This study was conducted in Nganjuk Regency in the reason that this region is the second largest shallot production centre in INTISARIPenelitian ini dilakukan di Kabupaten Nganjuk karena merupakan sentra produksi bawang merah terbesar kedua di Indonesia setelah Kabupaten Brebes. Sekitar 40 persen bawang merah dari Kabupaten Nganjuk dipasarkan sampai ke Jakarta termasuk ke Pasar Induk Kramatjati Jakarta (PIKJ), sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaku yang terlibat dalam rantai pasok bawang merah dari Kabupaten Nganjuk ke Jakarta dan mengidentifikasi jenis risiko dalam rantai tersebut. Responden yang digunakan adalah pakar yang terdiri dari wakil pemerintah, wakil akademisi, dan praktisi yaitu pelaku rantai pasok itu sendiri. Model AHP (Analytical Hierarchy Process) digunakan untuk mengidentifikasi risiko rantai pasok bawang merah. Hasil penelitian menunjukkan terdapat tujuh pelaku yang terlibat dalam rantai pasok bawang merah dari Kabupaten Nganjuk ke Jakarta yaitu petani, penebas, pedagang pengumpul skala besar, bandar di PIKJ, centheng di PIKJ, pedagang pengecer, dan konsumen. Model AHP menunjukkan bahwa risiko pasar merupakan risiko yang paling utama dalam rantai pasok bawang merah dari Kabupaten Nganjuk ke Jakarta, kemudian diikuti risiko kemitraan dan informasi serta yang terakhir risiko harga. Kata kunci: Kata kunci: Kata kunci: Kata kunci: Kata kunci: bawang merah, model AHP, rantai pasok, risiko.
This research aims to analyze price behavior, market integration, and leading market of the shallot. This research used producers and consumers monthly price data during [2009][2010][2011][2012][2013]. Price behavior was analyzed by coefficient of variation. Shallot market integration was analyzed by Engle-Granger model of co-integration. Granger causality was used to analyzed the leading market. The result show that shallot price behavior at producer and consumer market in Nganjuk during 2009-2013 shows a simillar movement. Shallot price trend to be low occurs on January, June, July, October, and trend to be high on March, April, July. Shallot price fluctuation at producer market is higher than consumer market. When viewing each year high price fluctuation occur on August and October, while the low occur on May, June, and July. Producer and consumer market in Nganjuk already integrated or has a long run relationship, so without intervention of the goverment, market mechanism has been able to do a price adjustment if shallot price upheavals. Market leading of the shallot price in Nganjuk is consumer market. Keywords: Price behavior, market integration, Engle-Granger model, shallot. PENDAHULUANSayuran kaya akan vitamin A,B,C,D,E, dan K yang dapat membantu melindungi tubuh dari berbagai penyakit (Agusiobo, 1994). Bawang merah (Allium ascalonicum L) merupakan salah satu tanaman sayuran semusim yang memiliki umbi berlapis, akar serabut, dan daun berbentuk silinder berongga. Bawang merah juga memiliki banyak manfaat antara lain sebagai sumber karbohidrat, vitamin A, B, dan C (Anyanwu, 2003) dan dapat dikonsumsi dalam bentuk segar maupun umbi yang telah matang (Thompson and Kelly, 1987). Menurut Rahayu dan Berlian (1998), adanya kandungan minyak atsiri yang terdapat dalam bawang merah dapat menimbulkan aroma khas dan memberikan cita rasa yang gurih serta mengundang selera. Banyaknya kegunaan bawang merah dalam kehidupan manusia menyebabkan permintaan terhadap komoditas tersebut semakin bertambah sehingga pasarnya terbuka luas baik dalam negeri maupun ekspor (Nidausholeha, 2007).Manfaat utama dari bawang merah yang sesungguhnya sebagai penyediaan bahan makanan, terutama untuk penyedap rasa masakan yang dikonsumsi setiap hari. Jumlah konsumsi bawang merah tingkat rumah tangga sebenarnya tidak besar, namun secara keseluruhan cukup besar dibutuhkan masyarakat. Dengan demikian kurang tersedianya komoditas bawang merah serta fluktuasi harganya yang tajam dapat menimbulkan keresahan dalam masyarakat, sehingga menarik untuk dibahas. Pada saat harga bawang merah jatuh, dampak negatif akan dirasakan oleh petani
The purpose of this study was to calculate farming income of shallot and analyze the factors that influenced it. This study was conducted in Java precisely in Brebes, Nganjuk, and Cirebon Regency because these regions are the centre of shallot production in Indonesia. The respondents were 90 shallot farmers in three locations selected by simple random sampling. The data were one of the planting seasons of shallot in every location in 2014. Income from shallot farming can be calculated by income approach. UOP profit function was used to analyze the factors influencing the income from shallot farming. The result of this study showed that the highest income from shallot farming was in Nganjuk, followed by Cirebon and Brebes. The price of seed influenced the income from shallot farming in Brebes and Cirebon. Labor cost and the price of insecticide influenced the income from shallot farming in Brebes and Nganjuk. The income from shallot farming in Cirebon was affected by the price of KCL fertilizer, NPK-Phonska fertilizer, and herbicide. The price of ZA fertilizer influenced the income from shallot farming in Brebes. The price of SP 36 fertilizer had an effect on the income from shallot farming in Nganjuk.
