Permasalahan gizi dan kesehatan anak masih menjadi fenomena gunung es di Indonesia. Pemahaman masyarakat mengenai pentingnya kebutuhan gizi pada anak sangatlah penting, karena status gizi akan sangat mempengaruhi potensi pertumbuhan dan perkembangan secara optimal. Pemantauan tumbuh kembang secara berkala harus dimulai sejak usia dini sebagai salah satu upaya untuk mendapatkan sumber daya manusia yang berkualitas. Usia dini yang dimaksud adalah 5 tahun pertama kehidupan seorang anak yang dikenal dengan masa keemasan (Golden Periode). Pendeteksian gangguan perkembangan sejak dini sangat diperlukan guna memberikan stimulasi yang tepat selain peranan dari pemberian nutrisi secara optimal. Tujuan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah melakukan deteksi dini tumbuh kembang anak 0 – 5 tahun dengan mengunakan instrument KPSP dan penyuluhan kepada ibu guna memberikan nutrisi yang tepat pada anak. Metode penyuluhan dengan ceramah dan deteksi tumbuh kembang menggunakan instrument KPSP. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 25 Juli 2018 di Desa Ketuan Jaya Kecamatan Muara Beliti Lubuklinggau. Deteksi dini tumbuh kembang dilakukan pada 20 orang balita. Hasil Deteksi dini tumbuh kembang yang diperoleh yaitu mayoritas status gizi balita (BB/PB) dengan kategori normal 16 orang (80%), 17 anak (85%) sesuai dengan usia perkembangan, 3 anak (15%) meragukan, dan tidak ada anak yang mengalami gangguan pendengaran. Setelah penyuluhan ibu memiliki kesadaran yang lebih baik untuk memberikan nutrisi dan stimulasi sebagai upaya optimalisasi perkembangan anak. Penilaian menggunakan instrument KPSP dapat diintegrasikan dalam kegiatan posyandu rutin, sehingga tumbuh kembang balita dapat terpantau dan pemberian intervensi dapat lebih dini jika ditemukan penyimpangan.
ABSTRAK Tingginya angka kesakitan dan kematian akibat penyakit menular dan penyakit tidak menular merupakan beban ganda kesehatan saat ini. Sekolah dapat menjadi ancaman penularan bibit penyakit jika tidak dikelola dengan baik. Anak usia sekolah merupakan kelompok risiko tinggi terserang penyakit. Tujuan pengabdian masyarakat ini adalah meningkatkan pengetahuan anak tentang kesehatan dalam hal ini penyakit menular dan tidak menular. Metode yang digunakan adalah penyuluhan kesehatan bermain sambil belajar dengan menggunakan permainan kartu flash kuartet (Quarted Flash Card). Sasaran dalam kegiatan ini adalah siswa kelas VI SD IT An-Nida Kota Lubuklinggau berjumlah 25 anak. Hasil kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah peningkatan rerata pengetahuan penyakit menular dan tidak menular nilai pre dan posttest yaitu 42,40 menjadi 80,40. Kategori nilai pretest mayoritas kurang baik 80%, meningkat menjadi baik 72%. Terbentuknya duta sanitasi cilik sebagai agen perubahan di lingkungan sekolah. Kartu kuartet dapat dijadikan sebagai media pembelajaran inovatif selama di sekolah. Kata kunci: Kartu Flash Kuartet , Penyakit Menular, Penyakit Tidak Menular ABSTRACT The high rate of morbidity and mortality due to communicable and non-communicable diseases is a double burden on health today. Schools can be a threat of disease transmission if they are not managed properly. School-age children are a high risk group for disease. The purpose of this community service is to increase children's knowledge about health in this case infectious and non-communicable diseases. The method used is health education playing with learning sauce using a quartet flash card game (Quarted Flash Card). The target in this activity is the class VI SD IT An-Nida Lubuklinggau City totaling 25 children. The result of this community service activity is an increase in the average knowledge of communicable and non-communicable diseases, the pre and posttest values are 42.40 to 80.40. The category of majority pretest score is not good 80%, increased to good 72%. The formation of a child sanitation ambassador as an agent of change in the school environment. Quartet cards can be used as innovative learning media while at school. Keywords : Quarted Flash Card, Infectious Diseases, Non-Communicable Diseases
Demam yang mengakibatkan kejang pada anak dimana keadaan ini merupakan gangguan neurologik pada anak yang berusia 6 bulan - 5 tahun. Ibu memerlukan pengetahuan lebih tentang kejang demam pada anak karena dapat membantu anak mengatasi masalah penyakitnya, hal ini adalah peran penting yang harus ada pada seorang ibu. Ibu juga harus menjadi siaga ketika anak mengalami kejang demam. Tujuan penelitian yaitu melihat hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu dengan Kejadian Kejang Demam Pada Anak Di Rumah Sakit Panti Waluyo Sawahan. Desain pada penelitian yaitu observasi analitik dengan cross sectional. Instrumen adalah kuesioner telah dimodifikasi. Teknik sampling yaitu simple random sampling, populasi sejumlah 60 responden dan sampel sebanyak 50 responden. Hasil analisis data yaitu uji spearman-rank dan ada hubungan pengetahuan dengan sikap ibu tentang kejadian kejang demam pada anak di Rumah Sakit Panti Waluyo Sawahan dengan nilai p = 0,014 (p0,05) dan r = 0,345. Penelitian ini menjadi sumber informasi dalam melakukan penelitian selanjutnya dan menjadi pedoman pembelajaran serta menambah wawasan dan informasi mengenai pengetahuan dan sikap ibu tentang kejang demam.
