Pandemi Covid-19 menuntut individu untuk dapat beradaptasi dengan kesulitan dan perubahan yang terjadi. Resiliensi sebagai salah satu fungsi adaptasi yang sehat merupakan bentuk kemampuan yang paling dibutuhkan untuk bertahan dalam kondisi pandemi ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana kemampuan resiliensi individu dipengaruhi oleh efikasi diri dan persepsi ancaman Covid-19. Partisipan dalam penelitian ini sebanyak 72 orang dengan rentang usia 15-32 tahun. Partisipan dipilih dengan menggunakan pendekatan non-probability sampling, yaitu dengan teknik convenience sampling. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini meliputi The Brief Resilience Scale yang telah diadaptasi, skala efikasi diri, dan skala Persepsi ancaman Covid-19 yang disebarkan kepada partisipan secara online. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis regresi berganda. Hasil analisis menunjukkan bahwa efikasi diri dan persepsi ancaman memiliki kontribusi terhadap kemampuan resiliensi individu. Semakin tinggi efikasi diri individu maka akan semakin tinggi pula kemampuan resiliensinya, namun persepsi ancaman yang tinggi dapat menurunkan tingkat resiliensi individu.

This research aims to to describe how low emotional intelligence is in class VIII students at SMP Negeri 18 Pontianak . The research method used is descriptive in the form of qualitative research. Source of data in This study is a class VIII SMP Negeri 18 Pontianak and data collection techniques used are direct communication techniques through interview and studies documentation in the form of book notes case . Results obtained _ from study this state that participant educate with intelligence emotional low that can be displayed that is participant students who do not have emotional balance, no capable customize self with the burden faced , less capable get along with people around , do not have self-control and easy break hope . The causative factors are internal factors where students are less able to control negative emotions that arise and for external factors, namely the condition of the family, school and community environment. As for the efforts that BK teachers use to increase intelligence emotional participant educate that is with doing service guidance counseling by integrated and approach to participant educate through counseling individual .Keywords: Students , Low Emotional Intelligence

The development of the internet can provide convenience to humans in general, and students as one of the educational academics can provide changes in their life processes. The technique used in this study is Generalized Least Squares (GLS), which is proxied by using asymptotic covariance matrix data. The purpose of the study is to analyze the impact of the use of technology, in this case, is the internet in the learning process carried out by students. There are four constructs used in the TAM research, namely Perceived Ease of Use, Perceived Usefulness, Attitude Toward Using, and Actual Technology Usage. The research has three indicators for each latent variable. In this case, the latent variables are four. Then it can conclude that the number of samples used is 120. The sampling technique in this study uses Nonprobability sampling. The research hypothesis will test by analysis of SEM (Structural Equation Model) with the IBM AMOS (Analysis of Moment Structure) Program. The technique for using Generalized Least Squares (GLS), which is proxied by using the asymptotic covariance matrix data. From the results of the study, it found that this model has shown an overview of the aspects of the behavior of internet users that use for practical learning, where many users can efficiently operate the internet because it fits with what they need. Technology Acceptance Model (TAM) provides a reliable and straightforward explanation in accepting the technology and behavior of its users.

The purpose of the talk show is to conduct psychoeducation and increase public knowledge regarding toxic relationships. The method used is a quasi-experimental research. Prevention is carried out through the zoom meeting application by providing psychoeducation through a talk show which will be held on September 25 via zoom. The number of participants who took part in the talkshow were 120 people and as many as 77 people who filled out the pre-test and post-test. The instrument uses knowledge questions before (pre-test) and after (post-test) the treatment given. Data analysis techniques using quantitative methods with percentage techniques. The results show that most of the participants have a better understanding of toxic relationships. There is a psychoeducation effect on increasing participants' knowledge regarding toxic relationships.

This study aims to explore the picture of homesickness in the first-year student of Islamic Boarding School Ummul Mukminin. The study was conducted using two approaches namely survey and quasi-experiment. Participants are new students aged 13-15 years old. Participants were divided into 2 (two) stages. The first stage is a stage of need analysis, in which researchers spread open questionnaires and are distributed to 300 students before intervention in the form of psychoeducation. In the second stage, the quasi-experimental procedure was carried out with a scaled deployment as a pre-test stage for 186 students who had moderate to high levels of homesickness. Data analysis of the questionnaire and open scale was done by coding and categorizing. A paired sample t-test was conducted to compare differences in the level of homesickness in students during pre-and post-test. The results of data analysis show that the interventions in the form of psychoeducation or psychological education have been proven to reduce the homesickness felt by participants through developing skills and abilities in facing challenges or problems.