Manfaat utama dari bawang merah yang sebenarnya adalah sebagai bumbu penyedap rasamakanan. Sentra produksi bawang merah di Daerah Istimewa Yogyakarta berada di Kabupaten Bantultepatnya di Kecamatan Kretek. Petani yang tergabung dalam kelompok tani Ngudi Makmur diKecamatan Kretek melakukan proses sortasi untuk bawang merah yang sudah dipanen. Dalam prosessortasi bawang merah tersebut, menghasilkan limbah berupa kulit bawang merah yang selama inihanya dimanfaatkan sebagai pakan ternak atau dibuang begitu saja. Padahal kulit bawang merahtersebut masih mengandung zat gizi yang bermanfaat dan memiliki nilai ekonomi. Kondisi tersebutmenunjukkan masih minimnya pengetahuan petani tentang pengelolaan limbah kulit bawang merah.Berdasarkan analisis situasi tersebut, maka kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untukmeningkatkan pengetahuan dan ketrampilan masyarakat sasaran dalam memanfaatkan limbah kulitbawang merah menjadi pupuk kompos. Adapun metode pelaksanaannya meliputi koordinasi,penyuluhan tentang pemanfaatan limbah kulit bawang merah menjadi pupuk kompos, pelatihan dandemonstrasi tentang teknologi pembuatan pupuk kompos dengan fasilitasi mesin komposter sederhanayang mudah dikuasai dan dikembangkan baik skala rumah tangga maupun kecil di wilayah pedesaan.Masyarakat sasaran sangat antusias mengikuti beberapa tahap kegiatan tersebut. Melalui kegiatan inidiharapkan kesejahteraan masyarakat sasaran dapat meningkat.
Online food ordering applications have become widely used recently. Its popularity is getting higher, especially among Generation Z, which is known to be the most familiar generation with information technology applications. This study aims to examine the preferences of Generation Z consumers and the most considered factors in purchasing food product using Gofood and Grabfood online food ordering applications. An online survey of 100 generation Z respondents was carried out through the google form application. Descriptive analysis, T-test and one-way ANOVA were used to find out the most preferred online food ordering application and the most considered factors in purchasing food products using Gofood and Grabfood. The results showed that Gofood is the most preferred application by Generation Z. Furthermore, trust is the most considered factor in using Gofood application while practicality, promotion and trust are the major factors of Grabfood consumers preferences.