Objective: With the advancement of technology, disaster preparedness related to hurricane hazards can be taught through an app. This study aimed to examine the effect of using an android-based disaster preparedness app on community knowledge and intentional behavior in hurricane risk areas. Methods: A quasi-experimental study was conducted from October to November, 2020 and a total of 80 respondents were recruited using cluster sampling. The treatment group was given the intervention in the form of the disaster preparedness app for 2 weeks. Meanwhile, the control group received home visits and conventional education about hurricane disasters twice throughout the same period. We then used a Wilcoxon Signed Rank test to analyze the pre-test and post-test and a Mann-Whitney U test to compare between treatment and control groups. Results: After the implementation of the SiBen app, we found a statistically significant difference in knowledge between treatment and control groups (P < 0.003) and intentional behavior between treatment and control groups (P < 0.001). Conclusion: The findings indicate that the disaster preparedness app was an effective educational program able to improve the knowledge and intentional behavior among community members in a hurricane risk area.
Tooth decay is a health problem that strikes the world and many were found in children around the world. Dental caries is caused by the lack of dental care in children. This study aims to know the relationship between attitude, dental care,knowledgewith child dental caries. This research koreasional research with cross sectional approach. The population is all school children aged 7-12 years some 59 people in Eleos Foundation Sukodadi Village Wagir District Malang Regency, with sampling using total samples. Variables independent is knowledge, attitude, and dental maintenance, while the dependent variable is dental caries. Instrument using questionnaires sheet and observation sheet. Data analysis using spearman rank test. The result of this research most of the respondents good knowledge, almost half of respondents have enough attitude, and all respondents have less dental maintenance action. The statistic test concluded that there was between knowledge, attitude, dental care with dental caries of children aged 7-12 years no correlation in Eleos Indonesia Foundation Sukodadi Village Wagir Sub-district, Malang Regency. It is recommended for the next researcher to increase the supporting variable that cause dental caries. ABSTRAKKerusakan gigi merupakan permasalahan kesehatan yang menyerang dunia khususnya anak. Karies gigi disebabkan karena kurangnya perawatan gigi pada anak. Penelitian ini untuk mengidentifikasi pengetahuan,sikap, perilaku pemeliharaan gigi dihubungkan kejadian karies gigi anak. Penelitian ini merupakan penelitian koreasional dengan cross sectional. Populasi adalah semua anak sekolah usia 7-12 tahun sejumlah 59 orang di Yayasan Eleos Desa Sukodadi Kecamatan Wagir Kabupaten Malang, dengan pengambilan sampel menggunakan total sampel. Variabel bebas adalah pengetahuan, sikap, dan pemeliharaan gigi, sedangkan variable terikat adalah karies gigi. Lembar observasi dan kuesioner sebagai instrumen. Analisa data menggunakan uji rank spearman. Hasil penelitian didapatkan setengahnya responden mempunyai pengetahuan yang baik, hampir setengah responden mempunyai sikap yang cukup, dan hampir seluruh responden mempunyai tindakan pemeliharaan gigi yang kurang. Uji statistic disimpulkan tidak ada keterkaitan antara pengetahuan, sikap,pemeliharaan gigi jika dikaitkan karies pada gigi anak usia 7-12 tahun.Direkomendasikan untuk peneliti selanjutnya perlu menambah variable pendukung yang menjadi penyebab terjadinya karies gigi.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.