Kebahagiaan merupakan hal yang diinginkan oleh setiap orang. Terdapat banyak factor yang mempengaruhi kebahagiaan individu, diantaranya nilai-nilai budaya dan generasi saat individu dilahirkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi makna kebahagiaan yang dimiliki oleh Generasi Z, yaitu individu yang lahir di tahun 1996-2009. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan eksploratori. Jumlah partisipan yang berpartisipasi sebanyak 215 orang yang berusia 13-26 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Gen Z memaknai kebahagiaan terkait dengan pencapaian tujuan (goals), keluarga/kerabat, stress-free living, spiritualitas, perilaku prosocial, kemandirian, kesehatan, finansial, dan rekognisi dari orang lain. Hasil dari penelitian ini dapat menjadi acuan untuk meneliti factor-faktor lainnya yang berkontribusi dalam kebagaian pada gen Z dengan menggunakan pendekatan yang berbeda.Kata Kunci: Kebahagiaan, Generasi Z

ABSTRAK          Swamedikasi berarti menyembuhkan seluruh keluhan pada diri sendiri dengan obat-obatan sederhana yang dibeli leluasa di apotek ataupun toko obat, atas inisiatif sendiri tanpa nasihat dokter. Swamedikasi biasanya dilakukan untuk mengatasi keluhan dan penyakit ringan yang dapat terjadi di daerah setempat, seperti demam, pusing, nyeri, sakit maag, penyakit kulit, batuk, flu, cacingan, dan lain-lain. Tujuan penelitian ini Untuk mengetahui Analisa Tingkat Pengetahuan Masyarakat tentang Swamedikasi Penyakit Batuk di Kelurahan Cilangkap Depok. Metode penelitian yang digunakan adalah dengan memakai metode deskriptif kuantitatif dan akan dilakukan pengambilan sampel dengan cara systematic random sampling yaitu membagi jumlah populasi dengan perkiraan jumlah sampel yang diinginkan. Populasi dalam penelitian ini adalah warga RW 01 dan RW 018 Kelurahan Cilangkap Depok dengan populasi sasaran adalah masyarakat dewasa yang berusia 17–65 tahun. Dimana populasi yang didapat adalah sebanyak 2.748 orang. Jumlah sampel yang akan diambil adalah 350 Kepala Keluarga. Tingkat pengetahuan masyarakat di RW 01 dan RW 18 Kelurahan Cilangkap Depok tentang swamedikasi batuk dengan metode kuesioner didapatkan hasil rata-rata yang dikategorikan baik yaitu 87,1%, cukup 10,9% dan kurang 2,0%. Hubungan karakteristik responden dengan tingkat pengetahuan masyarakat tentang swamedikasi batuk menggunakan analisis chi square  dengan tingkat signifikan <0,005 menunjukkan ada hubungan antara jenis kelamin, pendidikan, dan pekerjaan dengan p value sebesar (0,017, 0,000, dan 0,003). Dan tidak ada hubungan antara usia dan penghasilan dengan p value sebesar (0,695 dan 0,199).

Abstrak. Tidak jarang ditemui individu-individu yang lebih berfokus pada kelemahan pada diri sehingga lupa untuk meningkatkan potensi yang dimiliki. Maka dari itu, untuk menjadi pribadi yang lebih baik, individu semestinya perlu memiliki kesadaran terkait self improvement. Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk mepromosikan PT Marly Optima Indonesia dan menambah pengetahuan masyarakat mengenai self improvement melalui adanya kegiatan webinar. Kegiatan ini secara umum terdiri atas 5 tahap yakni tahap analisis kebutuhan, tahap perencanaan, tahap pendaftaran, tahap pelaksanaan kegiatan dan tahap evaluasi. Kesimpulan dari pelaksanaan kegiatan ini yakni 1) adanya peningkatan pengetahuan self improvement dengan menggunakan tools Points of You© pada masyarakat umum yang mengikuti webinar, 2) respon peserta mengenai pelaksanaan kegiatan webinar menyebutkan bahwa materi mudah dipahami, pemateri interaktif, webinar sangat bermanfaat, fasilitator dapat memberikan arahan dengan jelas serta webinar sudah berjalan dengan baik, 3) adanya peningkatan jumlah pengikut akun instagram @marly.co.id. Kata Kunci: Self-improvement, Points of You©, Webinar