Pantai merupakan salah satu lokasi wisata yang diminati oleh masyarakat, termasuk Pantai Depok Bantul.Keberadaan Pantai Depok tidak bisa dilepaskan dari warung kuliner yang berada di sekitar pantai tersebut.Selama ini limbah sisa makanan dan tulang ikan dari warung kuliner Pantai Depok hanya dibuang begitusaja, sehingga menyebabkan masalah kebersihan lingkungan. Melalui kegiatan pengabdian masyarakatUniversitas Muhammadiyah Yogyakarta, warung kuliner di Pantai Depok yang tergabung dalam PaguyubanMina Bahari 45 telah berhasil mengolah limbahnya menjadi pupuk organik baik padat maupun cair dengannama MB-45 Depok. Permasalahan yang muncul berikutnya adalah terkait pemasaran pupuk organik MB-45 Depok. Alternatif solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut berupa penyuluhan dan FGD tentangteknik pengemasan dan pemasaran pupuk organik dengan narasumber dari PT Indmira Yogyakarta yangsudah lama berkecimpung di bidang pupuk organik. Mitra juga difasilitasi timbangan, alat kemasan berupaplastik berlabel ukuran 5 kg untuk pupuk padat dan botol plastik berlabel ukuran 600 ml untuk pupuk cair.Label tersebut berisi informasi tentang nama produsen, manfaat, cara pemakaian, kandungan unsur hara, danberat bersih. Demonstrasi dan praktik juga dilakukan untuk menambah pemahaman mitra terkaitpengemasan pupuk organik baik padat maupun cair. Selain itu juga dilakukan kegiatan monitoring danevaluasi. Mitra terlihat sangat antusias mengikuti serangkaian kegiatan yang berkaitan dengan pengemasandan pemasaran pupuk organik hasil produksinya tersebut.
Bawang merah merupakan salah satu jenis tanaman hortikultura yang banyak dibudidayakan oleh masyarakat di Kecamatan Kretek Bantul. Salah satunya adalah petani bawang merah yang tergabung dalam Asosiasi KWT Multisarikismo sebagai mitra dalam kegiatan ini. Permasalahan yang dihadapi KWT tersebut adalah terbatasnya pengetahuan mitra tentang efek penggunaan pestisida dan pupuk kimia dibandingkan pupuk organik. Selain itu pandemi Covid-19 membuat distribusi pupuk sampai ke petani terganggu. Alternatif solusinya adalah penyuluhan dan FGD tentang efek penggunaan pupuk dan pestisida kimia dibandingkan pupuk organik, serta sosialisasi pupuk organik MB-45 Depok. Solusi lainnya demonstrasi aplikasi pupuk organik MB-45 Depok melalui demplot. Metode pelaksanaan kegiatan adalah (1) penyuluhan dan FGD; (2) demonstrasi aplikasi pupuk organik MB-45 Depok melalui demplot pada lahan 200 m2 dengan perlakuan pupuk organik padat dan cair merek MB-45 Depok sertas kontrol; dan (3) monitoring dan evaluasi. Mitra sangat antusias mengikuti kegiatan penyuluhan dan FGD dan demplot aplikasi pupuk organik MB-45 Depok pada tanaman bawang merah. Hasil demplot menunjukkan demplot dengan perlakuan pupuk organik MB-45 Depok bentuk padat menghasilkan rendemen lebih tinggi daripada pupuk organik cair. Perlakuan dengan pupuk organik padat menghasilkan rendemen 84 persen, sedangkan perlakuan pupuk organik cair 76 persen. Adapun kontrolnya menghasilkan rendemen 64%. Mitra sangat bangga dengan hasil tersebut.
This study aims to describe the relationship structure of the red chili supply chain from Kulonprogo to Jakarta and analyze the supply chain management of red chili based on the Food Supply Chain Network (FSCN). A sampling of red chili farmers was carried out in stages, obtaining 80 people. Meanwhile, the sampling of chain actors after farmers used the snowball sampling technique, resulting in 68 people. The supply chain relationship structure of red chili was analyzed descriptively, whereas supply chain management of red chili was analyzed using an FSCN approach. The results revealed that the red chili supply chain structure was formed by three chains consisting of eight actors. All chain actors entered into an unwritten agreement, except for actors in the auction markets. The transaction system employed the scale and payment methods with a delay system. In addition, government support was only provided in the upstream sub-system. Supply chain collaboration that occurred was the mutual openness and reciprocal relationship. The majority of chain actors had utilized communication media of mobile phones, although few of them made transactions by coming directly to the purchase location. The material communicated was related to price, quality, quantity, and time of payment.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.