Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) in Central Java Province is in the second position after East Java-based on mortality rates and Temanggung District is one of the areas in Central Java, which is in high endemic status. The level of dependence of DHF in an area can be influenced by DHF in other adjacent areas. The spread of this disease through mosquito bites from one place to another depends on the presence of the cases and the vector of Aedes sp. This study aimed to identify factors related to the clustering pattern of DHF cases in Temanggung, Central Java. This study used a cross-sectional design and was carried out in the Kandangan Health Center Work Area, Temanggung District. The sample of this study was the houses of all DHF cases in 2020 as many as 60 houses with the research variables: the existence of Aedes sp., vector breeding sites, population density, and time of occurrence. This study uses clustering analysis in the form of the Average Nearest Neighbor (ANN) test with =0.05. The results showed that the factors related to the case-grouping pattern in the Kandangan Health Center Work Area were the presence of Aedes sp., vector breeding sites, high population density, and peak dengue cases that occurred in January and February. The results of this study can be used to determine priority areas in controlling dengue cases in an area.
Pelaksanaan kesehatan dan keselamatan kerja pada sektor formal telah terlaksana dengan baik dan dikelola secara profesional oleh pemilik usaha serta mendapat monitoring yang baik dari kementerian tenaga kerja RI. Pelaksanaan kesehatan dan keselamatan kerja pada tempat kerja sektor informaltergantung dari pemahaman dan kemauan untuk melindungi tenaga kerja, barang, alat serta hasil produksi yang dihasilkan.Keberadaan kader pos UKK dan pembimbing kesehatan kerja dapat menjadi fasilitator dalam pelaksanaan kesehatan kerja sektor informal, namun dalam kenyataannya program dari puskesmas baru sekedar membentuk pos UKK.Metode Peneltian deskriptif kualitatif. Lokasi penelitian di Dinas kesehatan Provinsi DIY, Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman dan Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Puskesmas di wilayah kerja dinas kesehatan kabupaten sleman dan kota Yogyakarta beserta kader Pos UKK di wilayah tersebut. Teknik sampling menggunakan purposive sampling. Jumlah sampel 6 responden. Analisis data kualitatif dilakukan penyusunan transkrip data hasil wawancara kemudian dilakukan reduksi data dengan menggabungkan data yang sama dari subyek-subyek yang berbeda, kemudian dilanjutkan dengan kesimpulan.Hasil peneltian diketahui bahwa kebijakan dari dinas kesehatan belum secara spesifik dikeluarkan, dinas kesehatanan sebatas meneruskan regulasi yang ada dari kementerian kesehatan RI dan melakukan sosialisasi maupun fasilitasi. Penganggaran dan kegiatan belum spesifik untuk target pekerjaan pada pos UKK namun pelaksanaan kesehatan kerja dijadikan satu pada kegiatan lain di masyarakat. Kesimpulannya dinas kesehatan belum memiliki kebijakan yang spesifik, tanaga fungsional pembimbing kesehatan kerja belum ada di Puskesmas dan program kerja belum berjalan dengan optimal.
Sub-district Cangkringan of Sleman District is an focus area of Plague surveillance at the slopes of Merapi Mountains. Eruption montains was interested alert of rats to insert surrounding villages mountain. Surveillance such as monitoring of rats population was doing for early warning Plague and other disease such as Leptospirosis disease. Sub-district Cangkringan consist of five villages, Wukirsari village is one of former focus. The purpose of study was to determine home environment conditions contributed to trap success. Study design was observational with cross sectional, size of sample as 66 samples (home). Data analyzed with univariat and bivariate. The number of rats caught in the village of Wukirsari are 36 rats with 27.7% trap success with type of rats by Rattus rattus diardi with number of “Xenopsylla cheopis” are 5. Index flea was calculated of 0.13. based on bivariat analysis just closed water channel variabel was significantly correlated with trap success.
Bencana meletusnya Gunung Merapi pada tahun 2010 menelan korban jiwa sebanyak 223 meninggal dunia.Kesiapsigaan sekolah sekolah menjadi strategi yang efektif dalam upaya mengenali tanda bencana sehingga dapat meminimalisasi korban.Tujuan penelitian untuk mengetahui kesiapsiagaan sekolah menghadapi bencana gunung meletus. Desain penelitian One group pretest posttest. Sampel berjumlah 41 responden dengan menggunakan teknik purposive samping. Analisis hasil penelitian menggunakan uji Wilcoxon. Hasil penelitian menunjukan sebelum intervensi 65,9% siap menghadapi bencana gunung meletus, setelah diberi intervensi 85.4% siap menghadapi bencana gunung meletus. Kesimpulan secara statistik ada peningkatan kesiapsiagaan menghadapi bencana gunung meletus terhadap kesiapsiagaan siswa SDN Umbulharjo 2 setelah diberi intervensi dengan P-value 0,000 < α (0,05).
Latar belakang: Pekerjaan sektor informal lebih banyak dibandingkan dengan jenis pekerjaan sektor formal, Pemerintah melalui kementerian kesehatan Republik Indonesia mengamanahkan untuk membentuk Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK) sebagai tempat untuk pelaksanaan kesehatan kerja bagi masyarakat yang pembinaannya dilakukan oleh Pusat Kesehatan masyarakat (Puskesmas), pelaksanaan kesehatan kerja oleh Pos UKK belum optimal dilaksanakan dan belum ada kegiatan rutin dan mandiri oleh Pos UKK. Tujuan: bagaimana kebutuhan pelaksanaan di Pos UKK. Metode: Desain penelitian kualitatif dengan tujuan menggali kebutuhan kegiatan Pos UKK yang dapat dilaksanakan oleh kader kesehatan. Sebanyak 7 orang informan yang terdiri dari Pembina Puskesmas, kader kesehatan, tokoh masyarakat dan anggota Pos UKK. Hasil: Penelitian menunjukan adanya dukungan dari pemerintah melalui adanya kebijakan pembentukan Pos UKK, pendampingan aktif dari Puskesmas. Dukungan dari tokoh masyarakat dengan adanya fasilitasi tempat balai padukuhan sebagai tempat kegiatan, peran kader kesehatan serta pemilik kerja, jam kerja masyarakat menyesuaikan waktu yang ada dimasyarakat, Kegiatan yang dilaksanakan sesuai petunjuk yang pernah diberikan oleh puskesmas, namun peran serta anggota jika tidak ada keluhan sakit tidak hadir dalam kegiatan di Pos UKK. Kesimpulan: Kebutuhan pelaksanaan di Pos UKK adalah kegiatan pemeriksaan kesehatan dan edukasi permasalahan risiko bahaya pekerjaan serta cara pencegahanya.Kata kunci : keselamatan kerja, sektor informal, Pos UKK
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.