SD Negri Mekarsari, 15 pedagang produk olahan asal hewan, dan disosilisasikan lebih jauh melalui platform media sosial youtube dan Instagram. Konten yang disebarkan telah menjangkau 9.181 akun instagram dengan 78,8%nya berada di rentang umur 25-34 berdasarkan insight akun instagram.
Milk dodol is a dairy product with the main ingredients of milk, glutinous rice flour and coconut milk. Glutinous rice flour can substitute glutinous rice flour using other types of flour. The objectives of this study were to determine the substitution effect of glutinous rice flour with sweet potato flour, and the best ratio in producing of "milk dodol" due to the chemical characteristics. Data were analyzed by using Completely Randomized Design (CRD) with six treatments of substitution, P0 = 100% glutinous rice flour (as control), P1 = 20% sweet potato flour and 80% glutinous rice flour, P2 = 40% sweet potato flour and 60% glutinous rice flour, P3 = 60% sweet potato flour and 40% glutinous rice flour, P4 = 80% sweet potato flour and 20% glutinous rice flour, P5 = 100% sweet potato flour, which was 4 replication. The results showed that the use of sweet potato flour up to 100% still had water content and sugar content that met the quality requirements of dodol based on the Indonesian National Standard.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
334 Leonard St
Brooklyn, NY 11211
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.